SWARA – Kamu udah punya kartu kredit? Saya sih, belum. Pertama, karena memang merasa belum butuh dan belum mampu. Kedua, diingetin pacar buat nggak usah dulu. He-he. Gara-garanya, salah seorang rekan kerjanya, punya pengalaman pahit tunggakan kartu kredit karena salah strategi membayar tagihan. Sampai membengkak dan bikin pusing di beberapa bulan berikutnya.
Punya kartu kredit kelihatannya memang punya banyak keuntungan, khususnya kemudahan bertransaksi saat kamu membeli tiket transportasi, tiket konser, memesan hotel, atau membeli barang di website luar negeri. Belum lagi kamu juga jadi bisa nyicil barang mahal yang sudah kamu idamkan dan bisa dapat poin reward juga.
Tapi, di balik semua itu, ada tanggung jawab besar, lho. Makanya, jika kamu ingin punya kartu kredit, pikirkan kembali, untuk kebutuhan apa dan apakah memang sangat perlu? Prinsip dasarnya; gunakan kartu kredit untuk transaksi cash less dan rutin, seperti tagihan listrik, transport online dan langgangan service yang diharuskan punya kartu kredit (cloud service, download musik atau film resmi, beli barang di website luar, dll).
Selain menggunakannya dengan bertanggung jawab dan tepat, kamu juga harus bertanggung jawab dan tepat waktu saat melunasi tagihannya. Jangan sampai kamu salah strategi, tagihan menumpuk dan akhirnya kamu keteteran nggak bisa bayar. Duh, jangan sampai!
Untuk itu, sekarang saya mau berbagi bagaimana langkah yang hati-hati dalam membayar kartu kredit. Agar jangan sampai kamu salah strategi.
1. Hindari minimun payment, lebih baik lunasi
Minimum payment adalah jumlah minimal yang harus kamu bayar selambat-lambatnya pada saat jatuh tempo tagihan. Sebenarnya, minimum payment itu untuk memastikan bahwa rekening kartu kredit nggak bermasalah dan membuktikan bahwa kamu mematuhi syarat dan ketentuan dari kartu kredit yang digunakan. Namun, jadi masalah saat kamu nggak mampu membayar biaya tagihan di bulan selanjutnya.
Ilustrasinya begini:
Kamu membeli mobil seharga Rp150 juta dengan bunga 0%. Tiap bulan berarti harus bayar sekitar Rp12,5 juta selama satu tahun. Tapi, jika kamu memilih minimum payment, akan ada bunga sebesar 3,5% untuk tagihan selanjutnya.
- Bulan pertama, masuk tagihan pertama Rp12,5 juta. Kamu bayar lunas. Aman.
- Bulan kedua pun kamu bayar Rp12,5 juta. Masih aman.
- Bulan ketiga, ternyata kamu hanya bisa minimum payment, yaitu, 10% dari Rp 12,5 juta, berarti Rp 1,25 juta. Sisanya, Rp 11,25 juta akan masuk ke bulan berikutnya.
- Bulan keempat, yang harus kamu bayar nggak sekadar Rp 12,5 juta + Rp 11,25 juta = Rp 23,75 juta. Tapi, ada tambahan sebesar 3,5% x Rp11,25 juta = sekitar Rp400 ribu. Jadi, total yang harus kamu bayar di bulan keempat adalah Rp12,5 juta + Rp11,25 juta + Rp400 k = Rp 24,15 juta!
Akan terus begitu, terakumulasi jika setiap bulannya kamu nggak bisa membayar lunas total tagihan. Jadi makin jauh membengkak, kan?
Artikel terkait: Belajar Finansial Nggak Kenal Usia
- Hai Kamu yang Berusia 20-an, Terapkan 5 Langkah Mengatur Keuangan a la Orang Dewasa Ini!
- Masih Lajang Tapi Tetap Saja Boros? Ini 5 Penyebabnya!
- Ini Tips Mempersiapkan Target Keuangan Sesuai Usia yang Bisa Dicoba!
2. Jangan sampai melewati tanggal jatuh tempo
Saat kamu berbelanja dengan kartu kredit, maka akan ada yang namanya tanggal cetak, yaitu tanggal ditagihnya transaksi-transaksi dan saldo hutang. Tanggal cetak ini akan datang pada tanggal yang sama setiap bulan, misalnya, kamu sudah sepakat dengan pihak bank untuk pada tanggal 1. Berarti setiap tanggal 1, kamu akan menerima tagihan untuk kartu kreditmu. Jika sudah muncul tagihan, sebaiknya segera lunasi.
Ada pula yang namanya tanggal jatuh tempo. Nah, ini adalah batas akhir pembayaran tagihan yang sudah harus diterima bank penerbi. Yaitu 15 hari sejak tanggal cetak. Kalau tanggal cetak kamu adalah tanggal 1, berarti tagihan kamu sudah harus dilunasi paling telat tanggal 15 di bulan yang sama, karena tanggal 16 sudah masuk jatuh tempo.
Misalnya kredit mobilmu yang sebesar Rp 12,5 juta itu paling lambat dibayarkan tanggal 15 setiap bulannya. Karena, jika dibayar setelah tanggal 16, kamu akan dikenai denda keterlambatan. Regulasi dari BI menetapkan denda sebesar 3% total tagihan dan maksimal Rp150 ribu dari bulan berjalan. Nambah lagi, dong?
3. Gunakan autodebet
Daripada untuk terpakai untuk jajan yang lain, lebih baik kamu gunakan autodebet untuk membayar tagihan kreditmu pada tanggal cetak. Atau seenggaknya satu minggu setelah tanggal cetak.
Hal ini bisa mencegah uang yang seharusnya dialokasikan untuk bayar kartu kredit, terpakai untuk hal lain. Agar nyaman, atur tanggal cetak saat tanggal gajian atau sehari setelah gajian. Jangan sampai rekening sedang seret, eh tiba-tiba terpotong untuk bayar kartu kredit.
Artikel terkait: Financial literacy Biar Makin Keren!
- 3 Alasan Penting Kita Nggak Perlu Ikutan ‘Rush Money’
- 4 Fakta Mengapa Generasi Milenial Perlu Produk Inklusi Keuangan
- Yuk, Pahami Pentingnya BI Checking Saat Pinjam Uang!
4. Gunakan email untuk notifikasi tagihan
Sekarang apa-apa sudah di ujung jari. Makanya, daripada telat menunggu kiriman tagihan lewat pos, yang kadang mungkin terselip, lebih baik gunakan email. Mudah dan tepat waktu. Umumnya sih bank sudah mengaturnya, tapi pastikan lagi sendiri. Jika belum maka segera daftarkan. Dengan begini, nggak ada istilah lupa bayar karena belum nemu atau melihat tagihannya. Hehe.
Ya, itu dia 4 strategi melunasi tagihan kartu kredit yang mungkin bisa kamu adopsi. Yang pasti kamu wajib memikirkan dengan bijak apakah kamu perlu menggunakan kartu kredit atau nggak. Jangan hanya karena mengejar gaya hidup semata. Kalau dirasa nggak butuh, yang nggak usah.
Tapi kalau memang butuh, buat kartu kredit yang limitnya sesuai dengan kemampuanmu, setidaknya nggak lebih dari gaji bulananmu. Kalau bisa sih maksimal 70-80% dari gajimu agar kamu dipastikan bisa membayarnya setiap bulan. Tentunya wajib digunakan dengan penuh tanggung jawab juga. Semoga kamu selalu bijak mengelola finansialmu, ya!