SWARA – Apakah kamu merasa terus disibukkan dengan pekerjaan dan tak pernah sempat bersantai? Jika iya, kamu memang bukan satu-satunya. Tak bisa dipungkiri, industrialisasi dan gaya hidup modern seakan memaksa kita untuk terus bergerak. Setidaknya, begitulah anggapan kita.

Kenyataannya, jumlah jam kerja yang kita lakukan – dibayar maupun tidak – nggak jauh berbeda dengan dulu. Hal ini sempat ditunjukkan oleh sebuah studi pada tahun 2014. Lantas, kenapa kini kita merasa selalu sibuk dan nggak punya waktu? Berikut beberapa alasannya.

 

1. Tuntutan ekonomi yang lebih ketat

Kebutuhan hidup yang terus meningkat membuat kita merasa setiap jam yang kita miliki menjadi sangat berharga. Hal ini memunculkan tekanan, baik dari dalam maupun dari luar, untuk melakukan lebih banyak pekerjaan dalam waktu yang tersedia.

Kamu mungkin jadi merasa sayang jika menyia-nyiakan waktu untuk hal yang mungkin dianggap kurang penting. Makanya, kita pun berusaha memanfaatkan waktu sebaik mungkin dengan mengisinya hal-hal yang produktif.

 

2. Pekerjaan yang tak lagi berbasis fisik, melainkan pengetahuan

Pada masa lalu pekerjaan yang dominan adalah bertani, manufaktur, maupun pekerjaan manual lainnya. Di era tersebut, fisik cenderung lebih terbebani, tapi tetap terbatas. Soalnya, kamu tidak bisa panen sebelum waktunya atau terus membuat barang kalau bahannya tidak ada.

Sementara, kini pekerjaan kita cenderung mengandalkan pengetahuan, koneksi internet, dan sumber daya manusia. Seusai bekerja di kantor, kamu masih bisa melakukan pekerjaan sampingan di rumah berdasarkan keahlianmu. Alhasil, kita jadi tampak lebih sibuk dibanding pendahulu kita.

 

3. Manajemen waktu yang kurang baik

Perlu dicatat bahwa kesibukan itu nggak berbanding lurus dengan produktivitas. Sebaliknya, “kesibukan” juga bisa muncul sebagai akibat dari manajemen waktu yang kurang. Nggak sedikit dari kita menunda-nunda kerjaan dan akhirnya harus membayarnya di belakang gara-gara hal yang kita tunda itu semakin menumpuk, yang berarti kita semakin sibuk akibat kesalahan kita sendiri.

 

4. Kesibukan dianggap sebagai status sosial

Masyarakat kita masih banyak yang memandang rendah orang-orang yang tampak santai dalam mencari nafkah. Kesibukan seringkali dianggap sebagai patokan untuk mengukur kinerja seseorang. Akhirnya, kita pun berusaha menyibukkan diri agar kinerja kita tampak mumpuni. Padahal, hal ini nggak melulu berhubungan, seperti halnya yang sudah disinggung pada poin sebelumnya.

Makanya, agar kita nggak melulu dihadapkan dengan kesibukan yang tiada habisnya — baik yang betulan maupun yang semu — kita perlu belajar untuk memanfaatkan waktu dengan lebih efisien dan mulai mengukur nilai diri bukan dari jumlah waktu yang kita habiskan, melainkan dari seberapa banyak hasil yang kita capai.

 

Semoga artikel yang kamu baca tentang kenapa pekerja modern selalu terlihat lebih sibuk dan tidak punya waktu santai ini bermanfaat! Oh iya, ada satu manfaat lagi yang nggak boleh kamu lewatkan. Solusi keuangan bagi kebutuhan-kebutuhanmu sekarang hadir lebih dekat, lebih mudah, dan lebih cepat.

Kamu dapat mengajukan pinjaman tanpa agunan, tanpa kartu kredit di Tunaiku. Info lebih lanjut bisa dilihat di link berikut: Tunaiku.