SWARA – Di saat sedang kesusahan secara finansial dan belum pede untuk mengajukan pinjaman ke bank, pernahkah kamu kepikiran untuk meminjam ke orangtua?
Menurut saya, ini hal yang wajar, ya. Karena kalau dipikir-pikir ini adalah opsi yang aman. Nggak harus berurusan dengan bank dengan birokrasinya ribet dan bunganya yang lumayan.
Namun, meminjam uang kepada orangtua juga ada etika dan ‘risiko’nya. Namun, lebih kepada secara emosional. Makanya, kalau memang terpaksa banget harus pinjam uang dengan orangtua, baca dulu ulasan kali ini ya.
Artikel terkait: Membahagiakan orangtua
- Pasangan Masih Membiayai Orang Tua? Begini Cara Atur Keuangan Rumah Tanggamu!
- Wujudkan Mimpi Orang Tua Naik Haji dengan Membantu Kebutuhan Finansialnya
- Ini Enaknya Tinggal di Dekat Orang Tua Setelah Menikah
Pikirkan baik-baik alasanmu meminjam dan jangan minta mendadak
Ingin meminjam uang kepada siapapun, sebaiknya ya memang harus jujur mengemukakan alasannya. Apalagi kepada orangtua. Memang sih, mereka orangtuamu, tapi, sebagai individu tentunya mereka punya kebutuhan pribadi, kan? Oleh karena itu, jangan sampai kamu mendadak ‘menodong’ mereka.
Yang harus kamu lakukan adalah, memberikan ancang-ancang alias woro-woro terlebih dahulu. Misalnya, melalui telepon atau WA semacam ini: “Ibu, Ayah. Sepertinya saya butuh berbicara mengenai kondisi keuangan saya saat ini. Bisakah berbicara dengan Ibu, Ayah minggu depan?”
Berikan mereka waktu untuk berpikir dan mengira-ngira situasi keuangannya sebelum bisa memberikanmu jawaban. Kamu pun sebaiknya harus jujur dan jelas mengemukan alasanmu meminjam uang.
Rencanakan bagaimana dan kapan kamu akan membayarnya
Kendati mereka adalah orangtuamu, tapi jangan serta merta berasumsi bahwa uang yang diberikan itu cuma-cuma. Malu, ah. Kan sudah dewasa dan memiliki penghasilan?
So, saat sudah menerima uang tersebut, atau bahkan sebelum disetujui pinjamanmu, sebaiknya kamu bisa menjelaskan rencanamu mengenai kapan dan bagaimana kamu akan melunasinya.
Apakah akan dicicil setiap bulan dengan besaran tertentu? Apakah per enam bulan? Bagaimana cara membayarnya? Melalui transfer atau cash? Dari sini, orangtuamu pasti akan memberikan tanggapan mereka. Kira-kira mana yang dirasa lebih memudahkan keduanya.
Selain itu, akan lebih baik lagi kalau skema pembayaran ini dibuat secara tertulis ya. Dengan cek dan ada bukti transfernya. Ini krusial, lho. Karena untuk masalah sesensitif uang, tak peduli dengan siapa kamu meminjam, tetap harus ada hitam di atas putih.
Artikel terkait: Dewasa secara finansial
- 7 Kiat Bagi Calon Pengantin Merencanakan Keuangan Tanpa Membebani Orang Tua
- 6 Aturan yang Wajib Dipenuhi Jika Ingin Mengurangi Pengeluaran
- Pinjaman Dana Tunaiku Bisa Bantu Wujudkan Beragam Kebutuhan!
Siap-siap akan ada perasaan awkward
Untuk poin satu ini, sebenarnya akan tergantung dari seberapa dekat hubunganmu dengan orangtua. Kalau memang dekat, mungkin nggak akan begitu terasa. Namun, kalau nggak terlalu, mungkin selagi dalam masa pelunasan, akan ada rasa awkward. Sedikit banyak kamu akan merasa sedikit segan menunjukkan kalau kamu sedang liburan misalnya.
Soalnya kan, itu menunjukkan bahwa kamu ‘loh itu punya uang’. Yah, meskipun cicilan pelunasanmu tetap lancar seperti yang sudah kamu janjikan sih. Percaya deh, akan ada rasa segan atau nggak enak saat kamu ingin ‘bersenang-senang’.