SWARA –  Di saat kamu sudah memiliki pasangan, ada banyak keputusan besar yang harus kalian pikirkan dan ambil bersama. Sebutlah, tanggal menikah, kapan ingin punya anak, dan kapan mau beli rumah dan lain sebagainya.

 

Ya, nggak bisa dipungkiri, salah satu hal yang paling bikin saya excited di fase-fase kehidupan ini adalah saat di mana saya memiliki rumah bersama pasangan. Apalagi kalau kelak sudah menyandang titel newly-weds. Pastilah mau segera tinggal di rumah sendiri. Bukan numpang di Pondok Indah Mertua. Bukan pula cuma ngontrak.

 

Karena senyaman-nyamannya dua kondisi ini, nggak ada yang bisa menandingi nyamannya saat atap yang menaungi kepala hingga tegel-tegel di sudut rumah, resmi atas nama sendiri. Hehe.

 

Nah, untuk mewujudkan mimpi ini, saya dan kamu-kamu semua harus sabar tapi wajib kerja keras. Yang pasti, setelah bertanya ke sana-sini pada pasangan yang baru menikah dan sudah punya rumah sendiri, ditambah hasil penelusuran online, saya menyimpulkan, setidaknya ada 3 cara ampuh untuk pengantin baru yang ingin cepat punya hunian untuk mewujudkan mimpinya. Simak yuk!

 

1. Prioritaskan hunian seperti apa yang dibutuhkan dan diinginkan

Ini penting! (Semua tips ini penting sih haha). Supaya kamu fokus dan tahu apa yang kamu mau.

 

Jadi begini, dalam bayanganmu dan pasangan, rumah yang kalian inginkan itu seperti apa, sih? Dalam semua aspek, ya. Bukan hanya “Rumah mungil berwarna kuning cerah, dengan jajaran pot bunga bougenville. Dua kursi kayu dengan dudukan empuk plus meja kecil sebagai tempat gelas kopi.” Ini sih proyeksi rumah impian level anak kuliahan! (Maksudnya level saya saat masih kuliah sih begini. Hehe).

 

Artikel terkait: Finansial para sang calon mempelai

  1. Bagaimana Cara Melunasi Utang Sebelum Menikah? Coba Terapkan Cara Ini
  2. Pasangan Masih Membiayai Orang Tua? Begini Cara Atur Keuangan Rumah Tanggamu!
  3. Ini 5 Alasan Uang Bukanlah Masalah Besar Dalam Suatu Hubungan

 

Yang harus kalian perhatikan adalah sebagai berikut:

a. Ukuran rumah

Size does matter karena size ngaruh ke price! Kalau masih berdua, rumah mungil udah cukup. Nanti, kalau sudah beranak-pinak, kalian bisa merencanakan pindah ke hunian yang lebih besar.

 

b. Lokasi

Baik lokasi ke kantor, ke pusat perbelanjaan, ke pasar, sekolah, dan lain-lain. Teman saya, sebut saja Yayi, akan memilih hunian dengan menjadikan lokasi yang dekat dengan pasar dan supermarket sebagai prioritas. Kalau saya, harus yang dekat kantor karena paling males menyeberangi lautan kemacetan ibukota.

 

c. Kondisi fisik rumah

Beberapa orang ada yang nyari rumah dengan 2 kamar tidur dan 2 kamar mandi, ada pula yang rumahnya harus punya beranda dan taman walaupun cuma sepetak. Ada pula yang nggak keberatan kalau dapur dan ruang makan menjadi satu bagian.

 

Terlepas dari apapun prioritasmu, adalah penting untuk terlebih dahulu tahu apa sih prioritas ini? Dengan begitu, kalau bisa fokus mencari rumah yang memang memenuhi daftar ini. Jadi nyarinya pun nggak bleberan gitu, lho.

