Kita sering diberitahu akan pentingnya memiliki dana darurat. Namun dalam kenyataannya, masih sulit untuk menyisihkan uang khusus untuk dana darurat ini.

 

Situasi pandemi membuat kita semakin menyadari betapa pentingnya memiliki dana darurat. Beberapa di antara kita mungkin harus kehilangan pekerjaan atau usaha yang dijalani mengalami krisis, sehingga keberadaan dana darurat bisa menjadi pegangan untuk menyambung hidup sampai keadaan finansial bisa kembali pulih.

 

Seperti dikutip dari Kompas.com, perencana keuangan Metta Anggriani menyebutkan, tidak ada kata terlambat jika kamu baru akan menyiapkan dana darurat di tengah pandemi seperti saat ini. Meskipun tentunya akan semakin menantang, terutama jika kondisi finansialmu ikut terdampak oleh pandemi.

 

Besaran Dana Darurat

Dikutip dari Sindonews, Sylviana Maya Damayanti, dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB, menyarankan di situasi krisis seperti pandemi, lebih baik untuk mendahulukan dana darurat dibanding tabungan. Hal ini karena kita tidak pernah tahu masa depan seperti apa, karena bisa saja sewaktu-waktu kehilangan pekerjaan, sakit, dan lainnya.

 

Sederhananya, setiap orang dianjurkan memiliki dana darurat sebanyak enam kali biaya pengeluaran bulanan. Untuk di situasi krisis seperti sekarang ini, sebaiknya siapkan dana darurat sebanyak 6-12 bulan pengeluaran.

 

Jumlah yang bertambah banyak ini berguna karena situasi krisis yang tidak pasti, dan kita juga tidak tahu kapan situasi ini akan berakhir. Sekalipun sudah selesai, masih dibutuhkan waktu untuk recovery.

 

Selain itu, menurut Maya, jumlah dana darurat juga bisa ditentukan oleh profil risiko. Jika kamu masih lajang, besaran dana darurat berkisar antara 3-6 bulan. Sementara untuk keluarga kecil dengan dua anak, kisaran dana darurat minimal enam bulan pengeluaran, dan dana darurat untuk keluarga besar dengan anak lebih dari dua orang, bisa sekitar 6-12 bulan pengeluaran.

 

Pertimbangan lain, persentase uang yang dialokasikan untuk dana darurat sebaiknya diperbesar di tengah pandemi ini. Di situasi normal, dana darurat biasanya memakan 5-10% dari pendapatan bulanan, tapi di situasi pandemi, porsinya bisa kamu tambah menjadi 30-40%.

 

Bagaimana Cara Menyiapkan Dana Darurat?

Dikutip dari cnbcindonesia.com, perencana keuangan Prita Ghozie, ada tiga poin penting yang harus kamu perhatikan dalam menyiapkan dana darurat di tengah situasi pandemi. Ketiga poin tersebut yaitu memperbesar porsi saving sebanyak 12 kali pengeluaran rutin bulanan.

 

Kedua, tetap berinvestasi dan kamu bisa memilih investasi dengan risiko rendah seperti reksadana uang. Terakhir, memiliki asuransi yang sifatnya proteksi.

 

Lalu, bagaimana menyiapkan dana darurat? Kamu bisa melakukan beberapa cara ini:

 

1. Manfaatkan situasi

Pandemi menghambat ruang gerak, dengan semua aktivitas lebih banyak dipusatkan di rumah. Dengan begitu, kamu bisa memanfaatkan situasi ini untuk mengerem pengeluaran sehingga keinginan untuk mewujudkan dana darurat bisa dimulai.

 

Cek ulang pos pengeluaran yang kamu miliki, sehingga kamu mengetahui bagian mana yang bisa dipangkas dan dialihfungsikan kepada dana darurat. Menurut Metta, adanya pembatasan ini seharusnya membuat pengeluaran berkurang sehingga bisa dialihkan untuk disimpan.

 

2. Benahi keuangan

Benahi keuangan keluargamu agar kamu tahu berapa besar pengeluaran setiap bulannya. Data berapa banyak aset yang kamu miliki, juga utang yang menjadi beban. Jika ada aset yang bisa dikeluarkan, bisa kamu gunakan untuk membayar utang sehingga neraca keuangan jadi lebih rapi.

 

3. Cicil semampu kamu

Mungkin terdengar sulit dan berat untuk menyiapkan dana darurat sebanyak itu, tapi kamu bisa mencicilnya semampu kamu. Buat kebiasaan baru sehingga lama-lama kamu jadi terbiasa dan akhirnya dana darurat yang dibutuhkan pun terkumpul.

 

Jika kamu memiliki penghasilan bulanan tetap, maka kamu bisa menabung dengan jumlah yang sama setiap bulannya ke dalam dana darurat ini. Jika kamu tidak memiliki penghasilan bulanan yang tetap, tidak perlu menyimpan dalam jumlah yang sama tapi pastikan selalu ada yang disisihkan setiap bulannya untuk dana darurat ini.

 

4. Pisahkan dengan tabungan

Masih banyak yang menganggap tabungan dan dana darurat merupakan dua hal yang sama. Penting untuk diketahui kalau kedua hal ini berbeda. Tempatkan tabungan dan dana darurat di dua tempat yang berbeda karena fungsinya berbeda.

 

Tabungan berfungsi sebagai untuk masa depan, sementara dana darurat merupakan simpanan yang bisa kamu ambil sewaktu-waktu jika membutuhkan. Inti dari memiliki dana darurat adalah untuk bisa diambil kapan dibutuhkan jika berada di situasi krisis.

 

5. Disiplin dengan pengeluaran

Meskipun jumlah pendapatan bulanan tidak tetap, kamu harus disiplin dalam hal pengeluaran. Walaupun pendapatan meningkat, jangan terlena dengan gaya hidup yang hanya akan membuat keuanganmu semakin berantakan. Disiplin dalam hal pengeluaran membuat kondisi keuanganmu jadi stabil, dan sisanya bisa kamu simpan untuk tabungan, serta dana darurat.

 

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari pandemi, termasuk dalam membenahi keuangan. Jika selama ini kamu masih malas-malasan menyiapkan dana darurat, maka ini saat yang tepat untuk mulai menyisihkan pendapatan untuk mempersiapkan dana darurat agar kamu punya pegangan di saat tidak terduga.