SWARA – Hari Minggu biasanya saya habiskan untuk me time di rumah. Sekadar baca buku, maraton nonton film, atau tidur seharian. Walaupun terkesan nggak berfaedah, me time ini cara saya untuk memanjakan diri sebelum kembali pada rutinitas di hari Senin. Tapi kemarin, saya terpaksa melewatkan me time di hari Minggu karena seorang kawan yang main ke kosan saya seharian untuk curhat masalah pekerjaannya.
Ya, kawan saya ini boleh dibilang agak kurang beruntung soal pekerjaan. Sepengetahuan saya, selama kurang lebih 2,5 tahun ke belakang, teman saya ini memang sudah beberapa kali pindah tempat kerja. Padahal, saya saja masih bertahan di pekerjaan pertama saya sampai sekarang. Entah apa yang membuat kawan saya ini sering pindah-pindah kerja, tapi kabar terbaru yang kemarin saya dengar, dia pun sedang bersiap-siap mencari pekerjaan baru lagi.
“Kamu mau cari kerja baru lagi?” tanya saya.
“Iya, kayaknya saya mau dipecat deh. Udah ada tanda-tandanya,” ungkapnya.
Kawan saya ini memang yakin sekali kalau dia akan segera dipecat dari pekerjaannya sekarang. Menurutnya, sudah banyak tanda-tanda yang muncul yang meyakinkan dia kalau dia akan dipecat. Menurutnya lingkungan bekerja dia berubah dan rutinitas kantor pun terasa sangat berbeda.
Kawan saya ini bisa dibilang orang yang cukup sensitif dan cepat tanggap akan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Namun, pada banyak kasus, sering kali seorang karyawan justru enggak sadar kalau dirinya akan dipecat. Walau sesungguhnya memang, tanpa disadari ada banyak tanda yang muncul ketika akan dipecat dari kantor.
Ya, tanpa disadari ini 10 tanda kamu akan kehilangan pekerjaan alias dipecat. Duh, jadi was-was, nih!
1. Tanggung jawab besar yang tiba-tiba dialihkan
Menurut kawan saya, sejak awal bulan lalu atasannya membuat keputusan yang cukup mengejutkan. Jika biasanya dia dipercaya untuk membuat acara di awal bulan, dia nggak lagi ditugaskan untuk hal itu. Atasannya berdalih bahwa ia memberi kesempatan pada rekan kerjanya yang lain. Ini pun jadi tanpa pertama yang membuat kawan saya mulai merasa ada sesuatu yang nggak wajar.
Artikel Terkait: Tips sukses di kantor
- 7 Topik Ini Biasanya Segan Dibicarakan Pada Atasan, Kenapa?
- 6 Alasan Pentingnya Negosiasi Gaji Saat Wawancara Kerja
- 5 Kesalahan yang Diabaikan Ketika Menikahi Teman Sekantor
2. Atasan yang tidak lagi ramah saat diajak diskusi
Merasa tanggung jawab dan pekerjaannya mulai banyak diserahkan pada orang lain, kawan saya pun meminta berdiskusi dengan atasannya tentang masalah ini. Namun, bukannya mendapat jawaban yang melegakan, sang bos justru hanya menjawab sekenanya bahwa dia ingin memberi kesempatan pada karyawannya yang lain untuk mencoba hal baru. Si bos juga terlihat nggak nyaman dan terburu-buru saat kawan saya mengajak berdiskusi. Kesibukan pun dijadikan alasan untuk menyudahi diskusi tersebut dengan jawaban yang nggak jelas.
3. Teman sekantor mulai bersikap aneh
Nggak hanya sikap atasan, sikap rekan kerja di kantornya pun mulai menunjukan perubahan. Jika dulu mereka bisa diajak ngobrol santai saat makan siang bahkan saat sembari bekerja, beberapa waktu terakhir justru sebaliknya. Teman-teman kantor dirasa lebih pendiam, sibuk pada pekerjaan masing-masing dan terkesan menjauh darinya.
4. Hasil pekerjaan yang menurun drastis
Nggak bisa dipungkiri kalau perubahan situasi kerja yang nggak nyaman selanjutnya membuat kinerja kawan saya jadi menurun drastis. Karena dia merasa tertekan secara psikis. Nggak ada atasan yang bisa diajak diskusi dan nggak ada teman mengobrol di kantor adalah siksaan baginya. Hal-hal yang membuat dia tertekan ini justru kemudian menjadikan dia sering kurang fokus saat di kantor.