 

 

2. Rajin riset biar referensinya banyak

Setelah mantap dengan daftar prioritasmu di atas,  langkah selanjutnya adalah mulai berburu. Internet bisa, mengunjungi pameran properti oke, langsung mendatangi lokasi rumah pun nggak apa-apa. Saya sudah mencoba ketiganya, dan saya bisa bilang bahwa sesungguhnya yang paling enak ya cara ketiga: langsung samperin! Pasangan saya pun setuju. Karena ya, sekeren-kerennya flyer yang dibagikan oleh sang salesman, bentuk aslinya akan bikin ‘pangling’.

 

Riset pun nggak asal riset, lho, ya. Informasi yang harus kamu kumpulkan apa aja? Pertama, denah, layout rumah, dan angka-angka yang menyebutkan luasan masing-masing ruang dan lingkungan hunian. Kedua, prediksi  harga properti ini di tahun-tahun mendatang. Misalnya di Ibukota, normal rata-rata kenaikan harga tanah di Jakarta adalah 10-15%/tahun (2017), sedangkan di Bekasi kabarnya bisa mencapai 17%.

 

Kemudian, sebagai tambahan ada baiknya kamu mencari tahu tentang criminal rate alias aman nggaknya, kualitas sekolah jika kamu sudah punya anak, dan juga kemacetan lalu lintas. Jangan-jangan kayak Mampang sekarang lagi. Maju 5 meter butuh waktu 1 jam. Kan sedih?  Kalau poin-poin tambahan ini, nggak bisa hanya lewat internet, sih. Lebih baik ngobrol langsung dengan calon tetangga.

 

3. Pilih agen properti berpengalaman dan terpercaya!

Klise banget, deh. Hahaha. Nggak hanya developer-nya, tapi juga Bapak-Ibu sales yang berhubungan langsung denganmu. Sebagai newly-wed dan belum berpengalaman, pasti nyaman banget kan kalau ketemu dengan agen yang terbiasa menangani kasus ini. Mereka bisa membantumu mengombinasikan kondisi finansial dan kebutuhan, familiar dengan karakteristik lingkungan hunian ideal, dan tentunya cerewet-cerewetnya kamu. Memilih agen properti, kurang lebih seperti memilih dokter keluarga, deh. Hehe.

 

Artikel terkait:  Hal-hal yang harus kamu perhatikan untuk rumahmu kelak

  1. Bolehkah Rumah Tinggal Dijadikan Tempat Usaha?
  2. 10 Kesalahan yang Nggak Boleh Kamu Lakukan Ketika Menyewa Kontraktor Rumah
  3. 5 Benda Rumah Tangga Ini Bisa Membuat Tagihan Listrikmu Melonjak

 

Nasihat tambahan: Start small then go big!

Kamu bukan keturunan raja atau taipan, pun nggak menerima warisan dari nenek-moyang. Jadinya nggak bisa dong ya langsung beli hunian segede gambreng yang bisa menampung tiga anak. Atau berbarengan menikah, besoknya beli rumah dan mobil sepaket, seminggu kemudian plesir ke Maldives.

 

Sebagai ‘rakyat jelata’, kamu harus bersabar dengan membeli hunian yang sesuai dengan kebutuhanmu sebagai newly-wed yang baru punya dua badan. Rekeningmu nggak segendut Syahrini, kan?

 

Start small then go big. Sasar dulu apartemen mungil ukuran studio (20 – 30 m2) dan mungkin 1 BR (sekitar 35m2) atau rumah tipe 21 dan 36.

 

It’s okay, untuk santai dulu barang setahun pertama. Saya sih, rencananya gitu. Nggak akan langsung ganti isi kepala dari daftar mantenan ke rincian KPR. Tapi bukan berarti hura-hura juga, lho. Tetap kontrol keuangan untuk nyiapin DP sekaligus belajar nge-set bujet. Memasuki tahun kedua barulah kalian mulai disibukkan urusan survei lokasi, hitung-hitungan, dan lain-lain alias tiga poin di atas. Semoga berfaedah, ya!

 

Nah, buat nambah-nambah modal mewujudkan hunian idamanmu, misalnya isi perabotan utama, kamu bisa ajukan pinjaman online di Tunaiku, lho.