Pensiun terkadang menjadi momok yang menakutkan. Terpaksa menyudahi masa kerja di situasi normal saja sudah membuat stres, apalagi ketika harus pensiun di tengah pandemi. Tentunya, beban kekhawatiran yang dimiliki semakin bertambah.
Ada dua kemungkinan pensiun yang akan terjadi. Pertama, pensiun karena sudah memasuki masa usia pensiun. Selain itu, juga ada pensiun dini. Alasan mengambil pensiun dini bisa beragam, bisa karena urusan pribadi seperti harus pindah ke luar kota, mengurus keluarga, atau kondisi perusahaan yang sedang goyah sehingga terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja dan mendorong pegawainya mengambil pensiun dini.
Di tengah pandemi, alasan kedua banyak terjadi karena kondisi perekonomian yang serba tidak pasti sehingga memaksa perusahaan melakukan penghematan. Salah satunya dengan mengajukan pensiun dini pada karyawan.
Ada Lebih Banyak Tantangan
Bayangkan kita sudah melakukan suatu pekerjaan selama puluhan tahun, lalu harus menghadapi kenyataan kalau kita sudah tidak bisa melakukan pekerjaan tersebut. Mungkin kita merasa masih produktif, tapi sudah memasuki usia pensiun sehingga tidak bisa lanjut bekerja di tempat tersebut.
Wajar terjadi jika kita merasa kesepian dan stres menjelang masa pensiun. Selain itu, pensiun berarti kehilangan pemasukan rutin bulanan, sehingga masalah finansial seringkali menjadi alasan di balik kekhawatiran tersebut. Apalagi jika belum memiliki dana pensiun, atau jumlahnya dirasa belum memadai.
Jika kita pensiun di situasi normal, kita bisa membuat plan B. Misalnya mulai berbisnis, bekerja di perusahaan lain, atau mungkin traveling sekadar untuk beristirahat setelah bekerja. Namun, di tengah pandemi, semua rencana tersebut terasa mustahil. Hal itulah yang membuat pensiun di masa pandemi terasa lebih menantang.
Rencana Harus Tetap Ada
Meski berada di tengah suasana yang tidak pasti, rencana harus tetap ada. Rencana cadangan untuk mengisi masa setelah pensiun ini bermanfaat untuk mengatasi kekhawatiran akan kondisi keuangan di masa depan.
Seperti dikutip dari Kompas.com, perencana keuangan dan pendidik Aliyah Natasha menyebutkan, penting untuk memiliki rencana dan menata gaya hidup. Sebab, kita tidak hidup hanya untuk hari ini, sehingga penting untuk mengatur kembali prioritas di masa depan.
“Kunci sukses dari pensiunan adalah plan, plan, dan plan. Karena, apa pun kondisi yang datang, dengan adanya perencanaan yang matang maka semua bisa terselesaikan. Kalaupun kita mau bekerja lagi di perusahaan lain atau mau rehat, tidak masalah selama kita tahu pengeluaran dan pemasukan,” jelas Aliyah.
Tips Menghadapi Masa Pensiun
Untuk kamu yang memasuki usia pensiun atau harus mengambil pensiun dini, ini saatnya untuk membuat rencana baru dalam kehidupan. Walaupun situasinya lebih menantang, bukan tidak mungkin kita bisa menghadapi masa pensiun di tengah pandemi dengan lebih tenang. Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan:
1. Ubah gaya hidup
Terlebih untuk kamu yang pensiun di tengah pandemi. Saatnya untuk melihat kembali gaya hidup selama ini. Pangkas gaya hidup yang dirasa tidak perlu agar pengeluaran jadi lebih teratur. Catat dan hitung semua pengeluaran rutin, sehingga kamu bisa memilah mana pengeluaran yang bisa dihentikan tanpa membuat kehidupan jadi sulit. Kamu bisa mengadopsi gaya hidup baru yang lebih sederhana, untuk bisa bertahan di masa pensiun.
2. Cari kesibukan
Masa pensiun bukan berarti produktivitas harus ikut terhenti. Selama tubuh masih sanggup dan kuat, kamu pun bisa terus produktif meski tidak bekerja di kantor yang lama. Kamu bisa melamar pekerjaan di perusahaan lain yang membutuhkan kemampuanmu, walaupun pilihannya sangat terbatas.
Selain itu, kamu juga bisa memulai bisnis. Uang pesangon yang didapatkan bisa menjadi modal untuk memulai bisnis. Kamu juga bisa menjadi tenaga pengajar, baik formal atau non-formal melalui kegiatan sosial dan mengajarkan skill atau ilmu sesuai dengan background yang dimiliki.
Tidak ada salahnya untuk berlatih kemampuan baru. Usia tidak menjadi penghalang untuk belajar. Jika kamu memiliki impian masa muda yang tertunda, sekarang saat yang tepat untuk mewujudkannya kembali.
3. Network
Jika kamu tidak memiliki ide untuk membuat rencana baru, tidak ada salahnya untuk meminta bantuan. Misalnya kepada tetangga atau teman yang sudah lebih dulu pensiun. Cari tahu bagaimana mereka menata ulang rencana hidup setelah pensiun.
Selain itu, kamu juga bisa tetap menjalin hubungan dengan rekan dari pekerjaan sebelumnya. Kamu bisa menjadi mentor non-formal untuk membantu rekan kerjamu, sekaligus membuatmu terus mengasah otak agar tidak pikun.
4. Up to date
Walaupun sudah pensiun, tetap harus update dengan informasi baru. Dengan begitu, kamu bisa melihat peluang baru yang mungkin cocok untuk dilakukan. Selain itu, dengan mengetahui perkembangan terbaru akan membuatmu merasa produktif dan terhindar dari stres meski sudah tidak bekerja lagi.
5. Libatkan keluarga
Bukan berarti membebani anak-anak untuk menanggung biaya hidupmu. Namun, keluarga harus mengetahui kondisi setelah pensiun. Mungkin saja, anak-anak punya ide yang lebih cemerlang untuk membantumu mengisi waktu pensiun ini.
Memasuki usia pensiun bukan berarti berhenti bekerja. Kamu tetap bisa produktif, sekalipun harus keluar dari pekerjaan lamamu. Oleh karena itu, bagi kamu yang memasuki usia pensiun, yuk rencanakan ulang kehidupan di masa depan.