SWARA – Masa kecil saya mungkin terbilang cukup makmur. Hampir setiap minggu, Ibu mengajak saya dan adik ke pusat perbelanjaan untuk membeli buku bacaan; sementara Ayah mencari nafkah di luar Jawa. Namun, tiba-tiba kami harus pindah ke sebuah kota kecil di Jawa Tengah dan kehilangan rumah masa kecil.
Saya nggak tahu mengapa hal itu bisa terjadi. Namun saya menduga, pasti erat kaitannya dengan kondisi finansial orang tua saat itu. Saya pun jadi terpikir, apakah seorang anak perlu mengetahui kondisi keuangan orang tuanya?
Untuk menjawabnya, saya berusaha menggali informasi dari berbagai sumber. Nah, penjelasannya akan saya coba jabarkan di sini. Siapa tahu, kamu juga punya pertanyaan serupa dalam benak.
Pentingnya anak tahu kondisi keuanganmu
Uang yang kamu terima setiap bulannya mungkin terbatas. Padahal, ada bermacam kebutuhan rumah tangga yang perlu digenapi. Nggak terkecuali segala keperluan anakmu. Apalagi, anak yang sudah bersosialisasi, mungkin punya keinginan untuk memiliki benda seperti yang dimiliki teman-temannya.
Nah, dengan memberinya pengertian terkait kondisi keuangan, mereka juga bakal terlibat untuk peduli. Dampak lain, mereka akan lebih berhati-hati sebelum meminta sesuatu kepada orang tua. Sebaliknya, jika anak sama sekali tidak diberi pengertian tentang keuangan, mereka bakalan nggak mau tahu soal keadaan finansial dan cenderung tidak menghargai uang.
Di sisi lain, anak-anak juga bisa merasakan stres yang dialami orang tuanya ketika berhadapan dengan kesulitan keuangan, lho. Makanya, kamu perlu mengungkapkan kondisi keuanganmu secara hati-hati.
Artikel terkait: Mengenalkan Anak Cara Mengatur Keuangannya
- Berapa Uang Saku Yang Wajar Untuk Anak Zaman Sekarang?
- 5 Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Mengajari Anak Mengatur Uang
- Ketahui Cara Mengajarkan Anak Mengelola Uang Berdasarkan Usia
Sampaikan pemahaman seputar kondisi keuangan keluarga sesuai dengan usia anak
Tentunya, pemahaman yang kamu berikan terkait kondisi keuangan keluarga perlu disesuaikan dengan usia anak. Sebagai contoh, anak sampai dengan usia 12 tahun nggak perlu mengetahui kondisi keuanganmu secara terperinci, terlebih soal utang. Pasalnya, hal ini bisa menimbulkan perasaan nggak aman pada mereka.
Jika sudah beranjak remaja dan lebih dewasa, kamu bisa semakin terbuka membicarakan hal ini kepada mereka. Bahkan, kamu dapat memberi tahu berapa penghasilanmu secara lebih detail. Dari situ, kamu  bisa menjabarkan untuk apa uang tersebut digunakan. Jadi, mereka juga bakal lebih paham alasan uang sakunya dibatasi; belum dibelikan smartphone terbaru.
Bagaimana dengan utang? Nah, keputusan menyampaikan soal ini atau nggak, tergantung dari tiga faktor: kamu, anakmu, dan seberapa genting situasinya. Kamu perlu memerhatikan, apakah hal ini bisa memengaruhi kehidupan anak secara drastis. Kalau nggak, maka nggak perlu disampaikan secara mendetail untuk mencegah mereka ikut panik dan merasa bersalah.
Artikel terkait: Mengelola Keuangan Keluarga
- Pasangan Masih Membiayai Orang Tua? Begini Cara Atur Keuangan Rumah Tanggamu!
- 3 Cara Membuat Prioritas Pengeluaran Setelah Menikah
- Bagaimana Mengatur Pengeluaran Rumah Tangga untuk Suami Istri yang Bekerja?
Ajari anak mengelola uang sejak dini
Membiasakan anak untuk mengelola keuangannya sejak dini bisa membantu mereka lebih memahami kondisi finansialmu. Ada beberapa cara untuk bikin anak lebih melek finansial.
Misalnya, mengajari anak  menabung untuk mendapatkan barang yang diinginkannya. Mereka akan sadar bahwa untuk meraih sesuatu butuh usaha dan kesabaran. Untuk mengenalkan konsep upah, kamu juga bisa memberi mereka imbalan setelah melakukan tugas tertentu. Imbalannya nggak melulu dalam bentuk uang, tapi bisa berupa makanan, jalan-jalan, atau hal-hal lain yang menjadi kesukaan mereka.
Kalau sudah sedikit lebih paham, kamu bisa mengajak mereka berdiskusi tentang bagaimana menghemat uang. Jika mereka aktif memberikan usulan, anak juga akan lebih sadar dalam melaksanakan hasil kesepakatan yang telah dibuat dalam keluarga.
Nah, itu dia beberapa poin yang dapat saya bagikan terkait perlu tidaknya anak mengetahui kondisi keuangan orangtuanya. Siapa tahu bisa kamu terapkan dalam keluarga kecilmu!