SWARA – Harus diakui, rekan kerja sangat memengaruhi performa di kantor. Saya yang bekerja di industri kreatif, misalnya. Saya memiliki teman kerja dengan karakter yang beragam. Ada yang bertugas sebagai ‘polisi lalu lintas’ untuk mengatur mereka yang kadang sembarangan; ada pula yang menjadi tempat keluh kesah, dan selalu bisa memberikan solusi.
Yup, menurut saya, justru keberagaman inilah yang menjadi kunci pekerjaan tim bisa sukses. Masing-masing punya kemampuan dan karakter berbeda, dan pada akhirnya saling melengkapi.
Nggak peduli apapun proyek yang harus dihadapi, kombinasi teman-teman kerja menjadi penentu apakah kamu mendapatkan standing ovation dari Bu Bos atau malah dapat surat teguran!
Artikel Terkait: Nasib Karirmu Ada di Tanganmu!
- 6 Tanda Pindah Kerja di Usia 20-an adalah Keputusan yang Tepat!
- Hidup Itu Bukan Cuma Mengejar Passion Saja, Berpikir Realistis Juga Perlu!
- Inilah 5 Perbedaan antara Bekerja di Start-up dengan Instansi Pemerintahan!
Lantas, kira-kira seperti apa rekan kerja ideal agar tim kerjamu jadi paling sukses?
Nah kali ini saya akan membagikan nasihat dari Rei Inamoto, seorang Chief Creative Officer salah satu creative agency di New York. Menurut Rei, untuk memiliki tim yang sukses dan unggul, sebetulnya kamu hanya butuh tiga orang, yaitu: The Hipster, The Hacker, dan The Hustler.
Maksudnya gimana sih?
1. The Hipster
Mereka yang dilabeli creative genius. Nggak hanya sekadar menciptakan, The Hipster ini akan memastikan bahwa hasil akhir desain memang benar-benar unik dan keren ketimbang produk serupa di pasaran. Kadar kreatif mereka ini bisa bikin rekan setim geleng-geleng kepala, karena ya, benar-benar out of the box alias nggak ada yang menyangka.
Misalnya, mereka mencari referensi desain packaging dengan warna-warna khas suatu suku di Afrika yang bahkan nggak pernah kamu dengar! Hehe.
The Hispter, kurang lebih bisa disamakan dengan posisinya seorang Strategic Planner alias Perencana Strategis atau Creative Designer.
2. The Hacker
Sepanjang meeting diam saja. Namun, sekalinya ngomong langsung bisa menjawab problematika yang sedang dibahas. Ide-ide brilian dan rada-rada sulit dari The Hipster ia jadikan realita. Umumnya, The Hacker adalah tulang punggung tim, sang pelaksana yang membuat rencana menjadi nyata.
Di dunia IT, The Hacker sudah pasti sang developer yang jago segala sesuatu tentang coding dan programming.
3. The Hustler
The Hustler sering kali bikin orang-orang salah paham. Dia yang menjadi jembatan antara karya-karya The Hipster dan The Hacker, ke publik. Sebagai seorang yang lebih ‘realistis’, kerap kali The Hustler bakal bersitegang dan adu pendapat dengan dua tipe di atas. Karena, ide-ide brilian yang telah dibuat, nggak selalu cocok dengan pasar. Pertanyaan favorit si Hustler yang bikin bete biasanya seperti ini,
“Iya sih ‘wah’ dan keren. Tapi, memangnya yang beginian bisa dipakai dan bakal laku?”
Nah, The Hacker ini adalah sang juru bicaranya seperti CEO atau seorang Account Executive.
Dari penjabaran di atas, intinya The Hipster akan memberikanmu faktor kreatif dan keren; The Hacker dengan kemampuan dan bakatnya akan membawa ide menjadi nyata; sedangkan The Hustler menjadi orang yang akan menjual produk akhir yang dibuat, ke pasar.
Nah, kombinasi ketiga orang seperti ini, memang terbukti keren dan ampuh!
Artikel terkait: Bersikap Saat di Lingkungan Kantor
- 6 Tips Mengelola Karyawan Milenial di Lingkungan Kerja
- Menjalin Cinta dengan Rekan Kerja? Perhatikan 5 Hal Berikut untuk Jaga Profesionalitasmu
- Adaptasi di Lingkungan Kerja Memang Tantangan bagi Para Fresh Graduate, tapi Ini Hanya Masalah Waktu, Kok!
Kalau menilai diri sendiri, saya cenderung ke tipe The Hustler. Maklum, sebagai seorang account executive saya harus pintar-pintar jualan produk-produk teman kreatif. Nggak hanya itu, saya juga harus pandai-pandai menempatkan diri sebagai jembatan penghubung si kreatif idealis dengan ide meledak-ledak ke klien yang realistis dan kadang-kadang sayang duit. Hehe.
Memiliki atau membangun tim kerja impian memang nggak bisa dilakukan dalam sekejap. Harus ada masa-masa saling mengenal karakter masing-masing, menerima, dan memberi masukan. Jika sudah tercapai satu pengertian, pasti, deh bisa menjadi the dream team!
WINNY WITRA MAHARANI