SWARA – Pernahkah terpikirkan olehmu sebelumnya, bagaimana hidupmu di masa pensiun nanti? Sudahkah kamu mendapatkan gambaran kapan dan bagaimana kamu akan menyambut masa pensiun?
Memang sudah banyak pemberi jasa yang akan membantu dalam mempersiapkan masa pensiun, tetapi sebaiknya kamu nggak hanya mengandalkan pihak luar untuk urusan persiapan pensiun. Kamu juga perlu memersiapkan dengan matang masa pensiun nanti.
Berbicara soal pensiun, tentu perlu membahas tentang perkiraan dana pensiun yang kita butuhkan. Meski nggak bisa dipastikan 100 persen angka pastinya, tapi setidaknya kamu bisa menetapkan batas aman.
Ada banyak variabel yang bisa memengaruhi besar kecilnya dana yang kita butuhkan di masa pensiun mendatang, persentasenya sangat tergantung pada gaya hidup seperti apa yang kita inginkan. Sebagai gambaran sederhana, kamu bisa menetapkan persentase di rentang angka 80% sampai 125% dari gaji kamu saat ini. semakin mewah gaya hidup, semakin tinggi pula persentase yang perlu dipersiapkan.
Ingin dengan gaya hidup seperti apapun, satu hal yang pasti, semua orang setidaknya menginginkan masa pensiun yang sejahtera. Namun, permasalahannya adalah di saat seseorang memasuki usia pensiun, pengeluaran ketika pensiun tidak banyak berubah. Belum lagi jika di masa mendatang terjadi inflasi. Jangankan menjalani masa pensiun yang indah, membayangkan masa pensiun untuk sekadar sejahtera saja sepertinya sulit.
Bagi mereka yang mungkin bekerja di sektor formal mungkin akan lebih mudah mengira-ngira besaran tabungan pensiun setiap bulannya dan kapan waktu pensiun secara lebih pasti. Meski demikian, baik formal maupun informal sudah harus memiliki kesadaran akan persiapan dana pensiun.
Artikel terkait: Ciptakan keuangan stabil sebelum menyambut masa pensiun
- 9 Tips Jitu Ciptakan Keuangan Stabil Sebelum Usia 30
- Apakah Keuanganmu Tergolong Sehat? Cek 5 Hal Ini!
- Lakukan 8 Hal Ini untuk Mengatur Uang saat Usia 30-an
Persiapan Mandiri, Mari Berhitung
Untuk mendapatkan masa pensiun yang lebih aman, kita bisa memanfaatkan semua cara yang memungkinkan. Entah lewat tunjangan pensiun publik dari BPJS, tunjangan pensiun perusahaan, menyisihkan sebagian dari gaji, mengolah aset dan lain sebagainya.
Persiapan perlu dilakukan sedini mungkin dengan perhitungan yang seksama. Setiap tahun perlu dilakukan evaluasi dengan menggunakan instrumen yang tepat. Persiapan dengan melengkapi fasilitas tunjangan pensiun publik maupun dari perusahaan. Selain itu, akan lebih baik jika kamu juga melakukan persiapan dana pensiun secara mandiri. Malah, bisa jadi persiapan pensiun mandiri inilah yang kemudian akan memberikan kontribusi paling besar untuk mendapatkan masa pensiun nyaman.
Kamu bisa mulai dari sekarang, bahkan jika saat ini kamu baru di tahun pertama memasuki usia kerja. Semakin awal persiapan, semakin bagus. Misalnya saja, seorang first jobber berusia 25 tahun dengan gaji pertama sebesar Rp3 juta. Anggaplah dengan asumsi inflasi sebesar 5% per tahun, maka gaji sebesar Rp3 juta akan setara dengan Rp13 juta pada 30 tahun mendatang ketika dia pensiun, dengan asumsi nggak da kenaikan gaji.
Asumsi lainnya, pensiun di usia 55, asumsikan hidup masih akan berlanjut hingga usia 75. Artinya ada 20 tahun masa pensiun yang harus dibiayai. Pertanyaannya, berapa dana pensiun yang harus dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhannya?
Nggak usah muluk-muluk dengan gaya hidup mewah, ketika pensiun salah satu pengeluaran besar adalah pada kebutuhan kesehatan. Maklum, semakin tua akan semakin banyak penyakit yang mengintai, selain itu biaya kesehatan pun semakin besar.
Annggap saja dengan nilai inflasi sebesar 5% tadi, dengan tanpa peningkatan gaya hidup yang tidak terlalu signigfikan, kebutuhan akan tetap ada di kisaran Rp13 juta per bulan. Untuk mencukupi masa 20 tahun berarti kamu membutuhkan biaya sebesar Rp 3,1 miliar.
Dana sebesar itu, apakah mungkin didapatkan?
Kenapa nggak? Rp3,1 miliar bukan sesuatu yang muskil. Jika sekarang kamu berusia 25 tahun sementara usia pensiun kamu tetapkan di usia 55 berarti masih ada waktu 30 tahun untuk mencicilnya.
Asumsikan selama satu tahun sebesar 17,5% adalah imbal hasil yang kamu dapatkan, dengan demikian kamu hanya perlu mencicilnya  sebesar Rp250.000 setiap bulan selama 30 tahun. Sedang, Jika imbal hasil sebesar 10%, berarti setiap bulan kamu harus menyisihkan dana sebesar Rp1,3 juta selama 30 tahun.
Imbal hasil sebesar 10-15% bisa kamu dapatkan dengan memanfaatkan produk investasi seperti di pasar modal, reksa dana atau saham. Dua produk pasar modal tersebut memiliki volatilitas (kecenderungan nggak stabil) tinggi, tapi jika kamu menyimpannya dalam jangka panjang, opsi tersebut dapat menjanjikan hasil yang tinggi. Dana persiapan pensiun nggak akan terlalu menjanjikan jika hanya ditempatkan pada produk perbankan seperti tabungan yang imbal hasilnya kecil.
Artikel terkait: Tips investasi untuk menyambut pensiun
- 5 Alasan Ini Bikin Nggak Ragu untuk Investasi atau Reksadana
- 6 Jenis Investasi Dana Pensiun yang Cocok untuk Karyawan Pemula
- Waspada! Jangan Sampai Kamu Terjebak Investasi Bodong!
Nah, di atas adalah sedikit contoh menghitung bagaimana mempersiapkan dana untuk pensiun nanti. Jika kamu merencanakan berbeda, misal usia pensiun lebih dini atau, ingin gaya hidup yang berbeda, kamu hanya perlu merubah variabel angka saja menyesuaikan dengan rencanamu.
Yang pasti, ada dua hal penting yang bisa kamu gunakan untuk mempersiapkan dana jangka panjang ini. Pertama adalah asumsi imbal hasil, yang kedua adalah jangka waktu.
Semakin tinggi asumsi imbal hasil, semakin kecil dana yang perlu kamu sisihkan setiap bulannya. Begitu pula dengan jangka waktu. Semakin panjang jangka waktu yang tersisa, semakin tinggi pula asumsi imbal hasil yang kamu peroleh.
Kelas aset saham memang cenderung berfluktuasi tinggi jika dalam jangka pendek, tetapi jika disimpan dalam jangka panjang, imbal hasilnya lebih tinggi dibanding kelas aset lainnya.
Jika kamu masih ragu, untuk menghindari kerugian, sebagian uang yang sudah kamu kumpulkan bisa dipindahkan ke kelas aset yang memiliki volatilitas lebih rendah, seperti pasar uang atau pasar surat utang.