SWARA – Momen ketika anak mulai masuk sekolah sering jadi momen penting bagi seorang ibu. Ada rasa kepuasan saat melihat anak berhasil melewati satu tahap perkembangan menuju tahapan selanjutnya. Sepertinya baru kemarin digendong dan diganti popoknya tiap malam, eh sekarang sudah mau masuk SMP. Cepat sekali waktu berlalu. Di sela kebahagiaan itu, terselip rasa khawatir tentang mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk memasukkan anak ke lingkungan pendidikan baru. Duh, butuh duit banyak tuh.
Pendidikan adalah ‘barang mahal’ di Indonesia. Meski harus mengorbankan anggaran lain, masa depan anak tetap nomor satu.
Sungguh menyenangkan mengantar-jemput anakmu tiap pagi, memberikan motivasi “selamat belajar” serta menunggunya pulang sekolah untuk sekadar mendengarkan cerita bersama teman-temannya. Tetapi, seringkali ibu-ibu melewatkan moment tersebut karena terlalu pusing memikirkan, “berapa uang yang harus saya siapkan untuk mencukupi semua ini?”
Wajar kalau pertanyaan itu menghantui pikiran, karena biaya pendidikan memang meroket dari tahun ke tahun. Bahkan di Indonesia, mengenyam bangku pendidikan adalah sebuah hal yang mahal, karena kenaikan biaya pendidikan bisa mencapai 15% hingga 20% per tahun. Alhasil, momen anak-anak masuk sekolah pun diwarnai dengan keluhan-keluhan dan raut wajah cemberut karena terpaksa memangkas kebutuhan-kebutuhan lain demi mencukupi budget sekolah untuk anak. Namun di atas segala keruwetan perkara biaya sekolah, naluri orang tua akan selalu menempatkan masa depan anak di atas segalanya.
Belum tuntas memikirkan si adik yang akan masuk SD, si kakak pun dalam waktu bersamaan juga akan masuk SMP.
Nah, momen seperti ini benar-benar bikin kita kalang kabut. Apalagi jika belum ada persiapan dana dari jauh hari. Karena dua-duanya sama pentingnya, kita tidak bisa menaruh prioritas pendidikan salah satu anak lebih tinggi dibanding dengan yang lain. Bukan berarti si kakak yang hendak masuk SMP akan lebih diprioritaskan dibandingkan si adik, karena level pendidikannya lebih tinggi. Nggah bisa seperti itu, dong. Dua-duanya sama-sama fase yang penting dalam jenjang pendidikan, sehingga porsi anggaran pun harus mendapatkan alokasi yang semestinya.
Tidak ada kunci lain selain mempersiapkan dana pendidikan sejak dini.
Sudah bisa dipastikan, orangtua akan panik kalau dana pendidikan anak tidak dipersiapkan sejak dini. Mempersiapkannya mulai dari sekarang adalah salah satu solusi yang paling efektif. Kok, bisa? Kamu bisa bayangkan, dengan kenaikan sebesar 15-20 persen per tahun, kira-kira berapa dana yang kamu butuhkan untuk biaya anakmu kuliah nanti? Jumlahnya akan jauh berkali-kali lipat lebih tinggi. Hiii…
Jadi, persiapkan dana pendidikan SMP si anak sejak dia masih SD. Persiapkan dana untuk jenjang SMA saat dia masih SMP, begitu seterusnya sampai kita menuntaskan kewajiban menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi. Tunaiku tidak menjamin keluhanmu tentang mahalnya biaya pendidikan akan hilang jika kamu tidak berniat mempersiapan dana pendidikan sejak dini. Itulah cara kita untuk berdamai dengan keadaan yang satu ini.
Bagaimana? Apakah kamu setuju dengan artikel ini atau kamu punya pendapat untuk dibagi? Yuk share di kolom komentar.