SWARA – Bulan Ramadan selalu identik dengan semakin kencangnya laju inflasi. Menurut laporan Bank Indonesia (BI), inflasi indeks harga konsumen (IHK) hingga pekan ketiga Mei 2017 telah mencapai 0,37 persen.
Hal ini dipicu terutama karena inflasi pada harga pangan. Penyumbang terbesarnya adalah beras, daging-dagingan, dan aneka bumbu masak.
1. Beras
Beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia mulai mengalami kenaikan dalam beberapa hari ini. Di Pasar Anom Sumenep, Jawa Timur contohnya, harga beras jenis medium mengalami penaikan dari Rp 8.000/kg menjadi Rp 8.500 – Rp 9.500/kg. Hal yang sama juga terjadi di Purwakarta, justru harga beras kualitas jelek lah yang mengalami kenaikan.
2. Daging-dagingan
Permintaan pasar akan lauk pauk seperti daging dan telur selalu mengalami kenaikan di bulan Ramadhan. Harga daging sapi di Kuningan sudah naik jauh-jauh hari dari Rp120 ribu per kg menjadi Rp130 ribu dan daging ayam dari Rp30 ribu per kg menjadi Rp34 ribu. Telur dari harga Rp 33 ribu menjadi Rp 45 ribu.
3. Bumbu masak
Satu lagi bahan pangan yang tidak pernah absen mengalami kenaikan harga selama puasa adalah bumbu masakan. Bawang putih mengalami kenaikan harga sebesar Rp 15.000/kg. Sekarang bawang putih sudah mencapai Rp 80 ribu per kilogram. Harga cabai besar Rp 35 ribu, cabai keriting Rp 30 ribu per kilogram, dan cabai rawit Rp 50 ribu.
Artikel Terkait: Sehat Jasmani dan Finansial Selama Puasa
- Bebas Sakit Maag Saat Puasa? Lakukan 5 Tips Ampuh Ini Aja!
- Hindari Kebiasaan yang Bikin Boros Saat Bulan Puasa ini, Yuk!
- Ini 4 Resep Takjil Murah Meriah, Bikin Pasangan Makin Sayang
Penyebab inflasi
Lonjakan inflasi ini sebenarnya bukan semata-mata karena langkanya bahan pangan di pasaran. Di sisi permintaan, kebanyakan masyarakat akan menghabiskan sebagian besar pendapatannya di bulan suci Ramadan dan Lebaran. Sementara itu, di sisi penawaran, penjual akan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dengan memanfaatkan permintaan masyarakat yang tinggi.
Di sinilah penjual mulai memainkan harga pasar dengan  menimbun stok barang dan melepasnya perlahan-lahan. Tata niaga yang tidak sehat itu pula yang menyebabkan kenaikan harga pangan tidak dinikmati petani sebagai produsen.
Buruknya infrastruktur juga membuat saluran distribusi terganggu sehingga biaya produksi naik. Adanya inflasi tentu memberikan dampak buruk bagi perekonomian negara, diantaranya ketidakstabilan ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah sebenarnya telah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka inflasi. Infrastruktur mulai dikebut pembangunannya, operasi pasar murah di beberapa titik di seluruh Indonesia pun dikerahkan untuk memangkas rantai pasok.
Bank sentral juga sudah melakukan koordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terkait pengendalian pola belanja masyarakat di bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri. Kita sebagai konsumen harus ikut berperan serta dalam mengurangi inflasi.
Artikel Terkait: Persiapan Lebaran
- Manfaatkan Program Tunaiku Prioritas untuk Persiapan Lebaran
- 5 Tips Ampuh yang Bisa Mengatasi Kerepotan Keluarga Kantoran Saat Ditinggal Asisten Rumah Tangga (ART) Mudik Lebaran
- Bersiaplah, 5 Kota Ini Diprediksi Bakal Dibanjiri Pemudik Menjelang Lebaran!
Akibat belanja berlebihan
Pada bulan Ramadan ini seharusnya konsumsi masyarakat lebih sedikit, namun yang terjadi saat ini justru bertambah dan tidak terkontrol. Harga yang selalu naik di bulan Ramadan menunjukkan bahwa peningkatan permintaan bahan makanan dan minuman jauh lebih besar dari peningkatan pasokannya.
Hal ini mencerminkan jika nafsu mengkonsumsi bahan makanan dan minuman selama ramadhan justru lebih tinggi. Mulailah kendalikan hawa napsu dengan perbanyak beribadah. Jika ingin berbelanja, belanjalah sewajarnya, tidak perlu membeli terlalu banyak. Dengan begitu harga bisa stabil dan tidak dimanfaatkan oleh orang-orang untuk mencari keuntungan.
Mengurangi kebutuhan belanja mampu menekan gejolak harga pasar dan pada akhirnya menekan laju inflasi. Kita juga bisa memilih bahan makanan lain yang lebih murah, namun tetap bisa memenuhi kebutuhan gizi terutama energi yang dibutuhkan.
Butuh pinjaman tunai tanpa ribet? Ajukan pinjaman tunaimu di sini!