Masa remaja dianggap adalah masa pra-dewasa yang menyenangkan karena masih sedikit tanggung jawab yang diemban. Namun, banyak remaja juga merasakan stres karena perubahan situasi yang membutuhkan reaksinya dalam bertindak. Hal inilah yang perlu kamu perhatikan untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi stres pada remaja.
Dikutip dari laman resmi WHO, secara global, satu dari tujuh anak berusia 10-19 tahun mengalami gangguan mental. Terhitung 13 persen dari beban penyakit global berada pada pada kelompok usia ini.
Depresi, kecemasan dan gangguan perilaku adalah salah satu penyebab utama penyakit di kalangan remaja. Sementara itu, bunuh diri adalah penyebab kematian keempat di antara anak-anak berusia 15-19 tahun.
Konsekuensi dari kegagalan mengatasi kondisi kesehatan mental remaja meluas hingga dewasa. Hal ini menyebabkan kerusakan secara fisik dan mental dan membatasi kesempatan untuk menjalani kehidupan yang memuaskan sebagai orang dewasa.
Salah satu cara mengatasi stres pada remaja adalah dengan melakukan traveling. Yuk, hitung berapa budget traveling yang baik dengan Kalkulator Finansial dari Swara Tunaiku. Cek di sini.
Apa Itu Stres?
Sebenarnya apakah arti stres? Apakah semua orang pernah merasakan stres? Berdasarkan sumber Kemenkes, stres adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan untuk menyesuaikan diri.
Stres merupakan hal yang alami dialami oleh seorang manusia tanpa terkecuali. Namun, jika stres yang dialami terlalu berat dan berlangsung lama, maka hal ini dapat merusakan kesehatan fisik maupun mental.
Nah, masalahnya, remaja yang memasuki masa pra-dewasa bereaksi terhadap stres dengan cara yang berbeda karena minimnya pengalaman.
Analisis tahun 2019 oleh Jean Twenge, profesor psikologi di San Diego State University, menunjukkan bahwa antara 2005 dan 2017, remaja mengalami peningkatan signifikan dalam tekanan psikologis serius, depresi berat hingga percobaan bunuh diri.
Selain itu, survei American College Health Association tahun 2018 terhadap lebih dari 26.000 mahasiswa menemukan bahwa sekitar 40-60 persen diantaranya memiliki kecemasan atau depresi yang signifikan sepanjang tahun. Angka tersebut meningkat sekitar 10 persen dari survei yang sama yang dilakukan pada tahun 2013.
Dampak Stres pada Remaja
Setelah mengetahui penyebabnya, berikutnya adalah pembahasan tentang dampak stres pada remaja yang diuraikan sebagai berikut:Â
- Gangguan kecemasan (anxiety disorder)
Gangguan kecemasan (kepanikan atau kekhawatiran yang berlebihan) adalah dampak stres yang paling umum terjadi pada kelompok usia remaja.Â
Gangguan kecemasan dapat sangat mempengaruhi interaksi remaja di kehidupan sosialnya. Penarikan diri dari kelompok sosial dapat memperburuk situasi seperti menimbulkan kondisi isolasi dan kesepian yang menyebabkan bunuh diri.
- Gangguan perilaku
Gangguan perilaku seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) sering terjadi pada remaja dampak dari stres yang menghantuinya. Gangguan ini ditandai dengan kesulitan memperhatikan, aktivitas berlebihan dan bertindak tanpa memperhatikan konsekuensi.Â
Gangguan perilaku dapat mempengaruhi prestasi remaja dan gangguan perilaku dapat mengakibatkan perilaku kriminal di sekolah dan lingkungan sosial.Â
- Gangguan Makan
Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa, umumnya muncul pada masa remaja dan dewasa muda. Gangguan makan melibatkan perilaku makan yang abnormal, keasyikan dengan makanan disertai dengan kekhawatiran tentang berat badan dan bentuk tubuh.Â
Anoreksia nervosa dapat menyebabkan kematian dini karena berhubungan dengan komplikasi medis atau potensi bunuh diri.
