SWARA – Hingga saat ini, (syukur) belum ada kerabat saya yang harus pergi berobat sampai ke luar negeri. Tapi, fakta bahwa banyak orang Indonesia yang lebih suka berobat di luar negeri memang nggak bisa dipungkiri.

 

Saya membaca reportase di salah satu media bahwa minat orang Indonesia untuk berobat ke luar negeri memang tinggi. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2011, lebih kurang Rp110 triliun mengalir ke luar negeri untuk biaya pengobatan.

 

Terus, kenapa sih rumah sakit di luar negeri, seperti Singapura dan Malaysia, lebih dilirik dibandingkan rumah sakit di dalam negeri? Salah satu alasannya mungkin karena pelayanan dan teknologi yang lebih baik dan murah.

 

Soal biaya obat-obatan, sebenarnya Indonesia masih lebih murah dibandingkan negara-negara lain di ASEAN. Tapi, pajak pembelian alat-alat medis yang mahal kerap membuat biaya pengobatan di Indonesia jadi membengkak. Meski kualitas tenaga medisnya nggak jauh beda, pelayanan dan biaya pengobatan di negara tetangga memang cenderung lebih unggul.

 

Artikel terkait: Mengatasi biaya berobat yang mahal

  1. Asuransi Kesehatan, Investasi yang Tepat untuk Pekerja Lepas
  2. Yuk, Ketahui Perbedaan Antara BPJS Kesehatan dan Asuransi Swasta
  3. Apakah Medical Check Up Bisa Menggunakan Fasilitas BPJS?

 

Berapa perkiraan biaya berobat ke luar negeri?

Saya mencoba menjabarkan perkiraan biaya berobat dengan mengambil contoh biaya di Singapura. Di sana, rata-rata biaya pengobatan yang dibayar oleh pasien berkisar antara SGD5 – 10 ribu atau setara Rp49 – 98 juta. Ini sudah termasuk biaya rumah sakit dan biaya dokter.

 

Jika perlu berobat ke sana, artinya saya juga perlu mencari akomodasi untuk keluarga pengantar pasien. Untuk jangka pendek, bisa memilih hotel yang tarifnya mulai dari sekitar Rp300 ribu. Selain itu, ada juga apartemen sewaan yang harganya nggak jauh beda jika saya perlu tinggal agak lama.

 

Selain akomodasi, saya juga perlu menyiapkan dana untuk makan keluarga pengantar sehari-hari. Biaya makan berkisar antara SGD15 – 30 per orang per hari atau setara Rp150 – 300 ribu. Jadi, dengan asumsi pengobatan selama dua minggu ditemani dua orang, maka saya mesti merogoh kocek hampir Rp10 juta untuk akomodasi dan makan. Itu belum termasuk biaya transportasi pesawat terbang untuk menuju ke negara tujuan

 

Selain Singapura, Penang, Malaysia juga menjadi salah satu destinasi favorit orang Indonesia untuk berobat, terutama mereka yang tinggal di daerah Medan dan Palembang. Soal biaya, Penang jelas lebih murah karena kursnya nggak setinggi dolar Singapura.

 

Artikel terkait: Keunggulan dan manfaat KTA Tunaiku

  1. Yuk, Manfaatkan Pinjaman KTA yang Syaratnya Cukup KTP Saja!
  2. Yuk, Tingkatkan Mutu Kesehatanmu dan Keluarga dengan KTA!
  3. Kamu Bisa Manfaatkan Pinjaman Online untuk 4 Situasi Genting Ini!

 

Memanfaatkan pinjaman tanpa agunan Tunaiku

Jika berobat ke luar negeri menjadi pilihan yang paling masuk akal, saya kira nggak ada ruginya dicoba. Lebih baik lagi jika kamu sudah memiliki polis asuransi kesehatan yang bisa menanggung biaya pengobatan ke luar negeri. Biaya yang kamu keluarkan bakal jauh lebih ringan.

 

Tapi, asuransi kesehatan umumnya nggak menanggung biaya perjalanan kamu ke sana. Untuk menutup biaya pengobatan atau perjalanan yang kurang, nggak ada salahnya memanfaatkan pinjaman tanpa agunan dari Tunaiku.

 

Pinjaman KTA Tunaiku merupakan produk KTA online dari Amar Bank. Tunaiku bisa membantu mencukupi dana tunai yang kamu butuhkan sampai dengan Rp 15 juta dan dapat dicicil hingga 15 bulan.

 

Untuk mengajukan pinjaman, saya nggak memerlukan kepemilikan kartu kredit. Saya cukup berstatus sebagai karyawan dan memiliki penghasilan tetap. Karena online, proses pengajuannya pun lebih cepat dan mudah dibandingkan produk KTA lain. Untuk mengajukan pinjaman, cukup isi formulir yang disediakan di situs tunaiku.com.

 

Nah, itulah perkiraan biaya berobat ke luar negeri plus solusi jika kamu membutuhkan tambahan dana. Semoga bermanfaat, ya!

 

 


PAULUS RISANGPAULUS RISANG