SWARA – Satu minggu lagi payday alias gajian, yeay! Di tahun awal bekerja, setiap gajian saya hampir selalu kalap mengikuti nafsu dan belanja ini itu tanpa berpikir panjang. Akibatnya, baru tengah bulan saya sudah megap-megap kehabisan uang. Mungkin pengalaman seperti ini juga pernah kamu alami ya?
Tapi untungnya, setahun ke belakang, kebiasaan buruk ini sudah mulai bisa saya tinggalkan. Saya sudah lebih sadar dan bisa menerapkan kalau setelah gajian, harus ada pengaturan pos-pos kebutuhan agar kita bisa ngatur gaji dengan baik.
Ini biasanya pos-pos kebutuhan yang saya buat:
Prioritas utama
- Bayar uang kos
- Bayar cicilan, seperti asuransi dan kredit barang jika ada.
- Tabungan
- Kirim uang ke rumah
Pos prioritas ini biasanya sekitar 40% gaji.
Kebutuhan bulanan
- Makanan untuk stok di kosan dan toiletries
- Isi saldo untuk transportasi ojek online
- Makan, minum, dan jajan sehari-hari
Itu adalah pos-pos kebutuhan yang jatahnya selalu saya atur begitu dapat gaji. Teknik ini saya dapatkan setelah membaca puluhan artikel tentang kaidah-kaidah pengaturan gaji. Mulai dari membuat pos pengeluaran prioritas, menabung di awal, membuat bujet bulanan, dan lain-lain. Sejauh ini hasilnya lumayan. Saya bisa bertahan hidup dan nggak lagi sering deg-degan di akhir bulan.
Terus saya nggak pernah belanja kebutuhan lain seperti makeup, baju atau sepatu? Belanja tentunya. Tapi setelah semua anggaran untuk pos-pos kebutuhan utama tersebut terpenuhi, atau kalau memang saya lagi mepet butuh banget, hal itu bisa dijadikan kebutuhan utaa yang bersifat darurat. Asal nggak sering-sering dijadikan alasan aja ya. He-he-he.
Tapi tentunya, sama seperti orang lainnya, tujuan utama saya bekerja adalah untuk menumpuk pundi-pundi harta, alias ingin jadi kaya dong. Jujur aja de, siapa sih yang nggak mau jadi kaya? Makanya saya pun sadar, harus menerapkan kebiasaan-kebiasaan setelah gajian yang jika rutin dilakukan bisa bikin saya lebih kaya. He-he-he.
Dari keisengan saya menginterogasi beberapa orang teman, dan tentunya dari membaca pengalaman warganet, saya menemukan kira-kira beginilah 12 kebiasaan yang jika rutin dilakukan setelah gajian, bakal bikin kita lebih kaya!
1. Bayar hutang dan tabungan jadi prioritas utama
Seharusnya ini sudah menjadi kewajibanmu sebagai seseorang yang ingin memiliki masa depan yang cerah. Ingat, seperti yang sudah berulang kali diingatkan “Habiskan dari apa yang tersisa setelah menabung, bukan sebaliknya.” Setelah bayar hutang, ambil bagian sekitar 30% dari sisanya untuk tabungan.
Artikel terkait: Tip mengelola gaji yang tepat
- 6 Cara Bijak Mengeluarkan Uang Gaji di Awal Bulan
- 5 Cara Sukses Mengatur Uang dengan Gaji 3 Jutaan per Bulan
- Gaji Terlalu Pas-Pasan buat Hidup di Kota Besar? Gampang, Terapkan 6 Cara Ini Aja!
2. Batasi ke ATM, siapkan uang tunai untuk jatah per minggu
Saya biasanya menargetkan maksimal jatah Rp300 ribu selama hari kerja dan Rp200 ribu untuk akhir pekan. Pokoknya kalau bisa dalam seminggu nggak menghabiska lebih dari Rp500 ribu untuk makan dan jajan. Dengan uang terbatas di dompet, kamu jadi lebih awas dengan apa yang kamu beli dan berapa yang tersisa. Kadang kebiasaan menggunakan kartu kredit atau debit juga bikin kita nggak sadar telah mengeluarkan banyak uang.
