SWARA – Memangnya ada pengajuan proposal yang dananya untuk pribadi?
Ya ada, dong!
Biasanya, orang akan mengirimkan proposal pengajuan dana pribadi kepada suatu lembaga, perorangan, perusahaan atau instansi untuk keperluan dirinya sendiri. Contohnya, bisa untuk berobat atau menyambung hidup sehari-hari. Namun, yang paling umum adalah proposal untuk keperluan melanjutkan studi.
Sekadar info, Indonesia memiliki Gerakan Nasional Orang Tua Asuh atau biasa dikenal dengan nama GNOTA. Jadi, lembaga ini berisi para dermawan yang ingin menyumbangkan sebagian harta pribadinya untuk membiayai anak-anak yang berprestasi tapi nggak punya biaya untuk melanjutkan pendidikan.
Nah, apakah kamu memiliki keinginan untuk mengajukan proposal pengajuan dana untuk beasiswa? Atau mungkin ada yang berminat setelah membaca kalimat-kalimat di atas?
Nggak masalah kalau kamu mau. Namun, seluruh persyaratannya harus diperhatikan, ya. Intinya, kamu harus punya 2 surat vital, yakni surat keterangan berprestasi dan tidak mampu.
Artikel Terkait: Biaya Pendidikan dan Pekerjaan
- Biaya Kuliah 10 Universitas Swasta Favorit di Indonesia
- Rusia Bisa Jadi Solusi Kuliah di Luar Negeri yang Terjangkau. Kamu Tertarik?
- 10 Jurusan Kuliah Sepi Peminat yang Lulusannya Bergaji Besar
Kamu bisa mendapatkan surat keterangan berprestasi dari maupun luar sekolah. Dengan kata lain, kamu bisa melampirkan surat keterangan langsung dari pihak sekolah, melampirkan piagam atau sertifikat penghargaan suatu prestasi yang pernah diperoleh. Kalau surat keterangan tidak mampu tentunya harus dikeluarkan oleh instansi terkait, seperti kelurahan.
Sementara, dokumen-dokumen lain yang dibutuhkan untuk keperluan administrasi cenderung berbeda-beda. Bergantung pada tempat yang ingin kamu kirim.
Sekarang saya ingin memberi banyak tips yang berguna untuk kamu, terutama saat menulis proposal untuk beasiswa. Tujuannya, agar peluang proposal “ditengok” dan diterima jadi lebih besar.
1. Pelajari tentang lembaga donatur
Pelajari apa yang diinginkan oleh lembaga tujuanmu. Kamu bisa mengeceknya di situs mereka, kok. Cari tahu beberapa hal, seperti visi dan misi, harapan, dan lain sebagainya. Hal ini akan membantumu menemukan kesamaan dari lembaga donatur.
2. Cari tahu siapa yang berada di komite penyeleksi
Tujuannya, jelas bukan untuk menyuap mereka. Maksudnya, kamu harus mencari tahu siapa yang akan membaca proposal kelak. Dengan begitu, kamu bisa menyesuaikan bahasa dan teknik penjelasan ke mereka.
3. Siapkan argumen terbaik kamu
Kamu harus bersiap untuk menjelaskan dari A sampai Z terkait proyek yang akan dikerjakan, dan bagaimana dana beasiswa itu akan membantumu mengerjakannya. Kalau perlu kamu dapat membuat timeline untuk mendukung pernyataan, pos-pos alokasi dana, dan kisaran waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Semakin lama tentu dananya juga akan semakin besar, kan?
4. Jangan andalkan emosi
Dalam proposalmu, akan ada penjelasan tentang masalah yang akan dihadapi. Sebagai gambaran, mungkin mirip-mirip seperti bab “identifikasi masalah”. Nah, saat membahas ini, ada baiknya kamu mengaitkan isu yang sedang kamu bahas dengan kepentingan pembaca atau pernyataan misi. Hindari argumen yang mengandalkan emosi atau nilai keyakinan. Soalnya, hal itu bisa menjadi poin negatif di dunia akademis.
5. Jangan sampaikan tujuan yang ambigu
Jangan menyampaikan tujuan yang ambigu, nggak terukur, atau nggak berhubungan dengan permasalahan. Jelaskan sejelas mungkin apa yang akan didapat oleh donatur apabila mereka membantumu menyelesaikan proyek ini.
Artikel Terkait: Buat Kamu yang Ingin Kuliah di Luar Negeri
- Hindari 5 Kesalahan Ketika Melakukan Wawancara Beasiswa
- 5 Alasan yang Salah Ketika Kamu Memutuskan untuk Lanjut S2
- Ingin Dapat Beasiswa LPDP? Simak Kisah dan Tips dari Penerima Beasiswa LPDP Ini
6. Jangan “menye-menye”
Kurangi seminimal mungkin, atau kalau bisa jangan sampai ada kata-kata seperti “saya yakin bahwa…”, “solusi tersebut akan membantu…”, dan sejenisnya. Ganti dengan kalimat yang lebih jelas dan percaya diri, seperti misalnya: “realisasi proyek dalam proposal ini mampu mengurangi permasalahan yang perusahaan Bapak/Ibu alami secara signifikan.”
7. Perhatikan aturan dan buat gampang dicerna
Biasanya, ada guidelines penulisannya untuk proposal. Diperhatikan baik-baik, dari jenis tulisan, ukuran tulisan, jarak spasi, batas halaman, dan lain-lain. Buat proposal kamu segampang mungkin dicerna oleh pembaca. Ingat, kamu ingin meyakinkan seseorang, kan? Nah, anggap saja proposal yang ingin kamu ajukan ini adalah satu-satunya cara untuk meyakinkan mereka.
Ajukan pinjaman uang tanpa agunan, tanpa kartu kredit hanya di Tunaiku sekarang juga!
Pinjaman dari Rp2-20 juta yang dapat diangsur mulai 6-20 bulan.
AGUSTO REYNALDO