Semua orang tua pastinya ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya, terutama di bidang pendidikan. Sehingga, tak jarang orang tua menggunakan dana yang berasal dari utang demi membiayai sekolah anak. Tapi, jika tidak dikelola dengan bijak, akan sulit untuk bisa lunas pinjaman pendidikan anak.

 

Utang untuk membiayai sekolah anak sebenarnya bukan masalah baru yang terjadi di Indonesia. Sebagian besar orang melakukannya dengan menerima pinjaman dari orang terdekat.

 

Namun, tak jarang juga yang menggunakan fasilitas utang dari institusi perbankan. 

 

Berdasarkan pemberitaan Kontan, berbagai institusi perbankan pun mulai agresif menggarap kebutuhan masyarakat di bidang pendidikan dengan menawarkan produk Kredit Tanpa Agunan (KTA).

 

Nominal pinjaman yang diberikan juga bisa mencapai angka ratusan juta untuk kebutuhan pendidikan di dalam dan luar negeri. Jangka waktu pinjaman yang diberikan bank pun cukup beragam, umumnya berkisar 5 tahun dengan suku bunga yang cukup kompetitif mulai dari 1 persen per bulannya.

 

Meski begitu, masih banyak orang tua yang kewalahan berusaha untuk melunasi pinjaman untuk kebutuhan anak. Hal ini umumnya disebabkan oleh penghasilan yang belum bisa menutup kebutuhan rumah tangga dan pinjaman sekaligus. 

 

Beban tersebut semakin berat apabila anak juga tidak lantas mendapat pekerjaan setelah lulus. Dilema ini yang akhirnya membuat anak merasa tertekan dan perlahan mengubahnya menjadi sandwich generation.

 

Tugas Sandwich Generation untuk Lunas Pinjaman dari Orang Tua

 

Realita menunjukkan bahwa minimnya perencanaan keuangan oleh orang tua menyebabkan anak harus terhimpit dalam kondisi yang serba salah. Di satu sisi, anak tidak bisa berhenti sekolah hanya untuk bekerja mengingat kebutuhan sumber daya manusia berkualitas terus meningkat. 

 

Sementara itu, orang tua juga tidak memiliki persiapan finansial tertentu untuk mendukung anak bisa mengakses pendidikan tinggi.

 

Pada akhirnya, fenomena ini akan melahirkan sandwich generation, yakni anak merasa bertanggung jawab atas kebutuhan dirinya sendiri dan orang tuanya. Ini juga termasuk beban utang yang dimiliki oleh para orang tua untuk pendidikan para anak.

 

Mengutip dari data Badan Pusat Statistik tahun 2017, persentase penduduk lansia dengan status tinggal bersama tiga generasi mencapai 35 persen yang tersebar di kota maupun desa.

 

Hal ini menunjukkan kecenderungan anak di Indonesia untuk berbakti kepada orang tua atau bahkan kakek dan neneknya dengan cara menanggung beban hidup mereka masih tetap tinggi. 

 

Inilah yang membuat anak merasa bertanggung jawab untuk bisa membantu orang tua lunas pinjaman pendidikan anak. Pada akhirnya, fenomena ini yang membuat tekanan finansial dan emosional terhadap dirinya sendiri.

 

Artikel Terkait: Cerdas Finansial untuk Single Parent

  1. 4 Tips Mengelola Keuangan untuk Single Parent di Zaman Now
  2. Ide Bisnis yang Bisa Dicoba oleh Ibu Tunggal
  3. Single Mom, Ini Kiat Jitu Mengatasi Masalah Finansialmu!

 

Nah, salah satu cara untuk memutus rantai generasi ini adalah dengan menuntaskan beban utang yang dimiliki generasi yang lebih tua. Tidak mewarisi beban utang untuk kebutuhan pendidikan anak termasuk upaya yang bisa dilakukan oleh orang tua agar anak bisa terbebas dari beban finansial di masa awal karirnya.

 

Lantas, apa yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk melunasi pinjaman dana pendidikan yang sudah terlanjur diambil?

 

Cara Orang Tua Lunas Pinjaman Pendidikan Anak

 

Di tengah kondisi yang serba sulit seperti ini, peluang untuk melunasi pinjaman dengan tepat waktu terkesan sulit untuk dilakukan. Namun, ada solusi lain yang bisa kamu pertimbangkan untuk bisa melunasi pinjaman.

 

1. Menekan Pengeluaran

 

Sebagai orangtua, berikanlah contoh praktik mengatur keuangan yang baik kepada anak dengan cara menetapkan skala prioritas dalam pengelolaan arus kas. Pastikan bahwa membayar lunas utang dan memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah prioritas saat ini.

 

Kesampingkanlah keinginan seperti liburan, renovasi rumah, atau membeli alat elektronik baru dalam beberapa waktu. Ini dilakukan agar tujuan lunas pinjaman pendidikan bisa segera terwujud.

 

Jika memiliki pinjaman selain dari utang pendidikan, orang tua bisa menerapkan dua strategi dalam usaha pelunasannya yakni membayar utang dengan nilai yang paling kecil atau pinjaman yang memiliki bunga paling besar terlebih dahulu.

 

2. Memperpanjang Tenor Pinjaman

 

Demi usaha melunasi pinjaman yang menumpuk dalam tempo yang singkat, cobalah untuk mengajukan perpanjangan tenor pinjaman. Beberapa bank menyediakan opsi bagi peminjam untuk mengajukan perpanjangan tenor pinjaman. 

 

Pinjaman Uang Online Aman Terdaftar di OJK

 

Untuk mendapatkan perpanjangan ini, kamu mungkin harus melengkapi lebih banyak formulir dan dokumen. Orang tua bisa memberikan opsi ini maksimal sebelum memasuki usia pensiun.

 

Dengan begitu, orang tua bisa pensiun di usia yang wajar, serta tidak mewarisi utang yang dimilikinya kepada anak. Ini akan mencegah anak menjadi sandwich generation yang stres karena sulit lunas pinjaman. 

 

3. Mencari pendapatan lain

 

Jika orang tua merasa pendapatannya saat ini terbatas, maka kamu bisa mencoba solusi lain dengan mencari pendapatan tambahan. Ini bisa dilakukan jika usaha yang kamu jalankan saat ini tidak mendatangkan keuntungan, atau gajimu tidak terlalu besar untuk bisa mencicil utang.

 

Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam usaha menambah penghasilan adalah membuat usaha sampingan. Usaha sampingan ini bisa dalam bentuk fisik maupun online. Bisa juga dengan mencoba mendapatkan pendapatan pasif dari investasi.

 

4. Mengkaji opsi penjualan aset

 

Opsi terakhir yang bisa dipertimbangkan adalah mengkaji opsi penjualan aset yang dimiliki. Hal ini bukan berarti orang tua harus menjual rumah untuk melunasi pinjaman pendidikan, ya.

 

Sortir beberapa alat transportasi pribadi atau barang-barang yang jarang dipakai untuk bisa menghasilkan uang,. Misalnya seperti motor, sepeda, piano hingga barang elektronik seperti laptop, TV, dan kulkas bekas.

 

Pertimbangkan untuk menjual beberapa aset tersebut kepada orang terdekat. Jika tidak ada yang mau membeli, maka kamu bisa mencoba menjualnya di berbagai platform online. Nantinya, hasil dari penjualan bisa dipakai untuk segera lunas pinjaman dana pendidikan untuk anak. 

 

Dengan niat dan sikap disiplin membayar utang, mudah-mudahan upaya untuk bisa lunas pinjaman pendidikan bisa berjalan lancar, dan anak bisa bebas dari warisan utang yang menghantuinya.