SWARA DARI AMAR BANK – Kita tentu sudah paham rumus sederhana dalam mengatur keuangan yang baik: pengeluaran harus lebih kecil daripada pemasukan. Terdengar mudah, tapi jika kita tidak mengatur pos pengeluaran dengan tepat sasaran, bukan tak mungkin pengeluaran membengkak bahkan melewati pemasukan kita.

 

Banyak strategi yang bisa dilakukan untuk mengatur keuangan. Salah satunya adalah menentukan pos-pos pengeluaran dan menjaga agar pengeluaran kamu tidak melebihi pos tersebut. 

 

Bagi kamu yang baru pertama kali mendapatkan pemasukan pribadi, mungkin masih ada kebingungan dalam mengatur pos pengeluaran. Yuk, kita urai bersama lewat artikel berikut!

 

Macam-macam pos pengeluaran yang perlu dipersiapkan

 

 

Sebelum mempersiapkan pos pengeluaran, kamu harus menyesuaikan kebutuhan dan keinginan. Nah, sebagai gambaran, ini pos-pos pengeluaran yang bisa kamu persiapkan saat mulai mengatur keuangan:

 

1. Pos pengeluaran kebutuhan hidup

 

Pos pengeluaran yang pertama adalah pengeluaran untuk kebutuhan hidup. Bagi kamu yang baru bekerja dan belum punya tanggungan, menentukan pos pengeluaran untuk kebutuhan hidup sangat baik untuk melatih menentukan prioritas. 

 

Kamu bisa menyisihkan 50% dari pemasukan untuk pos kebutuhan hidup. Untuk menghitungnya, kamu bisa mulai menghitung biaya makan per hari. Jika bujet makanmu per hari adalah Rp20 ribu dan kamu makan 3 kali sehari, maka bujet makanmu Rp1,8 juta per bulan (dikalikan 30 hari).

 

Selain biaya makan, kamu juga perlu hitung biaya transportasi selama satu bulan. Jika kamu memiliki kendaraan pribadi, mungkin kamu bisa lebih menghemat, tapi kamu juga perlu hitung biaya cicilan jika kamu mengambil kendaraan dengan mencicil.

 

Biaya selanjutnya yang perlu kita perhitungkan adalah biaya akomodasi tempat tinggal. Jika kamu masih tinggal dengan keluarga dan orang tua, kamu bisa menghemat biaya ini. Tentu orang tuamu akan senang dan bangga jika kamu juga mulai bisa membantu membayar biaya listrik atau internet yang digunakan di rumah. Namun, jika kamu merantau dan tinggal sendiri, kamu juga perlu memperhitungkan biaya akomodasi tempat tinggal ini. 

 

Biasanya pertimbangan biaya ini juga berkaitan dengan transportasi, apakah kamu memilih tempat tinggal yang lebih dekat kantor, atau yang lebih murah, tapi membutuhkan biaya transportasi lebih tinggi.

2. Pos pengeluaran pengembangan diri (self development)

 

Pos pengeluaran yang selanjutnya adalah pengeluaran untuk pengembangan diri. Mengembangkan kemampuan diri termasuk investasi untuk diri sendiri yang akan berguna di masa depan.

 

Kamu bisa menggunakan 10% dari pemasukan untuk pos pengembangan diri. Belilah buku atau course untuk hal yang kamu minati dan bisa menambah skill. Jangan lupa luangkan waktu untuk membaca buku atau mempelajari course yang sudah kamu beli. 

 

Kamu juga bisa mengalokasikan sedikit dana untuk bereksperimen dan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang sudah dipelajari lewat course tersebut. Dengan konsisten melakukan pengembangan diri, lambat laun kamu akan bisa menambah penghasilan kamu. 

 

3. Pos investasi

 

 

Di awal bekerja, aset terbaik yang kamu miliki adalah waktu. Mulailah berinvestasi sedini mungkin untuk mencapai tujuan finansial yang kamu inginkan. Strateginya, saat mendapat pemasukan, langsung sisihkan 20% di depan. Bila konsisten, kamu bisa mendapat hasil yang besar dari tahun ke tahun.

 

Saat memasuki dunia investasi, pastikan kamu berinvestasi di instrumen yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan legal. Jangan tergiur oleh investasi bodong yang menawarkan return tidak masuk akal. 

 

Mengutip Warren Buffet, investor terbaik di dunia, gambaran return yang masuk akal adalah 20% per tahun.  Jika ada yang menawarkan lebih dari itu, sebaiknya kamu waspada.

4. Pos dana darurat dan asuransi

 

Mengumpulkan dana darurat dan mempersiapkan asuransi adalah hal yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

 

Jika tidak ada dana darurat dan asuransi, kamu perlu membongkar tabungan dan investasi kamu sehingga tujuan keuangan kamu akan terhambat dan tertunda.

 

Sebagai permulaan, kamu bisa mempersiapkan asuransi terlebih dahulu. Jika asuransi swasta terlalu mahal, kamu bisa mulai dengan mempersiapkan BPJS. Bila seiring waktu bujet kamu bertambah, kamu bisa mempersiapkan asuransi dengan manfaat yang lebih baik. Ini dilakukan agar kamu bisa lebih fokus dalam proses pemulihan dengan fasilitas yang memadai.

 

Setelah kamu mempersiapkan asuransi, kamu juga bisa mengumpulkan dana darurat untuk kamu gunakan jika ada hal buruk terjadi dan tidak di-cover oleh asuransimu. Sisihkan 10-15% dari pemasukan agar kamu memiliki bujet yang cukup dan dana darurat kamu bisa cepat terkumpul.

 

Baca juga:

Rekomendasi Aplikasi Catatan Keuangan Terbaik agar Pengeluaran Terkendali

5 Indikator Mengukur Kesehatan Keuangan, Yuk Cek dan Hitung!

4 Cara Mengatur Keuangan untuk Pemula, Milenial Wajib Tahu!

 

5. Pos donasi

 

Berdonasi merupakan salah satu cara kita untuk bersyukur. Jika kamu sudah terbiasa berdonasi, kamu bisa menyisihkan 5-10% dari pemasukan untuk pos donasi ini. Setiap orang memperlakukan pos donasi ini bermacam-macam. Ada yang memberikannya untuk orang tua sebagai rasa syukur karena selama ini telah dibesarkan. Ada yang mengumpulkannya setiap bulan dan hanya dicairkan jika ada yang butuh bantuan. Atau, mungkin juga kamu tipe yang suka memberikan sumbangan ke panti asuhan atau panti jompo di hari raya keagamaan.

 

Nah, seperti itulah pos pengeluaran yang bisa kamu persiapkan untuk kamu mengatur keuanganmu. Perlu diingat, mengatur keuangan adalah kebiasaan yang perlu dipupuk sejak dini, sehingga saat kamu memiliki pemasukan lebih besar, kamu bisa menggunakannya dengan lebih bijak.