SWARA – Akhir-akhir ini, mulai diedarkannya vaksin Covid-19 ramai diperbincangkan oleh masyarakat. Beberapa negara dunia dengan kasus Covid-19 terparah sudah memiliki akses untuk mendapatkan vaksin tersebut.

 

Di Indonesia sendiri, pemberian vaksin mulai direncanakan untuk masyarakat dalam golongan prioritas, seperti tenaga medis, tokoh masyarakat, tenaga pendidik, dan lain sebagainya. Akan tetapi, pemberian vaksin itu kemungkinan besar baru akan mulai dilakukan pada Januari 2021 mendatang. 

 

Bagaimana Cara Kerja Vaksin Covid-19? 

 

Pemberian vaksin Covid-19 ditujukan agar tubuh memiliki kekebalan terhadap virus Covid-19. Setiap jenis vaksin bekerja dengan cara yang berbeda-beda. Akan tetapi, semua jenis vaksin memiliki tujuan akhir yang sama.

 

Vaksin akan memberikan perlindungan pada tubuh terhadap virus. Dari pemberian vaksin, tubuh akan memiliki persediaan memori atas T-lymphocytes dan B-lymphocytes. Hal ini membuat tubuh bisa mengingat bagaimana cara kerja untuk melawan virus itu.

 

Biasanya, dibutuhkan waktu beberapa minggu bagi tubuh untuk memproduksi T-lymphocytes dan B-lymphocytes setelah vaksinasi. Oleh karena itu, setelah mendapatkan vaksin, masih ada kemungkinan seseorang bisa jatuh sakit karena tertular virus.

 

Dalam beberapa kasus, setelah pemberian vaksin, pasien akan menderita gejala demam. Hal ini merupakan kondisi yang wajar sebagai efek dari proses pembentukan kekebalan di dalam tubuh.

 

Jenis Vaksin Covid-19 yang Sedang Dikembangkan 

 

Saat ini, ada beberapa jenis vaksin yang sedang dikembangkan untuk didistribusikan kepada masyarakat dunia. Dilansir dari Liputan 6, ada tiga vaksin utama yang telah dijadikan sebagai kandidat oleh Food and Drugs Administration (FDA) di Amerika Serikat (AS). Ketiga kandidat vaksin tersebut antara lain: 

 

  • Sinovac

 

Jenis vaksin yang satu ini dikembangkan oleh China Sinovac Biotech. Vaksin ini telah melewati uji klinis fase 3 di negara Brazil dan juga di Indonesia. Vaksin Sinovac bekerja dengan menggunakan bentuk virus hidup yang kemudian dilemahkan. Hal ini dilakukan guna merangsang tubuh dalam menghasilkan respon kekebalan terhadap virus tersebut. 

 

Salah satu keunggulan vaksin Sinovac adalah cara penyimpanannya yang bisa dilakukan di suhu lemari es pada umumnya, sekitar 2-8 derajat celcius. Hal ini akan memudahkan negara yang tidak memiliki cuaca dingin untuk tetap bisa menyimpannya dengan baik. 

 

  • Pfizer

 

Vaksin Pfizer merupakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi raksasa bernama Pfizer, bersama dengan BioNTech Jerman. Vaksin ini merupakan vaksin pertama yang mendapatkan persetujuan dari FDA untuk digunakan dalam keadaan darurat corona.

 

Berdasarkan uji klinis yang telah dilakukan di sejumlah negara, vaksin Pfizer dipercaya memiliki efektivitas dalam mengatasi virus corona sebesar 95 persen. Pengembangannya dilakukan dengan menggunakan teknologi messenger RNA (mRNA).

 

Vaksin mRNA bekerja dengan melatih sel-sel dalam tubuhmu untuk memproduksi protein khusus. Protein ini yang akan memicu respon sistem kekebalan tubuh terhadap virus dari dalam tubuh manusia. 

 

Sayangnya, vaksin jenis ini hanya bisa disimpan di tempat penyimpanan bersuhu minus 70 derajat celcius. Hal ini membuat negara-negara miskin kesulitan untuk menyediakan tempat penyimpanan, karena keterbatasan logistik. 

