Inspirasi dan Edukasi Finansial dari Amar Bank – Dunia investasi sangatlah luas, ada instrumen yang mudah dipelajari dan ada juga yang tidak. Banyak yang gagal dalam mengidentifikasi instrumen yang ada sehingga banyak pula kebiasaan buruk yang sering terjadi di kalangan investor pemula.
Sayangnya, sebagian besar investor pemula tidak menyadari bahwa kebiasaan-kebiasaan tersebut justru akan membuatnya rugi dalam berinvestasi.
Pada kesempatan ini, kami akan menyajikan beberapa kebiasaan buruk para investor khususnya pemula yang sering dilakukan, apa saja?
1. Tergiur return besar tanpa melihat risiko
Ini adalah kesalahan besar yang paling banyak dilakukan oleh investor pemula. Bahkan, ada juga investor yang sudah lama berinvestasi masih tergiur dengan return besar tanpa melihat risiko.
Satu hal yang pasti, return yang besar selalu diikuti oleh risiko yang besar juga. High risk high return, low risk low return. Tidak akan pernah ada low risk high return. Kalau ada, tentunya itu investasi bodong.
Sebelum memutuskan berinvestasi, pelajari dulu apa saja risikonya. Jangan bicara potensi profit dulu, karena tidak ada yang namanya manajemen profit, yang ada hanya manajemen risiko.
2. Malas belajar salah satu kebiasaan buruk investor
Dalam investasi, ada banyak sekali instrumen yang tersedia dan dapat diakses oleh siapa pun. Semakin tinggi risikonya, potensi profitnya semakin besar, tetapi akan semakin sulit dianalisa.Â
Nah, kebiasaan buruk investasi yang sering terjadi adalah banyak orang-orang yang ingin mendapatkan keuntungan, tapi terlalu malas untuk mempelajari instrumen investasi yang dipilih.
Contoh yang terjadi akhir-akhir ini. Banyak sekali investor pemula yang memilih masuk kripto ketika sedang booming tanpa belajar terlebih dahulu. Akibatnya, karena kurang ilmu, uangnya pun menguap habis dengan mudah.Â
Lucunya, kebiasaan buruk investasi ini kadang terus terulang, mungkin dengan instrumen investasi yang baru tetapi kebiasaannya sama, tetap tidak mau belajar.
3. Tidak mau repot dan suka ikut-ikutan orang lain
Masih banyak investor di Indonesia yang hanya ikut-ikutan rekomendasi orang lain. Entah itu rekomendasi dari teman, keluarga, ataupun influencer.
Rasanya banyak yang tidak percaya diri untuk menggunakan analisanya sendiri, atau mungkin merasa malas untuk menganalisa sehingga lebih memilih ikut-ikutan orang lain.Â
Perlu diperhatikan, tidak ada seorangpun yang tahu cara membaca pasar ke depan secara akurat, bahkan Warren Buffett sekalipun. Jadi, kalau mau lebih yakin, belajarlah untuk menganalisa investasi secara mandiri.
4. Kebiasaan buruk investor yang serakah
Serakah adalah kebiasaan buruk investasi yang sulit dihindari. Ini wajar terjadi dalam diri manusia, karena memang sebagai makhluk hidup, manusia memiliki sifat serakah dan tamak.Â
Dalam investasi juga sama, ada yang serakah ingin untung besar. Sudah diberikan untung besar, malah ingin untung lebih besar lagi.Â
Manajemen risiko akan kacau dan kamu akan cenderung berspekulasi secara berlebihan jika kamu serakah.Â
5. Terlalu penakut
Serakah memang tidak baik, tapi terlalu penakut juga adalah kebiasaan buruk investasi yang perlu dihindari. Kalau terlalu penakut, kamu akan sulit berinvestasi, terutama pada instrumen yang agresif.Â
Saat kamu terlalu takut, kamu tidak akan bisa masuk atau mulai investasi. Karena akan selalu ada pikiran negatif yang menghantui kamu.Â
Sebaiknya, kendalikan rasa takut tersebut dengan mempelajari manajemen risiko. Ketakutan itu berasal dari ketidaktahuan. Pengetahuan dan pengenalan akan risiko membuat kita lebih tenang dalam berinvestasi.
6. Menggunakan uang pinjaman untuk investasi
Salah besar jika menggunakan uang pinjaman untuk berinvestasi. Sebab, investasi adalah aktivitas yang tinggi risiko, apalagi jika digunakan di instrumen yang memiliki fluktuasi yang tinggi.
Sebaiknya, gunakanlah uang dingin untuk berinvestasi atau uang yang mungkin sudah kamu atur porsinya.
Jangan karena tergiur profit yang besar kamu akan berfikir tak masalah berutang karena nanti akan profit. Itu pikiran yang salah, tidak ada investasi yang menjanjikan profit tinggi dengan cepat.
7. Mudah panik
Perlu diingat, berinvestasi di instrumen dengan fluktuatif tinggi sangat tidak disarankan bagi kamu yang suka panik.
Kebiasaan buruk investor pemula adalah mereka berinvestasi dengan harga yang tinggi dengan harapan akan terus naik dan profit, lalu saat turun dadakan mereka langsung panik dan menjual di harga yang rendah.
Padahal, konsep dasar dalam berinvestasi adalah membeli di harga yang rendah dan menjual di harga yang tinggi. Jika ternyata harga setelah membeli jadi turun maka bersabar lah dan tunggu hingga harganya kembali naik.
8. Tidak melakukan diversifikasi saham
Kesalahan selanjutnya bagi investor pemula adalah tidak melakukan diversifikasi saham.
Oleh karena cenderung mengabaikan fundamental dan berharap profit yang instan, investor pemula malas melakukan riset saham dan hanya menaruh uang di satu jenis saja.
Padahal, itu justru terlalu berisiko bilamana perusahaan tempat ia berinvestasi mengalami kemunduran atau terkena kasus.
Oleh karena itu, investor pemula penting untuk menempatkan investasi ke berbagai instrumen saham.
9. Selalu bergantung dengan performa sebelumnya
Dunia investasi sangatlah fluktuatif, investor pemula yang tak mengerti fundamental hanya mengandalkan histori tempat ia berinvestasi.
Padahal, tidak selamanya instrumen dengan histori yang baik akan terus menerus membaik. Itulah pentingnya untuk mempelajari fundamental serta tetap update dengan perkembangan perusahaan dan pasar.
10. Mudah termakan berita hoax
Menganalisis tren pasar adalah tugas penting saat berinvestasi. Namun seiring kencangnya informasi saat ini banyak informasi-informasi yang salah soal investasi.
Mudah termakan hoaks akan menjadikan investor pemula lontang-lantung, tak tahu arah, mudah disetir, dan gampang goyah.
Rajin-rajinlah baca informasi yang faktual dan terpercaya dari sumber-sumber yang kredibel.
Itulah beberapa kebiasaan buruk investor yang perlu dihindari, kalau kamu mau menjadi investor yang sukses mendapatkan profit.Â
Ingat, kunci menghindari kebiasaan buruk adalah memiliki manajemen risiko yang baik dengan belajar. Selamat berusaha!