SWARA – Bisa ngobrol santai sama orang tua, bercanda sama adik atau kakak, pasti jadi momen yang menyenangkan di rumah. Apalagi kalau bisa duduk bareng untuk makan malam, wah idaman banget deh situasi begini.

 

Kenyataannya nggak setiap hari semua bisa berjalan mulus kaya di negeri dongeng. Pasti ada saja gesekan yang timbul dan bikin cekcok antar orang rumah.

 

Saya sendiri sempat mengalami ‘krisis kedamaian’ tiap kali pulang ke rumah, waktu itu awal baru lulus kuliah. Selama hampir 4 tahun saya tinggal di kosan, karena kampus yang cukup jauh dari rumah. Rasanya tiap di rumah ada saja yang nggak pas di hati, sering banget selisih pendapat sama Mama dan adik.

 

Tenang, bukan saya atau kamu saja kok yang pernah ada di situasi yang bikin harus debat sama keluarga. New York Times bahkan pernah angkat isu domestik ini dalam salah satu artikelnya.

 

Apa saja sih yang bisa kamu lakukan untuk mencegah debat kusir di rumah dan kalaupun harus berargumen, nggak sampai bikin orangtua atau saudara sakit hati?

 

Yuk cari tahu cara berdebat dengan keluarga tanpa menyakiti pihak manapun.

 

1. Hargai perbedaan pendapat

Saudara kandung sekalipun pasti punya cara pikir, gaya berpakaian, pilihan jurusan kuliah, bahkan selera makanan yang belum tentu sama. Apalagi kalau kamu dan saudara beda sekolah, misalnya si kakak sekolah di swasta, sementara adiknya sekolah di negeri, pergaulan dan lingkungan teman juga beragam. Nantinya beda tempat kerja, pasti beda juga cara pandangnya.

 

Begitu juga dengan orang tua, beda generasi pasti pengaruhnya lain juga. Memang sih nggak semua pendapat atau wejangan orang tua benar, tapi kalau kamu kurang setuju jangan langsung dibantah ya. Cukup dengarkan saja, kalau memang bisa diaplikasikan ya bagus. Tapi kalau nggak juga jangan jadi marah-marah atau membentak.

 

Belajar hargai pendapat orang lain karena sedarah sekalipun, beda kepala beda isinya.

 

2. Jadi pendengar yang baik

Misalnya, adik kamu lagi senang sama salah satu cowok. Sebagai kakak tentu harus peduli dong sama adiknya. Tapi bukan berarti kamu malah jadi interogasi setiap saat, atau mengadu ke orang tua yang akhirnya malah bikin adik kamu marah dan merasa direcokin sama kakaknya.

 

Kalau ternyata kamu tahu dan kenal temennya adik, kamu bisa cari cara lain untuk tetap ‘mengawal’ adik. Jadilah pendengar yang baik, jangan langsung dihakimi dengan asumsi kamu sendiri atau memaksa supaya adik juga sependapat. Pas kamu mau kasih saran, adik juga akan lebih menghargai karena sudah merasakan perhatian yang kamu terapkan dengan tepat.

 

Berlaku juga kok ke orang tua, masalah finansial keluarga biasanya jadi isu yang nggak akan habis dibahas. Baik itu positif atau negatif, pasti ada saja bahasan soal keuangan sama orang tua. Kalau kamu mampu menjadi pendengar yang baik, niscaya solusi yang kamu kasih bisa lebih nyambung sama masalahnya. Respon kamu juga nggak akan mengarah ke ungkapan yang malah bikin orang tua makan hati pas dengar.

 

Artikel Terkait: Investasi Masa Depan, Perlu Nggak Sih?

  1. Investasi Rumah atau Apartemen, Mana yang Lebih Baik?
  2. Berinvestasi Properti di Kota Kecil? Hindari 5 Kesalahan Ini
  3. Jenis Investasi yang Cocok untuk Kamu Berdasarkan Zodiak

 

 

3. Gunakan bahasa yang sederhana dan sopan

Setelah jadi pendengar, perhatikan juga bahasa yang kamu pakai ya ketika kasih respon. Apalagi ke orang tua yang terkadang punya perasaan lebih sensitif, jangan sampai bahasa kamu malah menyinggung perasaan dan bikin masalah baru timbul. Kata peribahasa jaman dulu juga, “mulutmu harimaumu”, kan..

 

Penting juga untuk perhatikan nada biacaramu. Jangan menyamakan nada bicara pada saudara atau teman dengan nada bicara pada orang tuamu. Ingat, mereka orang tua yang tentu ingin dan wajib dihormati. Apalagi kalau mereka adalah generasi baby boomers yang memang masih sangat kaku untuk masalah seperti ini.

 

4. Selalu jalin komunikasi, jangan cuek bebek

Tanpa sadar, lama nggak mengikuti kegiatan di rumah waktu tinggal di kosan dulu bikin saya jadi cuek. Akhirnya nggak peka sama situasi dan kadang asal ceplos saja kalau sedang marah, yang ada adik saya jadi sakit hati dan bisa bertengkar.

 

Dari situ saya belajar dan akhirnya sadar kalau kepedulian penting banget untuk terus dipupuk di keluarga. Jadi tiap anggota tahu batas emosi untuk masing-masing orang.

 

Cara menyampaikan pendapat ke orang tua belum tentu diterima adik atau kakak, masing-masing kan punya rasa sensitif yang berbeda tingkatannya. Ibaratnya, harus tahu deh PDKTnya gimana jadi pas mau kasih saran atau argumen nggak malah memicu amarah satu sama lain.

 

Artikel Terkait: Belajar Atur Keuangan Rumah Tangga, Yuk!

  1. Zodiak Paling Jago Atur Keuangan Rumah Tangga, Kamu dan Pasangan Termasuk?
  2. Bagaimana Mengatur Pengeluaran Rumah Tangga untuk Suami Istri yang Bekerja?
  3. Hati-Hati, 3 Pengeluaran ini Bisa Bikin Rumah Tangga Ribut!

 

5. Sampaikan efek jangka panjang

Nah, ini poin penting yang perlu kamu sampaikan supaya anggota keluarga yang sedang kamu ajak berbicara bisa berpikir lebih jernih. Kasih gambaran soal dampak dari keputusan atau sikap yang dilakukan saat ini. Mungkin nggak bisa langsung diterima, tapi setidaknya bisa minimalisir praduga kalau omongan kamu hanya berniat menyakiti perasaan saja.

 

Singkatnya, kasih kritik membangun yang memang ada manfaatnya, bukan nyinyir belaka. Kalau perlu kasih contoh nyata yang pernah terjadi dari orang-orang sekitar kalian, agar omongan kamu nggak jadi argumen kosong.

 

Itu tadi tips yang bisa kamu praktikan di lingkungan keluarga demi situasi kondisi rumah yang nyaman dan tetap lancar juga komunikasinya. Semoga bermanfaat ya!

 

Nah, untuk kamu yang juga lagi mengalami masalah keuangan dan butuh pinjaman mendesak yang cepat dan tanpa agunan, coba saja ajukan ke Tunaiku.

 

Ajukan pinjaman uang tanpa agunan, tanpa kartu kredit hanya di Tunaiku sekarang juga!

Pinjaman dari 2-15 juta yang dapat diangsur mulai 6-15 bulan.

 


 

SHELY NAPITUPULU SHELY NAPITUPULU