SWARA – Mangyongdae Prize International Marathon 2019 kembali digelar untuk memperingati hari kelahiran tokoh Kim Il Sung di Pyongyang, Korea Utara, Minggu (7/4/2019). Pada tahun ini, keikutsertaan para pelari asing kembali meningkat dibanding tahun sebelumnya.

 

Dilansir dari Kompas.id, di tahun 2019 ini, acara tersebut diikuti oleh 950 turis mancanegara, khususnya dari negara-negara barat yang ikut ambil bagian dalam kegiatan di tahun ini. Hal tersebut dirujuk dari data yang dirilis penyelenggara perjalanan Koryo Tours. Jumlah tersebut nyatanya meningkat hingga dua kali lipat dari acara serupa pada tahun lalu.

 

Acara lari maraton Pyongyang ini mulai diadakan sejak tahun 1981. Ajang lari maraton ini mengalami penurunan pada tahun 2018, karena terjadi ketegangan yang melanda Semenanjung Korea.

 

Sumber : www.sports247.my
Sumber : www.sports247.my

Ketegangan di Semenanjung Korea saat 2018

 

Pada tahun lalu, lomba ini bersamaan dengan momen ketika ketegangan meningkat saat Korea Utara menggelar serangkaian peluncuran rudal. Selain itu, pada tahun yang sama, Washington juga melarang warganya untuk mengunjungi Korea Utara setelah kematian Otto Warmbier.

 

Otto Warmbier adalah seorang mahasiswa Amerika Serikat yang dipenjara karena mencoba untuk mencuri poster propaganda. Kemudian, ia pun meninggal dalam keadaan koma secara misterius, beberapa hari setelah dirinya dinyatakan untuk bebas dari hukuman.

 

Artikel Terkait: Serba-serbi menarik tentang tetangga dari Korea Utara

  1. Suka Makanan Pedas? Cek, 5 Kuliner Pedas Khas Korea Selatan!
  2. Khawatir Industri KPop Semakin Tercoreng, Presiden Korea Selatan Langsung Turun Tangan
  3. Setelah Seungri, Kini Jung Joon Young yang Mundur dari Dunia Hiburan Korea Selatan

 

Puncak kalender pariwisata Korea Utara

 

Sumber : s.abcnews.com
Sumber : s.abcnews.com

Acara lari maraton Pyongyang ini merupakan puncak kalender pariwisata Korea Utara. Selain itu, tujuan utama dari acara ini adalah momen untuk menawarkan kesempatan merasakan sensasi berlari di area yang sangat dikontrol ketat oleh negaranya tersebut.

 

Selain itu, para pelari asing yang mengikuti ajang lari maraton tersebut juga dijanjikan untuk mengikuti sebuah tur. Agenda tersebut akan mengajak para pelari asing untuk mengunjungi monumen-monumen di Pyongyang, salah satunya adalah Museum Pembebasan Tanah Air, serta melihat kapal perang AS USS Pueblo yang ditawan dalam perang.

 

Nama-nama besar turut serta dalam acara ini

 

Bukan hanya pelari biasa, terdapat beberapa nama-nama besar yang mengikuti acara lari maraton tersebut. Nama-nama besar tersebut antara lain, Mirjam Jaeger (atlet ski gaya bebas dari Swiss) dan Aimee Fuller (snowboarder dari Inggris).

 

Dilansir dari Kumparan.com, yang dikutip dari Reuters, Fuller mengatakan bahwa dirinya menikmati sensasi berlari dari kota Pyongyang menuju daerah pedesaan di pinggiran ibu kota. Menurut pengamatannya, terdapat banyak rakyat Korea Utara yang berdiri dan menyemangati para pelari dari pinggir jalanan.

 

“Start-nya (di Stadion Kim Il-Sung) sangat padat, stadionnya sangat penuh,” kata Fuller kepada Reuters.

 

Selain itu, alasan dari beberapa pelari internasional yang mengikuti ajang ini adalah untuk dapat merasakan secara langsung tentang kehidupan di Korea Utara, dan mereka ingin membandingkan dengan apa yang mereka lihat di TV.

 

Artikel Terkait: Rasakan sensasi menarik di Korea Selatan

  1. 7 Rekomendasi Liburan Adventure Menegangkan di Seoul, Korea
  2. 8 Restoran Halal di Korea yang Bisa Kamu Kunjungi
  3. 10 Drama Korea Terbaru yang Wajib Ditonton, Seru dan Bikin Penasaran!

 

Awal mula digelarnya acara ini

 

Awal mula digelarnya acara lari maraton ini adalah saat Korea Utara membuka diri ke dunia luar, yaitu saat Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bertemu pertama kalinya dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

 

Walaupun pada pertemuan itu belum ada titik temu tentang denuklirisasi dan perdamaian Semenanjung Korea, namun pertemuan tersebut membuka jalan untuk terjadinya dialog lebih lanjut.


dhandyDhandy Dwi Yustica