SWARA – Saat ini, jumlah kasus investasi ilegal atau bodong semakin mengkhawatirkan. Tengok saja kasus penipuan berkedok investasi yang baru-baru ini menimpa nasabah Pandawa Group. Diperkirakan, jumlah aset nasabah yang masih tertahan mencapai angka triliunan rupiah!

 

Anehnya, korban penipuan justru berasal dari kalangan menengah ke atas yang berpendidikan tinggi. Umumnya, mereka ingin mendapatkan keuntungan melimpah dalam waktu singkat sehingga nggak ragu menginvestasikan uang dengan jumlah besar.

 

Nah, agar nggak menjadi korban berikutnya, ada baiknya kamu mengenali ciri-ciri investasi bodong yang sudah saya rangkum berikut ini.

 

Artikel Terkait: Memulai Investasi

  1. Ingin Berinvesitasi tapi Tidak Tahu Caranya? Pahami 6 Hal Ini.
  2. Ingin Berinvestasi? Yuk, Kenali Jenis Investasi Berpajak dan yang Tidak
  3. Jangan Sampai Jadi Korban, Yuk, Waspadai Tawaran Investasi Bodong di Internet!

 

1. Terkesan memaksa

Biasanya, para pelaku investasi bodong akan memaksamu untuk segera membuat keputusan. Caranya? Mereka akan terus-menerus merayu dan menjelaskan berbagai keuntungan yang berpotensi kamu dapatkan sampai kamu nggak punya waktu untuk berpikir ulang. Kalau nantinya kamu mengalami situasi serupa, coba deh, berusaha menarik diri dari obrolan atau mengubah topik pembicaraan dengan menanyakan berbagai informasi terkait perusahaan tersebut.

 

2. Meminta uang muka

Biasanya, kamu diminta membayar uang muka dan dijanjikan keuntungan berlipat ganda di kemudian hari. Mereka juga akan berusaha meyakinkanmu bahwa semakin banyak uang yang kamu berikan, semakin banyak pula keuntungan yang akan kamu dapatkan nantinya.

 

3. Bunga yang tinggi

Investasi bodong biasanya merayu korbannya dengan memberikan iming-iming suku bunga yang tinggi. Kisaran bunga yang mereka tawarkan bisa melebihi angka 10%, jauh melebihi angka yang ditawarkan bank-bank pada umumnya. Aneh, kan? Padahal, suku bunga tertinggi yang ditawarkan Bank Indonesia pun tidak melebihi angka 7%.

 

4. Tingkat risikonya rendah

Saat memutuskan untuk berinvestasi, kamu pun harus siap dengan segala risikonya. Biasanya, investasi dengan keuntungan yang besar memiliki risiko kerugian yang juga besar. Misalnya, beban biaya yang kamu tanggung untuk investasi properti seharusnya jauh lebih tinggi daripada investasi emas. Oleh karena itu, kamu harus waspada kalau ada yang menawarkan investasi dengan keuntungan tinggi tapi minim risiko.

 

5. Lembaga atau perusahaan investasi tidak mengantongi izin

Sebelum memutuskan untuk melakukan investasi, jangan lupa mencari tahu informasi mendetail tentang perusahaan terkait. Kalau perlu, tanyakan secara mendetail mengenai produk, cara pemasaran, informasi karyawan, lokasi perusahaan, dan lain-lain. Jika menemukan kejanggalan, jangan ragu untuk menolak, ya. Di Indonesia, lembaga yang hanya berbekal badan hukum PT atau CV ternyata dilarang mengumpulkan uang dari masyarakat, lho. Pastikan kamu selalu berhati-hati, ya!

 

6. Menggunakan sistem penawaran Ponzi

Sistem penawaran ponzi menuntutmu untuk merekrut teman atau keluarga jika ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Dalam kasus tersebut, keuntungan yang kamu dapatkan adalah uang yang disetorkan oleh investor baru. Akibatnya, kalau nggak ada investor baru, kamu nggak akan mendapatkan keuntungan lagi.

 

Artikel Terkait: Jenis Investasi

  1. Ingin Investasi Properti di Jakarta? Segera Cek 7 Kawasan Berpotensi Ini!
  2. 11 Informasi Penting untuk Mahasiswa yang Ingin Berinvestasi Emas
  3. Menguntungkan tapi Berbahaya, Ini 5 Hal yang Harus Kamu Ketahui Soal Investasi Bitcoin

 

7. Pilih investasi yang menguntungkan

Investasi properti adalah jenis investasi yang paling diminati. Jenis investasi ini tergolong lebih aman dan menguntungkan karena dapat dimonitor dengan mudah. Selain itu, nilainya pun terus bertambah. Namun, bukan berarti investasi yang lain nggak menguntungkan, lho. Apa pun bentuk investasinya, jika disikapi dengan cermat pasti akan membuahkan untung.