Swara KAMU dari Amar Bank – Apakah Sistem Informasi/TIK memiliki peran penting dalam perkembangan pesantren di Indonesia? Ya, karena perkembangan teknologi yang sangat pesat akan menjadikan tantangan bagi pesantren untuk mengubah cara pandang masyarakat terhadap pesantren.

 

Pesantren yang awalnya identik dengan sisi tradisional dan keunikannya, kini harus mulai beradaptasi sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini. Karena jika tidak mengikuti perkembangan, maka pesantren akan tertinggal jauh dengan lembaga pendidikan pada umumnya.

 

(Nur Cholis Madjid, 1997), berpendapat bahwa tantangan arus modernisasi yang berlangsung menjadi tolok ukur seberapa jauh pesantren dapat survive dengan zamannya. Apabila pesantren mampu menjawab tantangan itu, akan memperoleh kualifikasi sebagai lembaga modern. Hal tersebut tentunya sulit bagi beberapa pesantren yang masih mempertahankan sisi khas dan keunikannya sebagai lembaga tradisional.

 

Pertaruhan Keunikan Pesantren dan Modernisasi

 

Pesantren adalah lembaga pendidikan yang tidak hanya bertujuan mendidik akan tetapi pesantren juga mengajarkan bagaimana kedewasaan, kemandirian, dan mampu bergaul di tengah masyarakat. Tujuan tersebut tentu harus bersinergi dengan cara yang mestinya dilakukan pesantren dalam mempersiapkan santri kelak setelah kembali ke masyarakat.

 

Sedangkan pada sisi yang lain, kekhasan dan keunikan pesantren menjadi pertaruhan. TIK yang telah menjadi bagian gaya hidup sehari-hari, penting untuk disikapi pesantren mengingat kemajuan tersebut selalu memiliki dampak negatif disamping positif.

 

Teknologi haruslah menjadi media transfomasi nilai-nilai positif dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan secara terus-menerus. Pilihan bertahan dalam kondisi tradisional akan menyebabkan ia tertinggal jauh dari peradaban.

 

Sehingga, mau tidak mau pesantren harus merespon kemajuan tersebut dengan bijak,salah satunya adalah kemajuan TIK haruslah dapat menjadi media untuk memaksimalkan santri dalam mengembangkan ilmu yang ia miliki.

Santri haruslah mulai belajar hal-hal baru utamanya teknologi. Karena dapat kita artikan bahwa, santri hari ini bukan hanya santri yang pandai membaca kitab kuning, namun gagap teknologi. Bukan pula mereka yang hanya paham ilmu ulama salaf tanpa tahu ilmu ulama kholaf.

 

Begitulah kurang lebihnya. Santri yang baik, harus sesuai tuntutan sosial. Mereka haruslah paham terhadap kenyataan, mengerti situasi kekinian, dapat menyelesaikan problem sosial dengan sikap arif dan dan berlandaskan hukum yang benar, tanpa terlepas dari tradisi yang dipegang oleh ulama terdahulu.

 

Di sinilah peran pondok pesantren untuk mencetak santri yang diharapkan itu. Sudah waktunya pondok pesantren dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk mempermudah santri menuntut ilmu, memperluas ruang dawah pesantren dan mempertimbangkan efektivitas belajar. Karena dengan teknologi, ilmu pengetahuan dapat diakses tanpa batas.

 

Dampak Positif Peranan TIK dalam Pesantren

 

Setidaknya ada tiga hal positif:

 

Pertama, sebagai alat pembelajaran. Bahan belajar dalam format digital memudahkan untuk dibaca di mana pun dan kapanpun tanpa batas.

 

Kedua, sebagai sumber belajar. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung sangat cepat, mengharuskan proses yang cepat pula dalam belajar.

 

Ketiga, fasilitas pembantu pembelajaran. Dengan teknologi, seorang pengajar dapat memberikan ilustrasi berkaitan dengan materi yang disampaikan agar mudah diserap oleh peserta didik.

 

Sebagai contoh, jika tanpa teknologi santri membutuhkan paling tidak setengah jam untuk mencari satu tema dalam tiga jenis kitab, dengan bantuan teknologi seperti maktabah syamilah santri hanya membutuhkan sekitar lima menit. Peran teknologi dalam proses pembelajaran berkaitan pula dengan efesiansi waktu. Hal ini mendorong santri untuk tahu banyak hal tanpa membutuhkan waktu yang lama.

 

Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pesantren akan memberikan banyak kemudahan. Seperti flesibelitas program pendidikan, dakwah syiar Islam dan bahan kajian keilmuan yang dapat dibuat lebih menarik dan berkesan.

 

(Budi Murtiyasa, 2008) berpendapat bahwa teknologi meningkatkan kualitas pendidikan dan kemudahan dakwah di pesantren. Lain dari itu akan mendorong percepatan computer literacy pada masyarakat Indonesia.

 

Pesantren adalah komunitas yang tidak sekadar tempat berkumpulnya santri. Interaksi antara kyai dan santri atau santri dan ustad merupakan satu transaksi pertukaran ide dan gagasan.

 

Di sinilah perlunya TIK untuk memperluas cakupan pesantren sebagai media dakwah, bertukar ide dan gagasan dengan dunia luar yang ingin menjadikan pesantren sebagai tempat belajar. Penyajian keilmuan dalam versi digital adalah kualitas lintas masa tanpa lapuk. Teknologi membantu menjaga keilmuan agar tetap utuh.

 

Kini kesadaran berteknologi di pesantren masih minim. Beberapa pesantren seperti pondok Sidogiri Jawa Timur, Pondok Modern Gontor dan lain-lain memang telah mulai melakukan terobosan dengan memanfaatkan teknologi sebagai media belajar santri.

 

Baca juga:

Bagaimana Sosial Media Pengaruhi Etika Anak Sekolah Dasar? Simak Penjelasannya

Saham Syariah: Bagaimana Eksistensi Saham Syariah di Indonesia?

 

Ini adalah terobosan positif. Jika pesantren di Indonesia sudah serentak berteknologi, maka nuansa keislaman di Indonesia tentunya akan semakin maju dan dipandang dunia. Tentu kita tidak akan pernah lupa peran pesantren dalam memepertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

 

Yuk, menulis di Swara KAMU

 

Swara Kamu merupakan wadah untuk menyalurkan inspirasi, edukasi, dan kreasi lewat tulisanmu. Kamu bisa menyampaikan pendapat, pemikiran, atau informasi menarik seputar finansial dan karier. Setiap artikel Swara Kamu menjadi tanggung jawab penulis karena merupakan opini pribadi penulis. Tim Swara tidak dapat menjamin validitas dan akurasi informasi yang ditulis oleh masing-masing penulis.

 

Ingin ikut berbagi inspirasi? Langsung daftarkan dirimu sebagai penulis Swara Kamu di sini!