SWARA – Sebelumnya saya sudah berbicara seputar pentingnya literasi keuangan di zaman yang modern ini. Namun kali ini saya kembali ingin berbagi tips dan trik seputar hal yang diminati oleh banyak anak muda, yaitu bisnis.

 

Banyak anak mudah yang tertarik membangun bisnis dan menjadi entrepreneur, alih-alih menjadi karyawan. Mungkin karena merasa dunia berbisnis lebih bisa mereka kontrol dibanding bekerja di bawah kontrol perusahaan. Namun sayangnya, masih banyak anak muda yang ingin berbisnis masih belum bisa menjalankan bisnisnya sesuai dengan intensi awal mereka.

 

Banyak buku yang memberikan tips tentang membangun bisnis, tapi tetap saja masih banyak yang kehilangan arah. Memang dalam membangun bisnis itu tidaklah mudah, namun pasti bisa jika kita sudah tahu apa saja hal penting yang harus kita ketahui. Tapi sebelum sampai ke sana, mungkin saya akan bercerita sedikit mengenai pengalaman saya memulai bisnis di Indonesia.

 

Asal muasal saya membangun Tunaiku

Saya pertama kali datang ke Indonesia tahun 2013 bersama istri dan anak saya. Waktu itu saya sengaja memboyong mereka saat lebaran supaya tahu ramainya Jakarta seperti apa. Saya sendiri memiliki latar belakang pendidikan yang cukup beragam, termasuk bidang finansial, marketing, manajemen, dan teknologi. Saat di India, saya pernah bekerja dengan Standard and Poors di mana saya menjadi tahu lebih dalam tentang perkreditan.

 

Kemudian di Estonia, saya mengepalai beberapa unit dan saya bertanggung jawab untuk membalikkan keadaan perusahaan tisu yang saat itu sedang merugi. Perusahaan itu sudah 6 tahun merugi dan ketika saya menjadi CEO perusahaan tersebut, saya membalikkan keadaan tersebut dalam 7-8 bulan, dari rugi menjadi profit.

 

Nah, sebelum saya menetap di Indonesia, saya sempat beberapa kali ke Indonesia untuk melihat peluang bisnis apa yang bisa saya kembangkan di sini. Kalau melihat dari sisi teknologi, saya melihat teknologi dapat memberikan dua dampak, yaitu dampak efisiensi seperti yang banyak terjadi di Dunia Barat dan yang kedua adalah dampak mengurangi kesenjangan seperti yang terjadi di Indonesia.

 

Kesenjangan yang terjadi di Indonesia bisa dilihat dalam bentuk masyarakat yang berjuang untuk memiliki uang dan yang memang tidak punya uang. Selain itu, kesenjangan kredit yang cukup jauh juga menjadi hal yang menarik untuk dikulik. Misalnya,  jika kita lihat piramida populasi penduduk Indonesia, hanya 40 juta teratas dari 250 juta penduduk Indonesia yang dilayani oleh sebanyak 100 bank-bank yang ada.

 

Inilah pemikiran yang melatarbelakangi bagaimana kita dapat menciptakan suatu produk yang dapat melayani orang-orang atau penduduk yang ada di bagian bawah piramida dengan menggunakan teknologi. Itulah bagaimana akhirnya saya membangun Tunaiku.

 

Tips & trik membangun bisnis

Dari cerita pengalaman saya membangun Tunaiku, ada beberapa poin yang bisa kita ambil jika ingin membangun bisnis yang berdampak dan berkelanjutan.

 

1. Temukan pain point dari masyarakat

Pertama-tama kita harus menentukan apa masalah yang dialami masyarakat yang sampai sekarang belum ada jalan keluarnya. Bagaimana cara kita menemukan pain point tersebut? Jangan melihat dari kacamata kita sendiri, tapi lihat dari kacamata orang lain.

Dalam sehari-harinya, seseorang harus memikirkan kehidupan orang lain, bagaimana memperhatikan keseharian kehidupan orang lain yang memiliki lifestyle (gaya hidup) yang berbeda. Jadikan ini sebagai suatu kebiasaan, untuk mengamati kehidupan orang lain yang berbeda dari kita (apa yang mereka lakukan setelah bangun, bagaimana mereka menjalani kehidupannya). Karena kalau kita hanya bertanya, apa kesusahan dari individu tersebut, kita tidak akan mendapatkan jawabannya.

 

Nantinya, kita bisa mengambil kesimpulan, produk apa yang kita buat untuk mengatasi masalah orang tersebut. Sehingga kita akan menciptakan produk yang berguna bagi orang lain, bukan hanya menciptakan sesuai yang kita inginkan.

 

2. Tetap update dengan dunia luar

Banyak-banyak membaca untuk tahu apa yang terjadi di dunia ini (tetap update) dan lagi-lagi, jadikan itu sebagai kebiasaan sehari-hari. Hal ini adalah proses untuk menemukan suatu ide bisnis.

Kemudian dalam hal eksekusi, kita harus memiliki proses, bahkan proses untuk menentukan suatu keputusan.

 

3. Jangan menyerah

Ketika kita bicara jangan menyerah, ini juga harus memiliki proses. Prosesnya adalah ketika kita menghadapi suatu masalah, kita malah harus semangat. Whenever you face a problem, you actually need to get excited about it. Karena dengan proses ini, kita bisa melihat bahwa ketika ada masalah, ada peluang untuk menguatkan dan membangun tekad.

Jadi Anda akan ingat bahwa ketika kita memulai sesuatu, kita harus menyelesaikannya dan menjalankan sampai selesai, apapun yang terjadi. When you start something, you gotta finish it no matter what.

 

Ketiga tips dan trik membangun bisnis tadi tidak akan lengkap jika Anda tidak mengembalikannya lagi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semua yang kita lakukan akan sia-sia jika kita tidak berserah padanya. Selamat membangun bisnis  baru dan jangan pernah menyerah!