TUNAIKU.COM – Pernah nggak kamu merasa bahwa kamu lebih banyak ngemil dan makan berlebih saat sedang merasa emosi atau stres? Jika iya, mungkin kamu mengidap yang namanya emotional eating.  Dalam dunia psikologi, emotional eating adalah salah satu mekanisme defensif seseorang untuk menekan atau meringankan emosi negatif yang sedang mereka rasakan, seperti rasa sedih, takut, kebosanan, atau kesepian.
Jika hanya terjadi sesekali, atau jika kamu bisa mengontrolnya makan berlebih saat emosi mungkin nggak akan berbahaya. Tapi, kalau sudah terjadi terus menerus, akan mempengaruhi berat badan dan kesehatan, lho dan kemungkinan terburuk, mengarah ke eating disorder.  Ada banyak kasus obesitas yang terjadi karena makan berlebih gara-gara emosi.
Artikel terkait: Pola makan sehat
- 5 Inspirasi Menu Sarapan Sehat Tanpa Daging, Bikin Kenyang dan Siap Aktivitas Seharian
- 5 Manfaat Kurangi Asupan Gula untuk Kesehatan, Yuk Mulai Dicoba!
- Ini Jus Murah dan Sehat Cocok untuk Program Diet, Yuk Bikin Sendiri!
Lantas, bagaimana ya cara mengatasi kondisi ini? Dilansir dari verywellfit.com, berikut 6 tipsnya.
1. Identifikasi penyebabnya
Emotional eating terpicu saat kamu merasakan emosi negatif berlebihan. Mungkin, saat kamu baru saja dimarahi atas atau mengalami musibah. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kapan dan apa yang menjadi pemicu.
Caranya, cobalah untuk membuat food jurnal alias diari makan. Tuliskan apa yang kamu makan, kapan kamu makan dan kira-kira apa yang sedang kamu alami pada waktu itu. Â Lantas, dari situ kamu bisa mengetahui alasan kamu tetap makan di saat kamu nggak lapar.
2. Kenali gejala-gejala lapar
Ada perbedaan antara gejala lapar beneran dan lapar karena dipicu emosi. Jika kamu tahu perbedaannya, akan lebih mudah bagimu untuk memerintahkan otak untuk menghindari binge-eating.
3. Kurangi makanannya
Biasanya, apa yang sering kamu makan saat sedang terpicu? Martabak? Cokelat? Pizza? Nah, kalau begitu, kurang-kurangilah akses ke makanan ini atau menyimpan stoknya. Sebagai gantinya, stok cemilan sehat seperti buah-buahan kaya serat seperti plum dan almond.
4. Jangan kelewatan jam  makan
Melewatkan jam makan hampir selalu menyebabkan makan berlebihan. Cobalah untuk menetapkan jam makan sehat, dengan jeda 4 -5 Â jam supaya kamu nggak perlu merasakan gejala kelaparan asli juga.
5. Cari pengalihan
Sadari bahwa ada banyak jalan untuk melampiaskan emosi daripada harus makan. Saat sedang bersedih misalnya, alih-alih mulai buka aplikasi food delivery, lebih baik ambil sepatu olahraga dan mulai jogging atau olahraga ringan lainnya. Selain itu, olahraga teratur  juga ampuh lho mengurangi produksi hormon pemicu emotional eating, sekaligus menurunkan risiko depresi, insomnia, dan kecemasan.
6. Konsultasi dengan psikolog atau konselor
Jika kamu merasa sudah tidak bisa mengontrolnya, segera datangi psikolog atau konselor di bidang ini. Mendatangi profesional akan membantumu menemukan jawaban tepat sekaligus membuka beban emosional yang mungkin nggak bisa kamu ungkapkan ke orang biasa. Psikolog nggak hanya ada di klinik-klinik mahal kok, kamu bisa mendatangi psikolog puskesmas. Â
Kira-kira, bisakah kamu melakukan keenam tips di atas untuk menghentikan kebiasaan makan berlebih saat emosi? Di mana ada kemauan pasti ada jalan, kok. Sayangi tubuhmu ya!
Artikel terkait: kesehatan mental juga sama pentingnya dengan kesehatan fisik
- 10 Cara Menjaga Kesehatan Mental, Bantu Lawan Depresi dan Stres
- Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental di Lingkungan Kantor
- Agar Gangguan Mental Nggak Berdampak pada Kehidupanmu, Ini Cara Murah untuk Menanganinya!
Bagaimana dengan artikel yang kamu baca hari ini? Semoga bermanfaat untukmu, ya.
WINNY WITRA MAHARANI