SWARA – Kawan Tunaiku, tahu nggak kalau Otoritas Jasa Keuangan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, lagi gencar mempromosikan gerakan “Inklusi Keuangan untuk Kita Semua”? Hm, kok istilahnya berat ya? Apa sih inklusi keuangan itu?

 

Bahasa gampangnya, inklusi keuangan adalah tahapan di mana seluruh masyarakat bisa mengakses berbagai layanan keuangan secara mudah, aman, dan nyaman di lembaga keuangan formal. Termasuk masyarakat berpenghasilan rendah, hingga yang tinggal di pedesaan.

 

Coba bayangkan kalau program ini sukses, para petani di desa bisa mengajukan pinjaman buat beli pupuk cuma lewat smartphone! Mereka nggak perlu repot datang jauh-jauh ke bank yang letaknya sekian kilometer dari desanya. Melalui Peraturan Presiden RI (Perpes) No. 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusi, peningkatan akses masyarakat ke sektor keuangan ini ditargetkan sebesar 75% pada akhir 2019.

 

Nah, kesuksesan program inklusi keuangan ini nggak akan maksimal kalau kita sebagai masyarakat ogah membuka diri. Supaya akses keuangan bisa dijangkau semua kalangan, kita bisa mulai dengan belajar ‘melek’ teknologi dan mengenali dasar keuangan sehari-hari. Sttt jangan salah! Bukan cuma orang berpendidikan tinggi dan kaya aja yang paham dua hal tersebut. Meski cuma lulusan sekolah menengah berpenghasilan pas-pasan, kamu juga bisa, kok!

 

Belajar mengakses teknologi, seperti smartphone atau komputer yang tersambung dengan internet

 

Di zaman sekarang, internet memang sukses menghubungkan banyak pihak tanpa kendala jarak dan waktu. Karenanya, para lembaga jasa keuangan seperti bank, mulai menggunakan teknologi ini untuk memudahkanmu mengakses jasa mereka.

 

Supaya niat baik tersebut bisa termanfaatkan, kamu harus belajar menggunakan teknologi dan internet. Kalau penghasilanmu belum cukup untuk membeli smartphone atau komputer dan memasang koneksi internet, kamu bisa datang ke warung internet (warnet) terdekat dan minta diajari dasar-dasar mengakses internet ke operator. Kalau ternyata kamu sudah punya gadget dan tahu cara menggunakan internet, ada baiknya kamu menyebarkan ilmumu ke orang-orang di sekitar yang belum paham.

 

Ngerti soal dasar keuangan sehari-hari dan ‘kenalan’ dengan lembaga keuangan formal

 

Masih ada anggapan kalau topik keuangan itu cuma dimengerti oleh masyarakat kelas menengah-atas dengan latar belakang pendidikan tinggi. Padahal, siapa aja bisa belajar tentang itu, kok. Caranya gampang. Mulailah dari belajar membagi penghasilanmu ke pos-pos dasar seperti kebutuhan dan simpanan.

 

Jika ingin menabung, kamu bisa membuat akun di salah satu bank lalu menyetorkan uangmu lewat ATM terdekat. Kamu juga bisa mempelajari bagaimana menransfer uang di akun debitmu melalui ATM atau smartphone.

 

Kalau ingin melipatgandakan kekayaan, kamu bisa pilih jenis investasi yang terjangkau seperti deposito, tabungan emas, atau reksadana. Jangan malah datang ke dukun supaya uangmu bertambah secara instan.

 

Oiya, cari tahu juga kriteria lembaga jasa keuangan yang terpercaya itu seperti apa. Syarat utamanya, ia harus berada di bawah pengawasan OJK. Tanpa mengetahui tentang ini, bisa-bisa kamu terjebak melakukan transaksi pinjaman ke rentenir yang justru mencekik dompetmu! Atau, kamu terjerumus dengan iming-iming investasi bodong dari lembaga keuangan fiktif. Hiii, jangan sampai!

 

Kawan Tunaiku, memahami dua hal di atas akan membuka aksesmu terhadap layanan keuangan yang inklusif (cepat, mudah, dan aman). Menurut situs Bank Indonesia, keberhasilan program inklusi keuangan ini bisa mengurangi kesenjangan ekonomi bagi masyarakat kelas bawah, lho! Ujungnya, kesejahteraan masyarakat meningkat dan angka kemiskinan pun mengalami penurunan.

 

Kita sebagai masyarakat sebaiknya ikutan aktif meningkatkan pemahaman soal keuangan dan membaginya pada orang-orang di sekitar. Kalau semua pihak kompak, semua lapisan masyarakat di negeri ini bakal punya kehidupan keuangan yang sehat! Keren, ‘kan? Yuk, bantu wujudkan program ini!