SWARA – Perayaan Waisak yang tahun ini jatuh pada hari Kamis, 11 Mei 2017, merupakan salah satu hari raya yang dinantikan oleh umat Buddha di seluruh penjuru dunia. Pada perayaan ini, para penganut Buddha memperingati tiga peristiwa penting yang dialami Sang Buddha Gautama, yaitu kelahiran, pencapaian pencerahan agung, serta wafatnya (mokhsa).

Umat Buddha merayakan Trisuci Waisak dengan bermacam ritual. Beberapa ritualnya dipercaya mampu mendatangkan kemakmuran. Tunaiku akan bagikan empat di antaranya.

 

1. Tradisi melepas burung

Tradisi melepas burung ke alam bebas menjadi salah satu ritual Waisak yang nggak dilewatkan oleh jemaat vihara di berbagai daerah di Indonesia. Pada hari raya tersebut, orang-orang melepas ribuan burung dari sangkarnya. Bagi umat Buddha, ritual ini dipercaya sebagai sarana untuk membuang sial serta mendatangkan keberuntungan.

Bagi pedagang burung, ritual ini juga mendatangkan rezeki. Burung-burung yang dilepaskan biasanya dibeli dari pedagang setempat. Umumnya, burung yang dipilih adalah gelatik, tekukur, merpati, dan burung gereja.

 

2. Ritual Pindapatta

Pindapatta merupakan ritual memberi sedekah berupa dana makanan kepada biksu oleh umat Buddha. Ritual ini bermakna memberi kesempatan bagi jemaat Buddha untuk melakukan kebajikan. Lebih luas lagi, ritual ini juga dapat dilakukan terhadap sesama, di mana orang yang lebih mampu membantu orang yang kurang mampu, sesuai dengan teladan Buddha.

 

Artikel terkait: Acara menarik di hari raya Waisak

  1. Waisak Tiba Sebentar Lagi, Siapkan Diri Untuk Menikmati Semaraknya di 3 Event Seru Ini!
  2. Berencana ke Borobudur Saat Waisak? 6 Tempat Wisata di Magelang Ini Juga Tak Kalah Menarik, Lho!
  3. Yuk, Segarkan Rohani Dengan Menyambangi 5 Destinasi Wisata Religi Ini!

 

3. Pengambilan air suci

Umat Buddha percaya bahwa air merupakan media untuk memberikan berkah dan kekuatan. Makanya, ritual mengambil air suci selalu dilakukan di awal perayaan Trisuci Waisak. Di Indonesia air suci diambil dari sumber mata air Umbul Jumprit, Temanggung, kemudian diarak menuju pusat perayaan Waisak di Candi Borobudur.

Di beberapa negara, terdapat pula tradisi menyiram patung Buddha dengan air yang diberi wewangian. Ritual ini melambangkan awal baru dalam kehidupan yang penuh dengan keberkahan.

 

4. Menerbangkan lampion

Menerbangkan lampion sudah menjadi salah satu tradisi untuk menutup perayaan Trisuci Waisak. Dalam ajaran Buddha, tradisi memang tak memiliki makna khusus. Tapi, bagi umat Buddha pada khususnya dan orang Indonesia pada umumnya, ritual ini melambangkan harapan dan perdamaian.

 

Artikel terkait: Keberuntungan dan kemakmuran

  1. 5 Tradisi Tionghoa Saat Imlek yang Dipercaya Dapat Mendatangkan Keberuntungan
  2. Gong Xi Fa Cai! Bagaimana Peruntungan Kariermu di Tahun Ayam Api Ini?
  3. Untuk Jadi Sukses, Haruskah Kita Mengganti Nama?

 

Nah, setelah mengetahui makna dari ritual-ritual di atas, semoga kita semua bisa meneladani nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

 

Butuh pinjaman tunai tanpa ribet? Ajukan pinjaman tunaimu di sini!