SWARA – Setiap kali saya menonton film bertema keluarga, saya memerhatikan bahwa hubungan antara ayah dan anak itu penting banget untuk proses tumbuh kembang anak hingga dewasa. Sosok ayah yang baik seringkali diibaratkan bukan hanya sebagai pelindung atau pemberi nafkah bagi anak-anak maupun istri, akan tetapi juga sebagai sahabat yang senantiasa ada dan mendukung anak.
Sebaliknya, ada juga sosok ayah yang jarang berada di rumah atau menjaga jarak dengan anak-anaknya digambarkan. Walau nggak mengganggu proses tumbuh kembang anak, biasanya karakter dalam film atau novel yang saya baca bakal mengalami atau menyadari satu kekosongan dalam hidupnya ketika beranjak dewasa.
Nah, itu baru penggambaran dalam film atau novel. Lalu bagaimana dengan dunia nyata? Buat orangtua atau calon orangtua, terutama para ayah dan calon ayah, kamu nggak bisa menyangkal kalau anak dan calon anak kamu nantinya bakal bergabung dengan saudara-saudara mereka yang lebih dulu lahir sebagai Generasi Z.
Berbeda dengan generasi sebelumnya, Generasi Z sangatlah unik. Soalnya mereka lahir di dunia yang penuh dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan yang cepat serta akses internet yang luar biasa. Belum lagi dengan globalisasi yang semakin cair yang menyebabkan kelompok diaspora muda berada di mana-mana. Sebuah kelompok usia yang sangat dekat dengan gadget sejak masih dalam kandungan.
Lalu, sebagai ayah atau calon ayah Generasi Z, apa saja yang harus kamu lakukan agar hubungan ayah dan anak remaja kamu nggak renggang? Ya, menurut saya sih, untuk dekat dengan seseorang (teman atau pacar atau bahkan orangtua), langkah awalnya adalah dengan memahami perilaku atau sifat mereka.
Karena itu, buat para ayah dan calon ayah, begini kiat memahami perilaku generasi Z agar hubungan kamu dan anak remajamu nanti tetap akrab.
Artikel Terkait: Tips bagi kamu para orang tua
- Mendampingi Generasi Z yang Haus Eksistensi di Dunia Maya
- Cara Berdebat dengan Keluarga Tanpa Menyakiti Pihak Manapun
- 5 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Memutuskan untuk Mengadopsi Anak
1. Generation Z sangat gadget-savvy
Kalau kamu melihat anak remaja kamu sedang menggunakan smartphone dan nggak terlibat dengan anggota keluarga lainnya, jangan buru-buru memarahi dia dan menuduhnya anti-sosial.
Bisa jadi dia sedang mempelajari sesuatu di smartphone atau tablet-nya. Studi mengatakan, rata-rata Generasi Z belajar hal baru dari YouTube, dan mereka juga cenderung mencari referensi literatur dari internet untuk tugas sekolah.
2. Jangan memisahkan mereka dari gadget
Sebuah studi dari University of Maryland mengatakan 79% generasi Z mengalami gejala emotional distress saat dipisahkan dari gadget pribadi mereka. Karena itu buat para ayah, jangan serta merta memisahkan anak dari gadget, ya.
Kalau kamu melihat terlalu banyak menggunakan alat elektronik ataupun larut dalam dunia internet, kamu bisa mengawasi mereka di saat-saat tertentu. Kamu juga bisa menasihati mereka ataupun mengajak mereka keluar untuk menghirup udara segar. Jogging, bersepada santai atau piknik mungkin?
3. Jadi teman diskusi
Di era banjir informasi ini, sangat wajar bila kemudian Generasi Z memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengakses informasi. Nah, sebagai seorang ayah, kamu bisa menjadi teman diskusi buat mereka tentang banyak hal.
Terutama, terkait isu-isu yang lagi berkembang di sekitar seperti isu LGBTQ, isu gender atau pun isu kemanusiaan dan politik yang sangat simpang siur. Jangan sampai anakmu termakan informasi hoax yang dengan mudahnya menyebar di internet.
Artikel Terkait: Seluk beluk dunia anak yang perlu kamu ketahui
- Kenapa Ya Generasi Z Cenderung Menjadi Generasi yang Konsumtif?
- 5 Ide Liburan Anak Hemat di Akhir Pekan, Kamu Pilih yang Mana?
- Kesejahteraan Anak di Indonesia Masih Mengkhawatirkan
4. Ikut melek teknologi
Karena Generasi Z sangat melek teknologi, beri mereka ruang dan fasilitas untuk menguasai bidang tersebut. Selain itu, sebagai ayah kamu juga wajib untuk mengenali teknologi terbaru yang sedang digandrungi anak remaja kamu.
Hal ini dapat mempererat hubungan. Kamu juga memiliki topik yang bisa dikomunikasikan dengan anak remaja kamu.
5. Generation Z cenderung mencari pengalaman kerja
Sebuah studi mengatakan kalau Generasi Z itu sangat suka dengan kegiatan sukarelawan dan magang untuk mendukung pencarian kerja mereka nanti.
Sebagai seorang ayah, mungkin kamu bisa berpartisipasi dalam memberi saran tentang bidang yang dapat mereka geluti. Atau barangkali kamu juga memiliki network yang bisa bermanfaat untuk mempermulus karier anak remaja kamu di masa depan.
Buat para ayah dan calon ayah, itulah beberapa hal yang harus kamu pahami serta kiat untuk menghadapi anak kamu si Generasi Z. Walau nggak punya anak, saya bisa bilang menjadi teman anak itu bukan sesuatu yang nggak mungkin kok!
Saya sendiri memiliki keponakan dan saya berusaha dari waktu ke waktu menjadi teman mereka. Mungkin, pengalaman dengan anak sendiri berbeda sih. Tetapi anak-anak dan remaja juga manusia, jadi perlakukan mereka sebagai manusia dan teman. Semoga membantu ya!
Oh ya, untuk kamu para orang tua atau calon orang tua yang sedang butuh suntikan dana untuk keperluan keluargamu, nggak ada salahnya kamu coba cari solusi dengan mengajukan pinjaman online di Tunaiku, lho.