- Psikosis
Kondisi yang termasuk gejala psikosis ditandai dengan kegiatan halusinasi atau delusi. Pengalaman ini dapat mengganggu kemampuan remaja untuk berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dan prestasinya di sekolah.
- Bunuh diri dan melukai diri sendiri
Bunuh diri adalah penyebab kematian keempat pada remaja. Faktor risiko bunuh diri beragam pada remaja termasuk penggunaan alkohol yang berbahaya, pelecehan anak, stigma terhadap emergency call, hambatan untuk mengakses perawatan dan akses ke sarana kesehatan mental.Â
Penyebab Stres pada Remaja
Pertanyaan berikutnya adalah kenapa angka stres pada remaja terus meningkat dari tahun ke tahun? Bukankah remaja tidak dibebani tanggung jawab yang besar seperti yang diemban oleh orang dewasa?Â
Banyak sumber mengemukakan bahwa masalah stres pada remaja umumnya disebabkan oleh media sosial. Salah satu cara remaja bersosialisasi adalah dengan menghabiskan waktu berjam-jam setiap harinya untuk menatap layar ponselnya.
Pada usia tersebut, remaja pada umumnya sangat sensitif terhadap perbandingan sosial yang dihasilkan dari melihat tubuh dan gaya hidup yang dikurasinya sendiri dengan cermat dan atau diidealkan secara daring.Â
Sebuah penelitian yang dilakukan di Berkeley, California, Amerika Serikat menemukan bahwa seorang remaja berusia delapan belas tahun mengatakan bahwa dia menyesal kehilangan begitu banyak waktu di masa kecilnya untuk berharap tubuhnya terlihat berbeda.Â
Ia menyampaikan kesimpulan bahwa Instagram dan media sosial lain seperti Snapchat mendorongnya untuk hidup berdasarkan penilaian orang lain. Data yang dihimpun dari sebuah penelitian psikologi juga menunjukkan bahwa kehamilan remaja, penggunaan narkoba dan kenakalan semuanya menurun secara signifikan dengan meningkatnya penggunaan smartphone dan media sosial.
Penggunaan media sosial sesungguhnya tidak menyebabkan depresi. Tetapi, stres pada remaja awal bisa jadi timbul karena penggunaan media sosial yang lebih besar dua tahun kemudian.Â
Dengan kata lain, penggunaan media sosial yang berlebihan mungkin merupakan tanda kekhawatiran, bukan karena awalnya menyebabkan stres, tetapi karena itu mungkin merupakan gejala yang menunjukkan adanya risiko penyakit.Â
Di sisi lain, beberapa remaja berada pada risiko yang lebih besar terhadap kondisi kesehatan mental karena kondisi kehidupan mereka, stigma, diskriminasi atau pengucilan atau kurangnya akses ke dukungan dan layanan yang berkualitas.
Remaja yang tinggal di lingkungan yang rapuh misalnya kemiskinan, gangguan spektrum autisme, cacat intelektual atau kondisi neurologis lainnya seperti pernikahan dini, orangtua yang menikah muda, anak yatim hingga remaja dari etnis minoritas atau latar belakang seksual atau kelompok terdiskriminasi lainnya bisa jadi menjadi penyebab stres pada remaja.Â
Baca juga:
7 Rekomendasi Buku Mental Health untuk Menjaga Kesehatan Mentalmu
Wajib Tahu! Ini Manfaat Asuransi dan Pilihan Terbaik Bagi Anak Muda
Pekerja Kantoran? Ini Tips dan 4 Pilihan Self Reward Agar Tabungan Tetap Aman
Indikator Stres yang Normal
Bagaimana mengukur tingkat stres remaja itu normal? Perlu diketahu bahwa stres adalah reaksi psikologis dan fisik yang normal bukan hanya untuk situasi negatif, tetapi juga situasi positif dalam hidup seperti misalnya masalah percintaan, nilai pelajaran yang jelek hingga hubungan dengan orangtua dan saudara dalam keluarga di kalangan remaja.Â
Ketika remaja sulit menyesuaikan diri terhadap hal yang tidak sesuai dengan ekspektasinya, hal ini membuatnya stres dan sulit untuk menjalani rutinitas harian. Sulit menyesuaikan diri ini adalah jenis penyakit mental yang mempengaruhi perasaan, pikiran dan perilaku.