3. Pakai mobile atau internet banking, jangan lupa hitung ulang
Cash di dompet hanya untuk makan dan jajan sehari-hari ya. Untuk transaksi lainnya, lebih baik via transfer mobile atau internet banking agar mudah ditelusuri. Setalah gajian, saya selalu langsung melakukan pembayaran rutin, untuk kosan, cicilan barang dan asuransi. Kecuali uang kos, saya pakai sistem auto-debet pada tanggal sehari setelah gajian. Sedangkan uang kosan saya langsung transfer di awal bulan.
4. Belanja bulanan dengan daftar yang sudah dibuat di rumah
Stok makanan di kulkas dan peralatan mandi sudah menipis. Sebelum belanja bulanan, buat daftar barang yang mau dibeli. Ini sebenarnya basic banget tapi ngaku saja, sering lupa kan? Padahal, berbelanja dengan membawa daftar bisa menghemat hingga 20 – 25% dari yang nggak pakai daftar, lho. Kita jadi lebih fokus pada apa yang sudah ada di daftar dan bisa lebih menguatkan diri untuk nggak asal ngambil barang yang sebenarnya nggak butuh. Coba deh.
5. Sebisa mungkin hindari latte factor
Latte factor merujuk pada pengeluaran-pengeluaran kecil rutin yang jika diakumulasikan, totalnya lumayan besar, alias bikin bangkrut. Padahal sifatnya nggak begitu penting bahkan bisa ditiadakan. Pengeluaran ini cenderung bersifat konsumtif dan untuk hal-hal yang nggak penting-penting amat.
Seperti membeli kopi seharga Rp50 ribu dari gerai kopi mahal, padahal beli kopi di mini market pun sama saja cafeinnya. Atau belanja cemilan, biaya tansfer antar bank, air mineral kemasan (padahal bisa bekal minum dengan tumblr), atau kebiasaan berangkat kantor mepet jadi harus selalu pakai ojek online, padahal bisa lebih hemat kalau pakai transportasi umum masal.
6. Jangan kalap, tahan keinginan belanja berlebih!
Saat gajian saya suka merasa ‘kaya raya’, jadi mudah banget menggelontorkan uang atau main gesek saat melihat barang lucu pas jalan-jalan ke mal. Tunggu dulu jangan langsung beli! Endapkan beberapa jam, bahkan beberapa hari. “Kira-kira saya bakal bahagia nggak ya sebulan setelah beli ini? Atau dua bulan? Atau setahun?” Biasanya setelah diendapkan begini keinginan beli akan hilang sih. Jangan terbiasa belanja impulsif karena itu yang bikin kamu cepat miskin. He-he-he.
7. Tapi jangan pelit pada kebutuhan yang krusial
Barang-barang krusial di sini maksudnya adalah yang memang wajib dimiliki untuk menunjang pekerjaanmu. Misalnya, laptop, pakaian kerja yang layak atau sekadar jaket tebal saat naik motor. Ini termasuk investasi alias kamu menghemat dalam jangka waktu panjang. Untuk kebutuhan yang seperti ini jangan pelit ya, kamu harus berani berinvestasi.
8. Gunakan “5-question-rule” setiap ingin membeli sesuatu
“Saya benar-benar butuh nggak, atau cuma ingin? Seberapa sering akan dipakai? Saya benar-benar mampu beli ini nggak ya? Kira-kira worth it nggak ya? Saya benar-benar ingin nggak ya?”
Itulah setidaknya 5 pertanyaan yang harus diajukan pada dirimu saat ingin membeli sesuatu, terutama untuk barang-barang dengan harga yang menurut kamu tergolong mahal atau mewah. Atau bahkan untuk barang-barang sederhan yang harganya lebih dari Rp100 ribu. Ingat, fungsi utama gajimu itu untuk bayar kos/rumah, beli makan, dan menabung, lho.
