SWARA – Baru-baru ini dunia hiburan sedang ramai membicarakan salah satu selebrita Indonesia, Julia Perez, yang sedang berjuang melawan penyakit kanker serviks yang sedang dideritanya. Bagi banyak perempuan, kata kanker serviks sudah tidak asing lagi di telinga. Kanker serviks merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya tumor ganas di mulut rahim. Hampir pada semua gejala kanker serviks disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV). Adapun dari beragam HPV, HPV 16 dan HPV 18 lah yang paling berbahaya.
Tapi nggak dari virus itu saja, karena penyebab kanker ini selain virus adalah gaya hidup, seperti kebiasaan merokok, keturunan kanker, berhubungan seksual di usia muda, gonta-ganti pasangan, membasuh genital dengan air kotor, kekurangan asam folat, vitamin A, dan E, keputihan tidak normal, dan menggunakan pembalut berbahan doksin.
Pembunuh utama perempuan, selain kanker payudara
Menurut Prof. DR. dr Aru Wicaksoni, ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI), setiap tahun ada setidaknya 15.000 kasus kanker serviks. Artinya, setiap hari ada 40 penderita baru di mana 20 di antaranya meninggal dunia.
Umumnya, perempuan yang telah didiagnosis adalah mereka yang sudah memasuki stadium 2A atau 2B. Pasalnya, di stadium-stadium awal, penderita kanker ganas ini tidak menunjukkan gejala apapun. Maka tidak heran jika setiap angka penderita serviks bertambah, sudah pada stadium lanjut.
Kemudian jika sudah memasuki stadium 4B, kanker bisa menjalar ke bagian tubuh lain seperti paru-paru, kandung kemih, otak, dan lainnya. Adapun angka harapan hidup bagi penderita yang sudah didiagnosis kanker serviks stadium 2B hanya 45% saja. Maka tidak berlebihan ketika seseorang diagnosa kanker, mau tidak mau berhadapan dengan perkiraan besaran harapan hidup.
Artikel terkait: Tips olahraga untuk kesehatan
- Ini Alasan Kenapa Kamu Harus Tetap Olahraga Walau Sibuk Kerja
- Ragam Olahraga yang Bisa Pekerja Kantoran Lakukan Sembari Bekerja
- 5 Tips Hemat Ketika Menjadi Member Gym
Walaupun gejala-gejala kanker serviks ini masih sulit dikenai jika masih di tahap awal, namun tetap penting bagi kamu untuk mengenali gejala dari kanker serviks ini untuk mewaspadai diri sendiri atau orang di sekitarmu. Beberapa gejalanya antara lain:
- Mengalami keputihan yang tidak normal. Ciri keputihan tidak normal, warna tidak bening, bau, dan gatal.
- Sakit saat berhubungan intim. Pada beberapa kasus juga diikuti oleh pendarahan.
- Mengalami pendarahan spontan
- Susah buang air kecil
- Merasa sakit saat buang air kecil
- Merasa sakit pada daerah pinggul
- Merasa sakit pada bagian paha. Selain itu, salah satu paha membengkak.
- Darah yang keluar terlalu banyak saat menstruasi
- Nafsu makan berkurang dan berat badan tidak stabil
Mencegah terjangkit virus HPV
Bagi kalian, penting juga untuk mengetahui bahwa virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar. Virus HPV itu sendiri dapat menyebar lewat hubungan seks dengan pembawa virus tersebut. Untuk itu, beberapa hal yang bisa dilakukan untuk pencegahan meliputi:
- Konsumsi vitamin A, C, dan E
- Konsumsi asam folat
- Jaga kebersihan sanitasi lingkungan
- Membersihkan genital dengan air bersih
- Hindari rokok
- Hindari berhubungan seks di usia dini
- Mendeteksi virus sejak dini dengan melakukan screening (pap smear)
- Melakukan Vaksin HPV
Artikel terkait: Perempuan dan kesehatan
- Deteksi Kesehatan Lebih Dini: Biaya Berat di Awal, Ringan di Akhir
- 5 Jenis Tes Kesehatan yang Wajib Dilakukan Perempuan dan Estimasi Biayanya!
- Yuk, Tingkatkan Mutu Kesehatanmu dan Keluarga dengan KTA!
Vaksin HPV
Walaupun merupakan penyakit yang mematikan, kanker serviks merupakan satu-satunya penyakit kanker yang bisa kamu cegah. Kenapa? Karena kanker serviks merupakan satu-satunya penyakit kanker yang memiliki vaksin pencegah terjangkitnya penyakit.
Vaksin untuk mencegah infeksi HPV ini bisa dilakukan sampai 3 kali. Idealnya, vaksinisasi pertama dilakukan sebelum aktif secara seksual. Pemberiannya pada usia muda bisa mulai diberikan pada anak perempuan umur 9-13 tahun dan cukup melakukan satu kali suntik vaksin saja. Sedangkan untuk perempuan dewasa, vaksin HPV ini harus dilakukan sebanyak 3 kali.
Banyak berita simpang-siur tentang vaksin HPV yang bisa menyebabkan menopause dini. Tenang, karena ini hanya isu belaka. Vaksin HPV justru baik jika dilaksanakan sejak dini karena antibodi anak di usia muda masih sangat baik dan kuat.
Kategori vaksin sendiri terbagi menjadi, vaksin Cervarix untuk HPV 16 & HPV 18, vaksin Gardasil untuk HPV 6, HPV 11, HPV 16, & HPV 18, dan vaksin Gardasil 9 untuk HPV 31, HPV 33, HPV 45, HPV 52, dan HPV 58.
Suntikan pemberian vaksin HPV akan membentuk sistem kekebalan tubuh dan pertahanan terhadap masuknya virus HPV ke dalam leher rahim. Ketika vaksin akan diberikan kepada perempuan yang aktif secara seksual, harus dilakukan pap test terlebih dahulu. Pap test merupakan pemeriksaan pada sel di lapisan dinding rahim untuk mengetahui masih normal atau tidaknya kondisi rahim. Jika masih normal vaksin HPV bisa diberikan. Tetapi jika dalam rahim sudah terjadi perubahan sel menuju ganas, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terlebih dahulu.
Sekali lagi, vaksin HPV hanya sebatas mencegah, bukan mengobati. Adapun untuk biaya vaksin HPV ini tergolong mahal, sekitar Rp 900.000 per suntik dan sekita Rp 2,7 juta – Rp 3 juta untuk 3 kali vaksin. Namun, semahal-mahalnya vaksin HPV, masih jauh lebih mahal biaya jika sudah terserang kanker serviks. Berita gembiranya lagi, Jakarta telah menawarkan pelayanan vaksin HPV gratis bagi anak perempuan yang berwarga Jakarta. Wah, tunggu apa lagi, Kawan Tunaiku?
Karena begitu bahayanya kanker ini, sangat disarankan untuk membiasakan pola hidup sehat dan deteksi sejak dini. Lakukan juga pencegahan dan vaksinisasi, ya!
Oh, ya… Sebelum keluar laman ini, jangan lewatkan juga solusi finansial bagi kebutuhan-kebutuhanmu.