SWARA – Saat akan memilih produk asuransi, kamu mungkin bingung memutuskan antara asuransi konvensional atau syariah. Supaya tidak salah pilih, kamu perlu memahami perbedaan dan cara kerja kedua jenis asuransi tersebut.

 

Asuransi konvensional merupakan produk asuransi yang menerapkan sistem premi kepada nasabahnya. Premi tersebut digunakan untuk mendapatkan imbalan proteksi atas risiko kesehatan yang mungkin akan terjadi.

 

Sementara, asuransi syariah menerapkan prinsip yang sesuai dengan syariat Islam, dengan prinsip tolong-menolong antara sesama peserta asuransi. Selain itu, produk asuransi ini juga menekankan prinsip saling melindungi dan berbagi risiko. 

 

Perbedaan Asuransi Konvensional dengan Asuransi Syariah

 

Apabila kamu masih bingung memilih asuransi konvensional atau syariah, berikut ini beberapa perbedaan yang perlu dipahami: 

 

  • Pengawasan

 

Dilansir dari Detik, asuransi konvensional tidak memiliki badan pengawas khusus. Perusahaan hanya akan melihat nilai dan premi yang ditetapkan dalam perjanjian asuransi. Sehingga, asal dari objek yang diasuransikan tidak akan dipertimbangkan. 

 

Sementara, asuransi syariah memiliki pengawas khusus, yaitu Dewan Pengawas Syariah (DPS). DPS merupakan bagian dari organ perusahaan yang bekerja dengan melakukan pengawasan terhadap kegiatan asuransi syariah, agar tetap sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. 

 

Salah satu hal yang dipertimbangkan oleh DPS adalah bentuk harta yang diasuransikan oleh peserta. Harta tersebut harus bersifat halal, termasuk dari asal atau sumber harta tersebut. 

 

  • Dana hangus

 

Dana hangus adalah dana yang tidak diklaim sesuai dengan periode yang sudah disepakati dalam perjanjian asuransi. Misalnya, jika kamu memiliki asuransi jiwa dan kondisimu masih sehat sampai masa pertanggungan asuransi berakhir, dana asuransi jiwa tersebut akan hangus. Selain itu, jika kamu tidak sanggup membayar premi yang sedang berjalan, dana pada asuransi konvensional juga akan hangus. 

 

Kebijakan dana hangus hanya berlaku untuk asuransi konvensional. Dalam asuransi syariah, dana tetap bisa diambil. Namun, dikutip dari Kompas, akan ada sebagian kecil yang perlu diikhlaskan sebagai dana tabarru atau menolong pemegang polis lainnya. 

 

  • Pemisahan kepemilikan dana

 

Jika kamu masih bingung memilih antara asuransi konvensional atau syariah, cobalah pertimbangkan terkait hal kepemilikan dana. Dalam asuransi konvensional, kepemilikan dana dari premi yang dibayarkan akan menjadi milik dari perusahaan asuransi tersebut. Perusahaan asuransi konvensional memiliki kewenangan penuh terhadap pengelolaan dan alokasi dana asuransi. 

 

Berbeda dengan asuransi konvensional, dana yang dibayarkan dalam asuransi syariah akan menjadi milik bersama, yaitu para peserta asuransi. Perusahaan asuransi syariah hanya akan bertindak sebagai pengelola dana. 

 

  • Pembagian keuntungan

 

Dalam asuransi konvensional, keuntungan yang didapat dari premi akan menjadi milik perusahaan asuransi terkait. Tidak ada pembagian keuntungan, tetapi ada sistem no-claim bonus. Sistem no-claim bonus dilakukan dengan memberikan kompensasi kepada peserta apabila peserta tersebut tidak pernah melakukan klaim dalam jangka waktu tertentu.

 

Sistem ini tidak ada pada asuransi syariah. Asuransi syariah menerapkan sistem pembagian keuntungan atau yang disebut dengan surplus underwriting. Keuntungan dari perusahaan asuransi akan dibagi rata kepada semua peserta. 

 

  • Pengelolaan risiko

 

Asuransi konvensional menerapkan sistem transfer of risk untuk pengelolaan risiko. Saat terjadi risiko, peserta akan membebankan risiko tersebut kepada perusahaan asuransi. 

 

Dalam asuransi syariah, pengelolaan risiko dilakukan dengan sistem sharing of risk. Meskipun keuntungan dari asuransi syariah akan dibagi rata, risiko dari asuransi jenis ini juga akan ditanggung bersama-sama. Nantinya, risiko akan dibebankan kepada perusahaan dan juga peserta asuransi itu sendiri. Risiko akan dibagikan di antara kedua pihak tersebut. 

 

Tips Memilih Asuransi Konvensional atau Syariah

 

Setelah memahami perbedaan asuransi konvensional dan syariah, sekarang kamu sudah bisa menentukan pilihan produk asuransi yang paling sesuai bagimu. Supaya tidak salah pilih, berikut ini beberapa tips memilih asuransi yang bisa kamu coba: 

 

  • Pilih perusahaan asuransi terpercaya

 

Saat ini, segala aktivitas keuangan, termasuk asuransi, diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebelum memilih asuransi, kenali dulu seluk beluk suatu perusahaan. Perusahaan yang bisa dipercaya adalah perusahaan yang telah terdaftar sebagai perusahaan di bawah pengawasan OJK. 

 

Kamu bisa melihat daftar perusahaan yang diawasi oleh OJK di situs resmi OJK. Baik perusahaan konvensional maupun syariah, tetapkan lah pilihan pada perusahaan yang memang bisa dipercaya. 

 

  • Menyesuaikan kebutuhan pribadi

 

Ada banyak sekali jenis-jenis asuransi yang tersedia. Pilihlah jenis asuransi yang paling sesuai dengan kebutuhan pribadimu. Misalnya, jika kamu ingin memiliki proteksi kesehatan, kamu bisa menggunakan asuransi kesehatan. 

 

Pertimbangkan dengan matang apa saja kebutuhanmu. Jangan sampai, kamu memilih suatu produk asuransi yang sebenarnya tidak terlalu kamu butuhkan. Hal ini berpotensi membuat kamu mengalami gagal bayar. 

 

  • Pertimbangkan besaran premi

 

Setiap orang memiliki kondisi finansial yang berbeda-beda. Saat akan memilih asuransi konvensional atau syariah, pertimbangkanlah besaran premi dari asuransi tersebut. 

 

Dilansir dari Kompas, saat akan memilih produk asuransi, pastikan besaran preminya masih bisa dijangkau oleh kantongmu. Kamu tidak harus memilih asuransi yang mahal, tapi bisa juga memilih asuransi yang terjangkau. 

 

Dengan mengenal perbedaan antara asuransi konvensional atau syariah, kamu bisa lebih mempersiapkan diri untuk memilih asuransi yang paling sesuai untukmu. Setiap jenis asuransi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi, pastikan asuransi yang kamu pilih cocok dengan kondisi pribadimu, ya.