9. Belanja hanya dengan uang yang benar-benar kamu miliki
Kartu kredit itu memang kadang kita butuhkan, untuk mempermudah transaksi seperti beli tiket pesawat, hotel atau kalau lagi ada promo tertentu. Tapi jangan salah, kartu kredit itu terkadang menipu. Membuatmu merasa aman dan selalu punya uang, padahal nyatanya nggak.
Alih-alih kartu kredit, jadikan isi dompet dan kartu debitmu sebagai acuan. Kalau memang ada isinya, berarti ya kamu punya uang. Tapi kalau nggak, ya berarti nggak bisa jajan. Cukup gunakan kartu kredit untuk sesuatu yang memang harus pakai kartu kredit atau untuk hal mendesak sekali.
Artikel terkait: Cek juga cara lainnya supaya bisa makin kaya!
- Mau Tambah Kaya? Terapkan 5 Prinsip Ini!
- Inilah 4 Alasan Mengapa Gaya Hidup Minimalis Bikin Kamu Semakin Kaya dan Bahagia
- Ini Dia 11 Kebiasaan Hidup Hemat Para Orang Super Kaya di Dunia yang Bisa Kamu Contoh
10. Bedakan antara menghemat Rp50 ribu dengan 50%
Maksudnya begini, menghemat 5% dari Rp50 ribu nggak sama dengan menghemat 5% dari Rp5 juta. Jadi, kamu mengejar harga sabun dan sampo yang diskon 5% setiap belanja, akan lebih berdampak buat keuangan kamu kalau kamu pindah ke kosan/kontrakan yang lebih murah Rp 500 ribu? Atau kalau melihat barang diskon tapi tempatnya jauh sehingga kamu butuh biaya transport lebih mahal juga kan percuma, dong. Akhirnya jatuhnya sama saja dengan beli barang nggak diskon di tempat yang lebih dekat.
11. Sedekah
Bukan ingin menggurui soal amal seseorang, tapi secara logika dan penelitian, sedekah atau mengumbangkan harta kita ternyata memang bisa membuat kita lebih makmur, lho. Perlu kamu tahu, Amerika Serikat merupakan salah satu negara dengan tingkat amal atau sumbangan paling tinggi. Dan kegiatan amal ini menjadi salah satu faktor terbesar pertumbuhan ekonomi mereka.
Jorge Moll dari National Institute of Health, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa di bagian otak yang terkait dengan kesenangan, koneksi sosial, dan rasa percaya mereka yang bersedekah, terlihat aktif dan menimbukan efek “warm glow” alias pancaran kehangatan yang berarti ‘kebahagiaan’.
Bahagia = sehat. Sehat berarti kamu nggak perlu khawatir uang dokter dan rumah sakit. Logikanya begitu, kan? He-he. Sedekah itu sekitar 2,5 – 5% dari gaji. Nggak berat, kan?
12. Bersyukur itu perlu
Kembali, nggak mau mendidik soal moral. Tapi sebesar apa pun keinginan kita untuk jadi kayak bersyukur itu perlu. Ya maklum aja, soalnya sebagai manusia, kita pasti nggak akan pernah merasa cukup. Naik gaji, naik jabatan, pengeluaran kita pun biasanya ikut naik.
Biasanya semakin kamu terobsesi untuk jadi kaya, semakin banyak pengeluaran kamu. Jadi bersyukur atas apa yang sudah kamu miliki itu memang perlu. Dengan begitu, kamu nggak tergoda untuk punya yang lain, yang berarti semakin minimal uang yang akan dikeluarkan. Betul nggak?
Kira-kira seperti itulah dia 12 kebiasaan yang jika rutin dilakukan setelah gajian, kamu akan lebih kaya. Asal konsisten, ya! He-he. Selamat mencoba di gajian selanjutnya!