 

  • Moderna

 

Sama seperti vaksin Pfizer, vaksin Moderna juga dipercaya memiliki efektivitas mencapai 95 persen. Pengembangan vaksin ini pun juga memanfaatkan teknologi mRNA. 

 

Jadi, tidak seperti vaksin model tradisional, pengembangan vaksin tidak dilakukan dengan memasukkan virus yang dilemahkan ke dalam tubuh, melainkan dengan memicu produksi protein untuk melawan virus yang masuk.

 

Vaksin Moderna dapat disimpan di lemari es dengan suhu minus 20 derajat celcius. Selama penyimpanan, vaksin ini bisa bertahan selama 30 hari. 

 

Sebenarnya, dari ketiga vaksin di atas, belum ada vaksin yang benar-benar diperbolehkan oleh FDA untuk didistribusikan. Akan tetapi, ketiga kandidat ini dianggap cukup baik untuk digunakan dalam situasi mendesak atau darurat.  

 

Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Indonesia

 

Di Indonesia sendiri, pemilihan jenis vaksin untuk didistribusikan ke masyarakat didasarkan atas rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dikutip dari Tirto, pemerintah menetapkan 6 jenis vaksin untuk pelaksanaan vaksinasi berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) no. 9860 tahun 2020. 

 

Tiga vaksin yang sedang dalam pengembangan menurut FDA, yaitu vaksin Moderna, Pfizer, dan Sinovac masuk ke dalam jenis vaksin yang akan digunakan di Indonesia. Selain itu, ada juga vaksin dari PT Bio Farma (Persero), vaksin AstraZeneca, serta vaksin Sinopharm dari China. 

 

Meski telah ditetapkan sebagai vaksin yang akan digunakan di masyarakat Indonesia, keenam jenis vaksin ini tetap harus menyelesaikan uji klinis fase tiga. Tidak hanya itu, vaksin-vaksin ini juga baru boleh digunakan setelah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

 

Menurut CNBC Indonesia, presiden Joko Widodo akan menjadi penerima vaksin pertama setelah vaksin mendapatkan izin edar dari BPOM. Kemudian, ada beberapa kriteria penerima vaksin lainnya, dengan urutan prioritas sebagai berikut:

 

  • Tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, aparat hukum, dan petugas pelayanan publik lainnya

 

  • Tokoh masyarakat dan tokoh agama, perangkat daerah, perangkat desa, serta perangkat rukun tetangga/warga

 

  • Tenaga pendidik dari seluruh jenjang pendidikan, aparatur kementerian atau lembaga, aparatur organisasi Pemerintah Daerah, dan anggota legislatif

 

  • Masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi, serta masyarakat pelaku perekonomian lainnya

 

Efek Samping Penggunaan Vaksin Covid-19

 

Meskipun vaksinasi dijadikan harapan untuk memulihkan kondisi kesehatan masyarakat, pengadaan vaksin masih menuai kontroversi bagi sejumlah golongan. Salah satu penyebab kontroversi ini adalah adanya efek samping dari penggunaan vaksin Covid-19.

 

Walaupun, efek samping yang ditimbulkan sebenarnya cenderung ringan dan tidak berbahaya. Selain itu, setiap jenis vaksin, yang bukan merupakan vaksin Covid-19 sekalipun, pasti akan mendatangkan efek samping. 

 

Dilansir dari Kompas, berikut ini beberapa efek samping bagi penerima vaksinasi:

 

  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Demam ringan dan menggigil
  • Nyeri, kemerahan, dan bengkak di area suntikan
  • Nyeri otot dan persendian

 

Jika kamu melihat penerima vaksin yang merasakan efek samping, kamu tidak perlu khawatir. Karena, munculnya efek samping justru menandakan sedang bekerja untuk mengembangkan sistem kekebalan terhadap virus di tubuhmu. 

 

Karena vaksin Covid-19 sampai saat ini masih dalam proses pengembangan, ada kemungkinan efek samping yang telah disebutkan di atas bisa saja berubah. Kepastian mengenai efek samping dari vaksin ini baru bisa kamu dapatkan setelah vaksin selesai melalui tahap pengujian sampai selesai.