SWARA – Bagi kamu penggemar makanan ringan, siap-siap untuk tidak bisa lagi mengonsumsi makanan ringan merek Lays, Cheetos, dan Doritos. Ketiga makanan ringan ini dikabarkan akan berhenti diproduksi per Agustus 2021.
Sebelumnya, Lays, Cheetos, dan Doritos merupakan makanan ringan yang diproduksi oleh PT Indofood Fritolay Makmur (IFL). Mulai dari tanggal 17 Februari sampai enam bulan ke depan, ketiga makanan ringan itu akan memasuki masa transisi untuk menyelesaikan transaksi dan produksi.Â
Alasan Dihentikannya Produksi Lays, Cheetos, dan Doritos
Makanan ringan Lays, Cheetos, dan Doritos memang bukan asli produksi lokal Indonesia. Ketiga produk itu merupakan produksi dari PepsiCo.Â
Dilansir dari Kontan, IFL akan mengakhiri perjanjian lisensi dengan PepsiCo, dengan masa transisi selama enam bulan. Hal inilah yang melatarbelakangi pemberhentian produksi ketiga makanan ringan yang cukup populer itu.Â
Pada awalnya, IFL memang dimiliki oleh Fritolay Netherland Holding B.V., yaitu sebuah perusahaan afiliasi dari PepsiCo. Selama 30 tahun, IFL sudah menjadi perusahaan patungan atau joint venture antara PepsiCo dengan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).Â
Akan tetapi, mulai dari tanggal 17 Februari kemarin, saham IFL telah dibeli seluruhnya oleh ICBP. Hal ini membuat IFL mengakhiri perjanjian dengan PepsiCo, salah satunya memberhentikan produksi makanan ringan yang menjadi kompetitor dari makanan ringan IFL.Â
Berdasarkan akhir dari perjanjian lisensi, Fritolay, PepsiCo, maupun pihak afiliasi lainnya tidak diperbolehkan untuk memproduksi, mengemas, menjual, memasarkan, atau mendistribusikan produk makanan ringan apapun di Indonesia, yang bersaing dengan produk IFL.Â
Larangan ini berlaku selama tiga tahun dari sejak berakhirnya masa transisi, yaitu mulai dari Agustus 2021 yang akan datang.Â
Awal Masuknya Lays, Cheetos, dan Doritos ke Indonesia
Kehadiran makanan ringan Lays, Cheetos, dan Doritos di Indonesia sebenarnya sudah berlangsung cukup lama. Di antara ketiga makanan ringan tersebut, Cheetos menjadi yang paling pertama masuk ke Indonesia.
Dikutip dari Kompas, Cheetos mulai diproduksi di Indonesia sejak tahun 1993. Makanan ringan itu sempat menjadi salah satu makanan ringan yang paling populer di kalangan generasi 90-an.Â
Setelah itu, Lays dan Doritos secara bergantian ikut masuk ke Indonesia dan mengikuti jejak popularitas Cheetos.Â
Di Indonesia sendiri, Lays, Cheetos, dan Doritos diproduksi hanya dalam beberapa varian rasa saja. Ada banyak varian rasa dari ketiga makanan ringan tersebut yang tidak bisa dibeli di Indonesia.Â
Meski begitu, ketiganya tetap cukup digemari dan tidak kalah populer dari makanan ringan produksi lokal lainnya.Â
Dampak Pecahnya Kerja Sama Indofood dengan PepsiCoÂ
Pecahnya kerja sama antara ICBP dengan PepsiCo memberikan pengaruh terhadap perubahan situasi pasar. Awalnya, kepemilikan ICBP terhadap IFL hanyalah 51 persen.Â
Kini, setelah membeli seluruh saham IFL, kepemilikan ICBP terhadap IFL menjadi 99,99 persen. Total saham yang dibeli mencapai Rp494 miliar.Â
Dilansir dari Kontan, per penutupan perdagangan pada Rabu, 17 Februari 2021, nilai saham ICBP sebesar Rp8.825. Dalam satu minggu terakhir, saham ICBP telah mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen.Â
Perjanjian lisensi dengan PepsiCo memang sudah berakhir, namun PepsiCo tetap mempertimbangkan Indonesia sebagai prospek industri makanan ringan yang baik.Â
Meskipun tidak bisa lagi menghadirkan produk makanan ringan, PepsiCo tetap akan menawarkan produk Quaker Oat di Indonesia.Â
Tidak diketahui apakah Lays, Cheetos, dan Doritos bisa kembali hadir di Indonesia setelah melewati masa tiga tahun dalam perjanjian. Akan tetapi, menurut Bisnis.com, PepsiCo tetap berharap bisa segera kembali dengan produk makanan ringan di Indonesia sesegera mungkin.