SWARA – Pernikahan memang memberikan warna baru bagi kehidupan seseorang. Salah satu aspek yang bakal terekspos, yakni finansial. Bagaimanapun, penting bagi keduanya untuk saling terbuka dengan situasi keuangan masing-masing. Ini mencakup besaran gaji, bonus, hingga THR.

 

Masalah muncul saat pendapatan istri lebih besar ketimbang suami. Meski di zaman sekarang perempuan bekerja adalah hal biasa, secara umum masyarakat masih menganggap peran utama suami sebagai pemberi nafkah. Ada baiknya, kamu kesampingkan dulu pendapat sosial perihal “kewajiban” tadi. Paling penting, jangan sampai hal ini menjadi potensi masalah bagi rumah tanggamu.

 

Nah, kamu bisa ikuti 7 tips berikut jika penghasilan istri lebih tinggi daripada suami.

 

Artikel Terkait: Tantangan Mengelola Keuangan Pasangan Muda

  1. Baru Saja Menikah? Terapkan 8 Cara Mengurus Keuangan Rumah Tangga ini!
  2. Zodiak Paling Jago Atur Keuangan Rumah Tangga, Kamu dan Pasangan Termasuk?
  3. Bagaimana Mengatur Pengeluaran Rumah Tangga untuk Suami Istri yang Bekerja?

 

1. Ambil waktu untuk bicara

Mendiamkan satu sama lain tentu bukanlah solusi untuk masalah apa pun. Kamu dan pasangan harus tetap terkoneksi dan berkomunikasi sewajarnya suami dan istri. Ambil waktu khusus dan bicaralah empat mata.

 

Diskusikan jika kamu dan pasangan bertukar posisi, lalu lihat reaksi masing-masing. Selama diskusi, tetaplah bersikap baik dan mengatur tensi supaya nggak terjadi keributan atau kekerasan. Tentu, jangan lupa menentukan solusi selanjutnya, ya.

 

2. Beritahu ekspektasi masing-masing

Jika kamu memang ingin suami punya pekerjaan dan penghasilan yang lebih tinggi, beri tahu dengan cara yang tepat. Begitu juga jika kamu sebagai suami merasa butuh dukungan lebih.

 

3. Rekreasi dari rutinitas

Supaya nggak stres dengan situasi, kamu dan pasangan bisa ke luar sebentar dari rutinitas. Weekend gateway ke lokasi wisata dekat kota bisa jadi pilihan. Pikiran kamu juga butuh disegarkan lagi sambil memanfaatkan waktu untuk bisa bersantai dengan pasangan.

 

4. Temukan panutan/role model

Konsultasi dan bertukar cerita bersama orang dengan masalah serupa juga membuka pikiranmu dan pasangan. Namun, nggak semua pendapat atau cara menyelesaikan masalahnya akan sama. Kamu bisa menyeleksi dan mengambil hal yang sesuai dengan masalahmu.  

 

5. Hindari kata “maaf..”

Perempuan nggak harus menurunkan semangat dan prestasi kerja karena suaminya sedang ada di fase keuangan yang tidak lebih baik. Mayoritas perempuan memang sudah mandiri dan nggak berharap pada pasangan untuk memenuhi keperluannya. Jadi, nggak perlu minta maaf, ya, para istri.

 

Kemungkinan suami malah merasa semakin tersudut dengan kata maaf tadi. Ditambah, mereka juga merasa semakin nelangsa karena nggak bisa lebih baik dalam mencari nafkah. Di sini, diskusi jadi hal yang lebih penting ketimbang mengumbar kata maaf.

6. Membagi agenda keuangan

Seandainya pemasukan istri memang lebih besar, nggak ada masalahnya untuk tetap membagi tagihan dengan suami. Kebutuhan primer seperti uang sekolah anak, tagihan listri, air, dan TV kabel bisa tetap ditanggung suami.

 

Sementara biaya hiburan atau hal sekunder lain bisa diambil alih oleh istri. Pembagian ini juga lebih adil karena posisi suami nggak akan terancam dan istri tetap bisa berkontribusi dengan kelebihan yang ada.

 

Artikel Terkait: Mengajak Anak Mengatur Keuangan Sejak Dini

  1. Haruskah Anak Mengetahui Kondisi Keuangan Orangtuanya?
  2. 5 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Mengajari Anak Mengatur Uang
  3. Yuk, Mulai Ajari Anak Kita Mengatur Uang Melalui 5 Langkah Ini

 

7. Kembali ke alasan awal menikah

Kalau 6 tips tadi dirasa nggak mempan, ada baiknya kamu dan pasangan sama-sama merenungkan tujuan awal pernikahan. Begitu juga dengan usaha yang selama ini sudah dilakukan untuk keluarga.

 

Tanpa ada suami, mungkin urusan genteng bocor, mesin cuci rusak, dan merawat mobil bakal susah kamu urus sendirian. Jadi, apa pun kondisi pasanganmu saat ini lebih baik dicari bersama solusinya, dan bukan saling menyalahkan.