SWARA – Dewasa ini, kita dibanjiri gagasan bahwa mengejar passion adalah jaminan kesuksesan dan kebahagiaan. Gagasan itu ditampilkan melalui beragam medium, mulai dari seminar, media online, sampai iklan rokok di televisi. Bekerja sesuai passion seakan menjadi pilihan ideal, sementara pekerjaan tanpa passion itu dianggap butiran debu yang mudah hilang tersedot vacum cleaner.

 

Tapi, yakinkah kamu jika mengejar passion itu bikin orang bahagia? Kenyataannya ternyata nggak sesederhana itu, lho. Seringkali, berpikir realistis sebelum memutuskan resign dari kantor demi mengejar passion-mu itu perlu!

 

1. Tanpa passion, bukan berarti seseorang nggak mampu untuk sukses

Kalau kamu kebetulan sudah tahu apa passion-mu, selamat. Tapi, nggak semua orang memahami apa passion-nya. Meski mengetahui pun, ia belum tentu punya keleluasaan untuk bisa menekuninya seratus persen. Mereka mungkin cuma punya kesempatan untuk mengerjakan apa yang ada di depan mereka.

 

Meski tak menjalani passion-nya, bukan berarti mereka nggak bisa jadi sukses. Kalau mereka memang benar-benar menekuni pekerjaan mereka, apapun itu, peluang untuk sukses selalu ada. Bahkan, nggak jarang pekerjaan yang mereka tekuni bertahun-tahun akhirnya menjadi passion mereka.

 

2. Mengejar passion pun nggak boleh serampangan, kamu butuh strategi matang

Kalau kamu mendadak ingin resign dari kantor karena hendak mengejar passion yang masih kamu raba-raba keberadaannya, itu sama aja bunuh diri. Sebab, ada beragam kebutuhan yang perlu kita penuhi, terlebih bila kita harus hidup mandiri.

 

Sebagai orang dewasa, kita perlu berpikir realistis. Bisakah kamu memenuhi kebutuhan hidupmu tanpa uang? Apalagi, kebutuhan dan biaya hidup semakin tinggi setiap tahunnya. Menafkahi keluarga, mencicil KPR, dan membiayai pendidikan anak adalah beberapa dari banyak hal yang mesti kamu pertimbangkan.

 

Sebelum benar-benar bisa menjamin passion-mu bisa menghidupi dirimu, sebaiknya kamu nggak buru-buru keluar dari pekerjaan yang sekarang. Sebuah usaha butuh proses untuk berkembang dan mapan. Jadi, nggak ada salahnya kamu menekuni keduanya sekaligus, sembari berfokus untuk mengasah potensi dan skill yang sejalan dengan passion-mu.

 

3. Bekerja sesuai passion nggak menjamin kamu bebas dari rasa jenuh dan tekanan pekerjaan

Kita sering berpikir bahwa menjalani pekerjaan yang sesuai passion itu ibarat melakukan hobi yang menyenangkan sekaligus dapat bayaran. Padahal, apapun pekerjaanmu, rasa jenuh dan tekanan itu pasti ada. Kenapa? Karena saat bekerja kamu dituntut untuk profesional dan konsisten.

 

Selain itu, menjalani passion juga perlu totalitas. Beda dengan hobi yang bisa kamu nikmati sembari bermain-main. Jadi, kalau kamu memutuskan untuk bekerja demi passion-mu, lakukanlah dengan serius dan penuh tanggung jawab.

 

4. Passion nggak mesti tentang diri sendiri. Membahagiakan keluarga dan orang tua pun bisa jadi passion-mu

Ya, passion itu nggak melulu tentang mengejar kebahagiaan pribadi, lho. Nggak sedikit dari kita yang bercita-cita membahagiakan keluarga, orang tua, hingga orang-orang di sekitar kita. Ketika kebahagiaan orang lain menjadi kebahagiaan kita, kita pun bisa melakukan pekerjaan apapun secara ikhlas demi mereka.

 

Pekerjaan yang kita lakukan dengan pengabdian, bahagia dan ikhlas, adalah sejatinya panggilan hidup kita. Jadi, sesuai passion atau nggak, sudah selayaknya kita mensyukuri pekerjaan yang telah membantu kita memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarga. Setujukah kamu, Kawan Tunaiku? Yuk, tulis pendapatmu di kolom komentar.