SWARA – Pasti kamu udah nggak asing lagi dengan komentar online shop (olshop) di postingan Instagram, “Cek IG kita, Sist!”.
Yap. Itu adalah olshop yang lagi gencar mencari pembeli. Mungkin terkesan mengganggu, tapi justru eksistensi mereka sangat dibutuhkan apalagi buat kamu yang nggak sempat belanja. Sebenarnya, ada satu lagi yang bikin hidupmu lebih mudah, jasa titip (jastip). Nah, untuk jastip ini kira-kira bagaimana ya, peluangnya?
Artikel terkait: Peluang Jastip
- Jastip Alias Jasa Titip Bisa Jadi Peluang Bisnis Menguntungkan!
- Tahukah Kamu 5 Hobi Receh ini Bisa Menghasilkan Uang Banyak!
- 5 Ide Bisnis Bermodal Minim yang Cocok Bagi Pemula
Belum lama ini, jastip mulai digunakan orang-orang. Apalagi kalau lagi ada promo diskon besar-besaran. Saya memang bukan penyedia jastip ataupun pernah menggunakan jasa tersebut. Namun, saya cukup dibuat penasaran dengan semakin banyak orang menggandrungi jastip ini. Kebetulan, teman saya ada yang pernah menggunakan jastip untuk pembelian barang dari luar negeri. Karena penasaran dengan harganya, saya pun memberanikan diri untuk bertanya langsung.
1. Cahyo Wisnu Rubiyanto, mahasiswa, 24 tahun (@cnm.official)
Saat ini, Cahyo kuliah dan tinggal di Jepang. Berawal dari seringnya dititipin barang oleh teman dekat saat pulang ke Indonesia, jadilah dia membuka usaha jastip. Usaha ini, ia mulai sejak 2 tahun lalu, dan resmi membuat IG Official di tahun 2017. Nah, setelah itu, jastip pun dibuka untuk umum dan nggak hanya terbatas teman dekat.
Cahyo mengaku bisnis ini tergolong santai dan mudah. Apalagi, bisnis ini juga nggak berisiko rugi, sebab tidak perlu stok barang. Sebagai gantinya, keuntungan bisnis tanpa modal ini cukup lumayan. Meskipun cuma membuka pre order setahun dua kali (setiap pulang ke Indonesia), sekali jalan, total belanjanya bisa Rp20 juta hingga Rp50 juta. Itu sekitar dua koper barang titipan, lah.
Cahyo mengamini, bisnis jastip ini sangat berpeluang di Indonesia. Ia perpendapat, masyarakat di sini sangat konsumtif dan gila barang branded, sementara akses mereka terbatas. Nggak mungkin, kan, demi membeli sepasang sepatu Adidas, kamu harus beli tiket PP Indonesia-Jepang?
Tentu saja, hal ini menguntungkan bagi Cahyo. Soalnya, di Jepang, barang branded cenderung dihargai lebih murah. Nah, sistem yang digunakan relatif sama. Bedanya, Cahyo lebih condong pada barang branded seperti Fossil, Adidas, Nike, dan Onitsuka.
Awalnya dia akan membuka open PO. Nggak lupa, Cahyo akan mengunggah foto harga asli dari store di Jepang. Setelah ada permintaan, dia pun live shopping menunjukkan kondisi barang secara menyeluruh. Ketika sudah deal dan calon pembeli transfer (bisa DP ataupun lunas), barang baru dibungkus.
Untuk setiap item, Cahyo mengenakan tarif sekitar Rp150 ribu. Nominal sebesar itu tergolong sangat murah. Bayangkan saja, ketika jam Fossil di Indonesia mencapai Rp2 juta, di Jepang hanya dibanderol Rp1 juta. Bahkan Cahyo pun pernah membawa sepatu Nike seharga Rp650 ribu (sudah termasuk biaya titip). Sebagai informasi, di Indonesia, jenis sepatu yang sama dibanderol dengan harga Rp1,9 juta.
Kalau begini, bagaimana pembeli nggak tertarik? Nah buat kamu yang tertarik, bisa menghubungi Cahyo di @cnm.official, ya.
2. Rine Damarinjani, karyawan swasta, 30 tahun (@rinerinjani)
Wanita karier yang tinggal di Magelang ini bisa dibilang sangat sibuk. Setiap Senin sampai Jumat Rine berangkat kerja pukul 6 pagi dan baru sampai rumah lagi pukul 7 malam. Nggak adanya waktu untuk belanja inilah yang membuat Rine memilih menggunakan jastip. Selain itu, terkadang ada beberapa promo yang sudah tutup sebelum weekend.
Awalnya Rine tahu adanya jastip ini dari temannya. Kemudian, dia jadi sering menggunakan jastip, apalagi semenjak punya anak. Kebetulan selain nggak ada waktu, beberapa barang yang dia butuhkan adanya di Yogyakarta. Daripada bingung mau nitip, akhirnya ia lebih memilih membayar Rp20 ribu hingga Rp25 ribu buat ikutan jastip.
Sejauh ini Rine sendiri cukup puas menggunakan jasa titip. Beda cerita waktu dia menggunakan olshop. Rine pernah pesan tas. Namun, foto yang dipajang dengan yang ia terima justru kondisinya berbeda. Setelah dikomplain, pihak olshop beralasan, kalau hanya barang tersebut yang ready.
Sebenarnya, olshop sudah menawarkan pengembalian barang. Namun, karena Rine nggak mau ribet, ya akhirnya diikhlaskan saja. Bisa dibilang, Rine lebih suka menggunakan jastip karena barangnya jelas. Apalagi, barang yang akan diterima juga resmi dari store. Jadi, nggak perlu mempertanyakan lagi kualitas dan keaslian.
Artikel terkait: Perhatikan Ini Sebelum Kalap Belanja
- Gemar Belanja? Ini Fakta Gelap Barang Diskonan yang Harus Kamu Tahu!
- Nikmati Belanja Hingga Setengah Harga di JD.ID dengan Menggunakan Tunaiku
- 7 Hal yang Harus Kamu Ketahui Agar Menjadi Konsumen Online Shop yang Bijak
3. Desy Rastuardi, pegawai dinas perdagangan, 23 tahun (@Desy_rastuardi)
Dibandingkan Rine, Desy jarang menggunakan jasa titip. Dia sendiri mengaku baru satu kali menggunakan jastip. Waktu itu Desy searching tas dengan merek tertentu melaui IG. Kebetulan merek dan model yang disukai, nggak ada di Yogyakarta. Selain itu, ia juga bisa mendapatkan diskon yang jauh lebih murah kalau menggunakan jastip.
Begitu tas yang dipesan sampai, kondisi barang sama persis dengan postingan. Melalui jastip, Desy terhidar dari penipuan. Pasalnya, Desy mengaku pernah tertipu 3 kali saat membeli handphone lewat olshop.
Meski baru satu kali, Desy cukup puas menggunakan jastip. Pelayanan dari penyedia jasa terbilang cukup ramah. Kalaupun stok model yang dipesan kosong, penyedia jastip akan merekomendasikan model lain. Oleh karena itu, Desy jadi ketagihan. Nanti kalau ada promo lagi dan kebetulan barangnya cocok, Desy berencana memakai jastip lagi.
Akhirnya saya jadi tahu kenapa orang-orang tertarik menggunakan jastip. Ternyata memang sangat bermanfaat apalgi buat yang nggak punya waktu dan mengejar diskonan dan harga murah. Nggak berlebihan dong kalau saya bilang, pembeli yang cerdas, pasti menggunakan jastip!
TRI PUSPITASARI