Stres itu sendiri tidak buruk dan abnormal. Hanya saja, jika stres tersebut terlalu membebani pikiran dalam waktu yang lama maka hal tersebut bisa menyebabkan depresi dan penyakit mental yang lebih buruk lagi jika tidak diatasi. Pembahasan selanjutnya adalah cara menghadapi stres itu sendiri.Â
Cara Remaja Menghadapi StresÂ
Masa remaja adalah periode penting untuk mengembangkan kebiasaan sosial dan emosional yang penting untuk kesehatan mental di usia yang lebih matang nantinya. Hal ini termasuk kemampuan untuk menjaga pola tidur yang sehat, berolahraga secara teratur, berlatih untuk memecahkan masalah, mengelola emosi dan keterampilan interpersonal.Â
Lingkungan yang protektif dan mendukung dalam keluarga, di sekolah dan di masyarakat luas adalah penting. Semakin banyak faktor risiko yang terpapar pada remaja, semakin besar potensi dampak pada kesehatan mental.Â
Beberapa cara yang bisa membantu remaja untuk menghadapi stres diantaranya adalah:
-
Curhat kepada orang terdekat
Jika remaja menghadapi situasi stres dalam hidup, cobalah tindakan mandiri dengan meminta bantuan orang lain seperti keluarga atau teman yang peduli. Hal ini bisa sesimpel curhat dan menerima solusi yang diberikan oleh mereka.Â
Bagi orang dewasa yang menerima curahan hati dari seorang remaja, kamu pun perlu menempatkan posisi di antara mereka dan memvalidasi perasaan stres yang mereka alami dan bukan meremehkan beban yang sedang mereka pikul saat itu.Â
-
Tetap aktif melakukan aktivitas fisik
Sebagai tambahan, ajaklah remaja untuk mengurangi stresnya dengan berolahraga secara teratur sesuai dengan minatnya seperti berlari, bermain sepakbola, basket atau bulutangkis atau berlatih yoga dan meditasi.Â
-
Hindari obat-obatan atau mendapatkan bantuan profesional
Usahakan remaja untuk tidak mencari pelarian dengan obat-obatan sebagai efek penenang apalagi alkohol atau kegiatan candu lainnya.Â
Jika teknik ini tidak membantu remaja merasa lebih baik, maka orang dewasa bisa mengambil tindakan cepat dengan berdiskusi dengan psikolog untuk mendapatkan bantuan profesional.Â
Hubungan yang baik sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik. Apa pun penyebab stres remaja, sebagian besar hal tersebut adalah tanggung jawab orang tua, pendidik, dan mentor untuk membantu remaja untuk bisa mengatasinya.Â
Kebijaksanaan, kata cendekiawan, adalah kemampuan yang perlu dimiliki orang dewasa untuk mengurai apa yang benar dan apa yang tidak dilakukan olehnya dan memberitahukannya kepada orang lain.Â
Sifat bijak adalah salah satu kualitas intelektual yang paling penting. Kebijakan juga membutuhkan kemampuan untuk memilah apa yang penting dan tidak penting untuk bisa diserap dari dunia dan hal ini kebanyakan bisa didapatkan dari pengalaman hidup itu sendiri.
Cara mengatasi stres pada remaja sangat penting untuk diketahui dan diterapkan. Mengingat, dampak dari stres juga tak main-main bagi kesehatan.