SWARA – Cara kerja milenial memang beda dengan generasi sebelumnya. Generasi baby boomer dan X lebih betah dalam satu perusahaan dalam waktu lama demi kestabilan hidup. Sementara, para milenial selalu menantang diri dan terbuka akan kesempatan baru. Saking beraninya, generasi ini rela pindah-pindah kantor demi profesi yang lebih menjanjikan, lho.

Situs Linkedin pun melakukan riset bahwa sebagian besar akun milenial paling sering berpindah kerja dari generasi lain. Beberapa kenalan saya pun sudah berganti 2-3 jenis pekerjaan dalam kurung lima tahun. Masing-masing bertahan paling tidak 1-1,5 tahun dalam satu perusahaan. Istilah “kutu loncat” pun muncul dan disematkan pada beberapa pegawai milenial. Sayangnya, istilah ini sering dikonotasikan buruk.

 

Artikel Terkait: Kesalahan yang Sering Dilakukan Generasi Millenial

  1. 5 Kesalahan Mengatur Uang yang Harus Dihindari Pengusaha Milenial
  2. Ternyata Millenial Itu Suka Impulsif Sewaktu Belanja!
  3. Inilah 5 Kebiasaan Millenial Dalam Membelanjakan Uang Serta Dampaknya Terhadap Perekonomian

 

Sebenarnya, apa sih yang dikejar para milenial ini? Gonta-ganti pekerjaan memang terkesan negatif karena mencerminkan sikap kurang sabar dan fokus pada gaji yang lebih besar. Namun, daripada menduga-duga, simak alasan-alasan teruji berikut!

 

Pengalaman adalah modal utama, bukan penghasilan

Ada banyak dari teman-teman saya yang akhirnya bekerja tidak sesuai dengan jurusannya kuliah. Bukan karena dulu mereka salah jurusan, tapi karena pada dasarnya, kami generasi millenial seringkali haus akan pengalaman, ilmu dan jaringan sosial yang baru.

Semakin banyak bidang yang ditekuni, jenjang kariernya pun jadi semakin luas. Alhasil, tantangan kerja semakin tinggi dan bisa menambah keahlian baru. Oleh karenanya, saat ini banyak perusahaan yang merekrut pegawai millenial serba bisa.

Namun, sifat yang mengutamakan pengalaman ini juga punya sisi negatif. Kalau penghasilan dinomor-duakan, kebutuhan para milenial sehari-hari tak akan selengkap generasi sebelumnya. Dalam membeli rumah misalnya. Generasi X cenderung menabung dalam jumlah besar dan membuat investasi jangka panjang. Jadi, nggak heran kalau orang tua kita saat masih muda lebih sibuk bayar cicilan rumah daripada travelling.

Berbeda dengan generasi Y yang nggak menempatkan investasi jangka panjang sebagai pilihan utama. Mereka cenderung berprinsip “Akan berinvestasi jika ada uang lebih, tapi kalau belum ada, ya sudah, nggak masalah”. Prinsip tersebut mungkin saja lahir karena pendapatan generasi millenial yang nggak begitu besar. Seperti yang diungkapkan Rumah123, gaji pegawai milenial rata-rata berada di bawah 10 juta rupiah dan angka ini berbanding terbalik dengan kenaikan harga tanah per tahun yang bisa mencapai 100%.

Variasi kerja lebih menarik daripada lama di satu kantor

Pegawai yang sudah bekerja lebih dari 10 tahun pasti enggan keluar kalau tidak terpaksa. Padahal, kinerja pegawai lama dengan lulusan baru jauh berbeda, lho. Oleh karena itu, meski dianggap kutu loncat, sistem kerja para milenial ini justru menumbuhkan profit perusahaan.

 

Riset dari OneCareer Building mengatakan bahwa para perekrut justru menargetkan pegawai milenial untuk kerja di bawah dua tahun. Dengan begitu, perusahaan akan lebih mudah mendapatkan pegawai yang karakternya sesuai. Biasanya, yang menerapkan sistem ini adalah perusahaan-perusahaan kecil atau startup.

 

Hal tersebut cocok dengan yang diungkapkan Sarah Landrum, pengamat generasi milenial dari Forbes.com. Menurutnya, pegawai muda memang lebih nyaman dengan sistem kerja perusahaan startup. Namun, pemilik perusahaan juga harus tetap jeli ketika merekrut pegawai. Pasalnya  kebiasaan generasi millenial yang suka berpindah kerja akan berpengaruh langsung pada pertumbuhan usahanya.

 

Artikel Terkait: Investasi yang Bisa Kamu Lakukan sebagai Generasi Millenial

  1. 4 Investasi Tak Berwujud yang wajib Dimiliki Anak Millenial
  2. Jenis Investasi Reksa Dana yang Paling Disukai Para Millenials
  3. SWARA KAMU: Tantangan Investasi Generasi Millenial

 

Dua alasan tadi menjelaskan bahwa motivasi milenial yang suka gonta-ganti pekerjaan adalah memperluas koneksi dan memperbanyak pengalaman. Harapannya, stigma ini bisa dipandang lebih baik oleh masyarakat luas.

 

Tetapi ada beberapa poin penting saat merekrut pegawai milenial kutu loncat. Perhatikan lama kerjanya dalam curicullum vitae. Kalau seorang pegawai mudah berganti kerja sebelum enam bulan, hmm kemungkinan besar kamu merekrut kutu loncat betulan.

 

Dapatkan kredit tanpa agunanmu sekarang juga hanya di Tunaiku.

Klik di sini untuk ajukan pinjaman sebesar Rp2-20 juta rupiah dengan waktu angsuran 6-20 bulan!

KTA


NOBERTA JEANIENOBERTA JEANIE