5. Nggak lagi ditegur saat membuat kesalahan
Ketika fokus menurun, kawan saya mengaku sering melakukan kesalahan-kesalahan kecil. Beberapa kali dia telat mengirim laporan pada atasannya. Suatu kali dia juga pernah salah mengirim file kepada klien, bahkan nggak sengaja menghapus file milik bosnya. Alih-alih ditegurs, kesalahan-kesalahan tersebut justru dibiarkan saja. Mungkin kesannya enak, namun sebenarnya ini tanda bahwa atasan dan rekan kerja sudah nggak menaruh perhatian lagi pada kamu.
6. Nggak diikutsertakan dalam percakapan atau rapat penting
Kecurigaan kawan saya semakin kuat ketika beberapa minggu terakhir dia merasa inbox emalinya sepi. Padahal, kawan saya yang ada diposisi Manager Public Relations ini sehari-harinya mendapat puluhan email dari berbagai divisi. Setiap divisi yang sedang mengerjakan projek pasti akan memberitahukan projeknya lewat email sehingga tim Public Relations bisa memilih dan memikirkan strategi yang tepat untuk mengkomunikasikan projek-projek tersebut pada tim, klien, dan masyarakat.
7. Beban pekerjaan yang semakin sedikit
Kawan saya mengaku bahwa kondisi yang dihadapinya cukup membuatnya stres. Jika dahulu dia sering stres karena banyaknya tugas yang harus diselesaikan, kali ini dia stres karena beban pekerjaannya yang semakin berkurang. Pasalnya, berkurangnya beban kerja kali ini menadakan bahwa kontribusinya pada perusahaan sudah nggak banyak lagi. Dengan kata lain, kemampuannya sudah tidak dibutuhkan lagi oleh perusahaan.
Artikel Terkait: Butuh pekerjaan baru? Coba cek artike tiga artikel ini.
- INFOGRAFIS: 9 Jenis Pekerjaan Tak Tergerus Laju Teknologi
- Jadi Pegawai Bank Indonesia, Susah Nggak, Sih?
- Lulusan Bahasa atau Sastra, Bisa Kerja Jadi Apa, Sih
8. Membuat kesalahan fatal
Nggak mau tinggal diam, kawan saya ini mulai menganalisis segala hal yang pernah terjadi selama dia bekerja. Akhirnya, dia pun ingat bahwa suatu kali dia pernah membuat kesalahan yang terbilang fatal. Beberapa bulan lalu kawan saya ini pernah ngotot ingin membuat event besar, sementara bujet yang dimiliki perusahaan nggak mencukupi. Akhirnya dia membatalkan event tersebut dan ketika itu walk out dari ruang rapat. Hal ini sepertinya dicatat oleh bosnya sebagai kesalahan fatal karena tidak menghargai orang-orang yang ketika itu ada di ruang rapat tersebut.
9. Perusahaan merekrut orang baru
Kemungkinan bahwa kawan saya ini akan dipecat memang semakin besar. Siang itu dia memperlihatkan capture email dari rekannya yang ada di divisi Human Resources. Ternyata, perusahaan memang sudah membuka penerimaan untuk posisi Manager Public Relations, yang berarti akan ada orang baru yang menggantikan dirinya.
10. Diberikan tugas yang sangat sulit
Tiga hari setelah melihat pengumuman penerimaan karyawan baru tersebut, kawan saya dipanggil oleh atasannya. Dijelaskan bahwa dia akan ditugaskan untuk mengerjakan projek besar yang sebelumnya belum pernah ada. Banyak hal yang harus dikerjakan sementara dia nggak dibantu banyak orang. Hanya ada tim kecil yang akan membantunya dan target yang ditetapkan perusahaan pun sangat besar. Boleh dibilang ini adalah ‘mission impossible’ yang diberikan dengan sengaja untuk menjegal kawan saya.
Itulah 10 tanda bahwa kamu akan dipecat yang dialami kawan saya. Apakah kamu pernah mengalaminya juga? Atau justru baru tersadar setelah membaca artikel ini? Jika memang begitu, nggak ada salahnya kita pastikan posisi dan nasib kita ke depan, lalu segera bergerak mencar pekerjaan baru.
Jadi, gimana kondisi pekerjaan kamu? Apa kamu sedang butuh pinjaman tunai tanpa ribet? Kalau ya, ajukan pinjaman tunaimu di sini!
RERE KUSUMO