SWARA – Di era digital seperti sekarang, kita memiliki kemudahan untuk mengakses banyak hal, termasuk layanan keuangan dan perbankan. Sayangnya, masih banyak orang yang belum berkesempatan mendapatkan akses layanan tersebut. Mereka umumnya berasal dari masyarakat akar rumput seperti penduduk daerah terpencil, penyandang disabilitas, buruh, dan masyarakat pinggiran.

 

Nah, inklusi keuangan adalah salah satu cara agar orang-orang tersebut bisa ikut menikmati layanan perbankan dan keuangan, sehingga jurang kemiskinan pun bisa dipersempit. Makanya, yuk kenalan dulu dengan program ini biar kita semua makin sejahtera!

 

Apa Itu Inklusi Keuangan?

Inklusi keuangan adalah keadaan di mana setiap penduduk usia produktif memiliki akses yang efektif terhadap kredit, tabungan, pembayaran, dan asuransi dari penyedia layanan formal. Akses efektif ini meliputi penyediaan layanan yang nyaman dan bertanggung jawab, terjangkau bagi konsumen dan berkelanjutan bagi si penyedia jasa.

 

Sederhananya, program inklusi keuangan ini berusaha mempermudah akses layanan keuangan terutama kepada masyarakat tingkat akar rumput yang umumnya terdiri dari golongan kurang mampu. Dengan adanya akses ini, diharapkan kesejahteraan mereka bisa ikut meningkat.

 

Apalagi, menurut penelitian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2013, tingkat inklusi keuangan baru mencapai 59.7%. Artinya, dari 100 orang Indonesia, masih ada 40 orang yang belum memiliki akses layanan keuangan.

 

Gimana cara inklusi keuangan diterapkan?

Di Indonesia, inklusi keuangan dilakukan secara terstruktur melalui sejumlah program dan kebijakan strategis yang dikeluarkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia. Lewat kebijakan-kebijakan ini, persyaratan yang ribet dalam mengakses layanan keuangan sebisa mungkin dikurangi.

 

Sebagai contoh, agar bisa menabung di bank, awalnya kita diharuskan menyetor sejumlah uang yang nominalnya mencapai ratusan ribu. Belum lagi potongan biaya administrasi setiap bulannya.

 

Hal ini membuat layanan tabungan menjadi susah diakses oleh masyarakat yang kurang mampu. Untuk itulah, pemerintah mengeluarkan program Tabunganku agar masyarakat miskin bisa ikut menikmati layanan tabungan di bank.

 

Selain mendorong orang untuk menabung lewat Tabunganku, inklusi keuangan juga dilakukan lewat sejumlah program lainnya, seperti kredit usaha rakyat, layanan keuangan digital, Financial Identity Number, serta remitansi. Sejumlah program ini diharapkan bisa membantu mempermudah akses masyarakat unbanked (yang belum mengenal layanan perbankan) ke kredit mikro dan transfer dana.

 

Lantas, apa sih manfaatnya buat kita semua?

Dengan adanya kemudahan akses tersebut, masyarakat yang mulanya unbanked jadi melek dengan layanan jasa keuangan dan memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

 

Misalnya, masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki akses ke layanan kredit, jadi bisa memperoleh kredit untuk merintis atau mengembangkan usaha kecilnya. Dengan begitu, tingkat kesejahteraan orang tersebut bakal terangkat, bank memperoleh keuntungan, dan pertumbuhan ekonomi pun meningkat.

 

Inklusi keuangan merupakan sebuah perubahan pola pikir. Daripada kita cuma memperkaya diri sendiri, mengapa kita nggak ikut menYejahterakan orang-orang di sekeliling kita? Kalau kesejahteraan meningkat, daya belinya juga ikut naik, maka masyarakat pun untung.

 

Yuk, kita dukung program inklusi keuangan ini! Ini bisa kita mulai dari hal kecil, misalnya mengedukasi orang-orang di sekitar kita tentang pentingnya menabung.