SWARA – Di tengah ancaman resesi seperti, kita didorong untuk mulai mempersiapkan dana darurat. Tapi, tahukah kamu apa perbedaan antara dana darurat dan tabungan biasa?

 

Banyak orang mengira bahwa tabungan sama dengan dana darurat. Padahal, meski sama-sama berjenis tabungan, tabungan biasa dan dana darurat memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

 

Ketika mempersiapkan dana darurat, kamu menyisihkan sejumlah uang dari penghasilan bulanan ke tabungan dana darurat. Dana yang disisihkan tersebut akan terus menetap di dalam dana darurat dan hanya boleh digunakan saat benar-benar dalam keadaan mendesak.

 

Lain halnya dengan tabungan biasa. Tabungan biasa umumnya lebih fleksibel dan dibuat dengan tujuan tertentu. Misalnya, kamu memiliki target untuk bisa membeli mobil. Maka, dana yang kamu simpan ke dalam tabungan biasa adalah dana yang pada akhirnya akan dipakai untuk tujuan tertentu yang bukan darurat, yaitu membeli mobil.

 

Membedakan Tabungan dengan Dana Darurat

 

Sebenarnya, kebingungan dalam membedakan tabungan biasa dengan dana darurat adalah hal yang wajar. Setiap orang memiliki standar kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda. Bagi beberapa orang, membeli rumah mungkin terasa mendesak, sehingga mereka rela menggunakan dana darurat yang dimiliki untuk bisa mewujudkannya.

 

Kamu bisa lebih mudah membedakan manfaat dari tabungan dan dana darurat dengan menganalisa hal-hal berikut ini: 

 

  • Tujuan pemakaian

 

Dana darurat dan tabungan memiliki tujuan pemakaian yang berbeda. Biasanya, dana darurat dipakai untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran tak terduga, seperti biaya pengobatan, biaya kematian, biaya sehari-hari setelah kehilangan pekerjaan, dan lain sebagainya. 

 

Tujuan pengeluaran dana darurat biasanya tidak bisa diprediksi. Ketika sesuatu terjadi secara tiba-tiba dan kamu perlu menyediakan sejumlah dana yang besar untuk mengatasi kejadian tersebut, saat itulah kamu perlu menggunakan dana darurat.

 

Akan tetapi, untuk tabungan, tujuan pemakaiannya lebih terencana. Kamu bisa membuat perencanaan sejak awal mengenai apa yang ingin dicapai atau dibeli dari dana tabungan tersebut. 

 

Tabungan bisa dipakai untuk membiayai pengeluaran terduga seperti biaya pendidikan anak, investasi, asuransi rumah, dan lain sebagainya. Kamu bisa menentukan besaran nominal yang ingin ditargetkan untuk tabungan biasa. 

 

Kemudian, setelah nominal itu tercapai, kamu bisa menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan yang memang telah direncanakan di awal.

 

  • Penetapan nominal simpanan

 

Nominal simpanan untuk tabungan dan dana darurat dipengaruhi oleh tujuan pemakaian. Karena dana darurat hanya digunakan dalam keadaan mendesak, tidak ada nominal khusus yang ditetapkan di awal untuk simpanannya.

 

Umumnya, setiap orang harus memiliki dana darurat yang jumlahnya kurang lebih setara dengan enam bulan gaji. Dengan begitu, setidaknya kamu bisa bertahan hidup selama enam bulan apabila kehilangan pekerjaan secara tiba-tiba.

 

Jumlah tersebut hanyalah nilai minimal yang sebaiknya kamu miliki. Kamu masih bisa menyimpan jumlah dana darurat yang lebih besar dari nominal tersebut tanpa ada batasan tertentu. Karena tidak ada tujuan khusus, biasanya simpanan untuk dana darurat akan terus dilakukan tanpa berhenti.

 

Sementara, ketika menyisihkan uang untuk tabungan, kamu sudah memiliki tujuan dari tabungan tersebut. Adanya tujuan membuat kamu memiliki gambaran mengenai jumlah nominal yang harus dikumpulkan dalam tabungan tersebut. 

 

Nantinya, saat jumlah tabunganmu telah mencapai angka yang kamu inginkan, aktivitas menabung akan dihentikan dan dana dalam tabungan akan langsung dipakai. Di sinilah perbedaan antara durasi menabung di dana darurat dan tabungan biasa terlihat. 

 

  • Tempat penyimpanan

 

Biasanya, dana darurat disimpan di tempat yang mudah diakses dan dicairkan. Hal ini dilakukan karena dana darurat bisa saja sewaktu-waktu dibutuhkan secara tiba-tiba saat kamu mengalami masalah.

 

Karena mudah diakses, banyak orang mengalami kesulitan menahan diri untuk tidak menggunakan dana darurat. Ini menjadi salah satu kekurangan dari dana darurat, membuat kita tanpa sadar menggunakannya bahkan di situasi yang sebenarnya tidak mendesak.

 

Berbeda dengan dana darurat, tabungan bisa disimpan di tempat-tempat yang lebih sulit diakses, misalnya melalui instrumen investasi seperti deposito. Biasanya, deposito bisa dicairkan sesuai dengan jatuh tempo tenor yang telah ditetapkan di awal. Jadi, kamu tidak bisa sembarangan menarik dana sesuai keinginan.

 

Dengan adanya pembatasan seperti itu, tabungan akan lebih sulit untuk digunakan dengan tidak terkendali. Akan tetapi, hal ini juga membuat tabungan tidak bisa dijadikan sebagai dana darurat, karena akan sulit untuk digunakan ketika kamu berada di situasi darurat di kemudian hari.

 

Dari hal-hal yang telah disebutkan di atas, kamu kini bisa mengenali perbedaan antara tabungan dengan dana darurat. Baik tabungan biasa maupun dana darurat sama pentingnya. Karena itu, selalu sisihkan sebagian dari penghasilanmu untuk disimpan ke tabungan biasa dan dana darurat. 

Artikel ini ditulis dalam rangka memperingati Bulan Inklusi Keuangan di bulan Oktober 2020. Dilansir dari Liputan 6, selama Bulan Inklusi Keuangan, masyarakat diharapkan bisa mendapat akses informasi seputar keuangan guna meningkatkan pemahaman masyarakat tentang produk dan layanan jasa keuangan.