SWARA – Undangan nikah yang datang silih berganti, memang jadi kegalauan tersendiri. Namun, sebenarnya ada yang bikin tambah galau lagi, yaitu mengetahui kisaran biaya pernikahan yang rupanya bisa menguras tabungan. Sudah bukan rahasia umum lagi, kalau menyelenggarakan resepsi pernikahan memakan biaya tinggi.

 

Hasil keisengan saya mencari tahu kisaran biaya pernikahan membuat saya syok. Di luar sana, rupanya ada orang yang menghabiskan Rp250 juta hanya untuk menggelar resepsi pernikahan. Menurut saya, uang segitu bisa buat DP KPR atau malah langsung membeli rumah, lunas! Sebenarnya tingginya biaya nikah dipengaruhi oleh mewah tidaknya upacara dan jumlah undangan.

 

Makin banyak undangan otomatis biaya yang dikeluarkan makin tinggi. Setelah dihitung-hitung ternyata uang yang dianggarkan masih saja kurang padahal waktu sudah semakin dekat. Kalau sudah seperti ini, pinjaman Kredit Tanpa Agunan (KTA) jadi solusi. Apalagi, persyaratannya nggak ribet, dan tergolong cepat.  

 

Artikel terkait: Menggelar Resepsi Pernikahan Murah Meriah

  1. 5 Kiat Melangsungkan Pesta Pernikahan Impian Dengan Budget Terbatas – tunaiku
  2. Resepsi Pernikahan dengan Budget 30 Jutaan? Ini 5 Trik … – Tunaiku
  3. Cara Kreatif Menekan Bujet Pernikahan untuk 10 Jenis Pengeluaran Berikut

 

Namun, sebelum memutuskan mengambil KTA, ada baiknya kamu berpikir masak-masak dulu. Kalau nggak dipersiapkan secara baik, hal yang berbau finansial ini bisa menimbulkan masalah di kemudian hari. Kalau penghitungan nggak pas, bisa kelabakan dalam membayar cicilan tiap bulan.

 

Jika berlanjut sampai nunggak berbulan-bulan, riwayat BI Checking menjadi perhatian khusus (jelek). Di kemudian hari, hal ini akan jadi faktor terbesar yang membuat pengajuan KPR, kredit kendaraan, pengajuan kartu kredit, ditolak. Parahnya lagi, masalah ini bisa memancing keributan suami-istri yang berujung pada perceraian.

 

Sebenarnya kembali lagi pada masing-masing individu. Pinjaman bisa jadi solusi mengatasi masalah kurangnya biaya pernikahan jika diatasi dengan cara benar. Jadikan pinjaman ini penggenap kekurangan biaya saja, dan bukan sebagai promotor utama. Ambil plafon rendah dengan tenor waktu yang cepat.

 

Tujuannya, biar kamu nggak harus membayar bunga terlalu lama. Jangan pernah juga mengajukan pinjaman, terlebih kalau kamu masih memiliki pinjaman di tempat lain dan nominal angsurannya cukup besar. Selain itu, pastikan dan persiapkan juga hal-hal seperti:

 

1. Persetujuan pasangan

Meskipun diajukan sebelum menikah, nama pasangan tetap akan terpengaruh di BI Checking–terutama, jika setelah menikah masih dalam masa kredit. Misalnya riwayat BI Checking suami nggak bagus, kemudian mengajukan kredit KPR menggunakan nama istri. Hal tersebut tetap saja susah.

 

Nggak usah ngomongin jauh sampai ke pengajuan kredit, deh. Adanya tambahan kewajiban buat membayar angsuran pun sudah memengaruhi hubungan sehari-hari kok. Tapi kalau semua sudah dibicarakan dan disetujui di awal, risiko di kemudian hari bisa diminimalkan.

 

Artikel terkait: Finansial dalam Hidup Berumah Tangga

  1. Ini 5 Alasan Uang Bukanlah Masalah Besar Dalam Suatu Hubungan
  2. Hati-Hati, 3 Pengeluaran ini Bisa Bikin Rumah Tangga Ribut!
  3. 5 Tips Ini Dapat Mencegah Perceraian yang Disebabkan Faktor Finansial!

 

2. Punya penghasilan tetap

Sebelum memutuskan mengajukan kredit, kamu haruslah sudah punya penghasilan tetap. Jadi, hal ini bisa memastikan kalau setiap bulan kamu bisa membayar angsuran dan nggak kelabakan.

 

3. Batasan kredit

Kamu dan pasangan juga harus membuat bujet. Ini meliputi, berapa persen gaji yang bisa kamu gunakan untuk membayar kewajiban utang? Ada baiknya alokasi pembayaran angsuran maksimal 30% dari gaji, mengingat kebutuhan hidup berumah tangga kelak akan lebih banyak.

 

4. Rencana finansial ke depan

Merencanakan finansial ke depan juga jadi pertimbangan. Misalnya, satu tahun setelah menikah bermaksud mengajukan kredit mobil atau KPR. Tentu ini jadi pertimbangan untuk pengambilan tenor pinjaman. Jangan sampai semakin lama utangmu terus bertambah, bukannya berkurang.

 

5. Memahami BI Checking

Poin ini juga nggak kalah penting. Kamu harus paham konsekuensinya. Siapa pun yang memiliki pinjaman, namanya akan dicatat dalam BI Checking. Tentu saja, hal ini akan memengaruhi kamu dan pasangan dalam mengajukan kredit. Itu sebabnya, kamu harus menjaga agar kualitas kredit selalu bagus–dalam artian tertib membayar angsuran.

 

Bagaimanapun, mengajukan pinjaman untuk biaya pernikahan sah-sah saja, kok. Apalagi, hal ini bisa jadi solusi dari permasalahan kurang biaya. Sebenarnya, semua tergantung pribadi masing-masing. Kalau sebelum mengajukan pinjaman kamu sudah terlebih dahulu memerhatikan poin-poin di atas, maka kamu pun akan mendapatkan solusinya. Selamat mencoba!