Inspirasi dan Edukasi Finansial dari Amar Bank – Apakah kamu seorang perintis usaha yang membutuhkan pendanaan? Pernah mendengar tentang pendanaan dalam bentuk crowdfunding? Ya, di sini kami akan membahas seluk-beluk pendanaan melalui crowdfunding.
Sejatinya, ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan pendanaan bisnis. Namun, salah satu yang paling mudah dan adalah sistem ini. Lalu, apa itu crowdfunding?
Sebelum kamu memutuskan untuk membangun bisnis, yuk hitung dulu berapa modal aman yang kamu butuhkan dengan Kalkulator Finansial dari Swara. Coba di sini.
Apa itu crowdfunding?
Seperti namanya, crowdfunding memiliki arti sebagai sebuah platform di mana terdapat sekumpulan orang (crowd) yang melakukan pendanaan atau donasi untuk kebutuhan yang sifatnya profit maupun non profit.
Biasanya, crowdfunding paling banyak diincar oleh para pelaku bisnis yang ingin mendapatkan modal pengembangan usaha.
Namun, pada umumnya beberapa situs crowdfunding menawarkan pendanaan bukan hanya untuk bisnis saja. Ada juga beberapa situs crowdfunding untuk pertolongan bencana alam, riset penelitian, proyek infrastruktur, pendanaan film, bahkan pada kampanye politik.
Baca juga: 16 Cara Menghasilkan Uang dari HP Secara Mudah tanpa Modal
Keuntungan dan kerugian crowdfunding
Crowdfunding disebut sebagai sistem pengumpulan dana favorit para pelaku usaha, tentunya karena sistem ini memiliki beberapa kelebihan, seperti:
1. Membuat bisnis dikenal cepat
Sebab kamu harus menjelaskan rencana pengembangan bisnismu ke dalam crowdfunding. Nah, di dalam platform ini ada banyak orang yang berpotensi menjadi target pasarmu. Maka dengan itu, ide tersebut akan dibaca oleh banyak orang dan potensi untuk terkenalnya besar.
2. Potensi mendapatkan investor potensial
Ada banyak investor yang menunggu ide cemerlangmu di sana. Kalau memang idemu sungguh potensial, maka bukan tidak mungkin kamu akan mendapatkan investor besar dengan dana besar.
3. Proses pengajuan mudah
Tidak perlu mengunjungi satu per satu investor, sebab sistemnya online. Kamu hanya perlu membuat sebuah proposal terkait ide bisnismu lalu investor lah yang akan memilih.
Ya, kamu tinggal menunggu apakah ada investor yang tertarik dengan idemu atau tidak.
4. Dapat membangun basis konsumen
Tak hanya investor, karena kamu mengemukakan ide bisnismu di sebuah platform, maka kamu bisa membangun basis konsumen di sana.
Mengembangkan bisnis tentu memerlukan modal besar. Nah, bagi kamu yang ingin dapat tambahan modal, pinjam saja di Tunaiku. Kamu bisa mendapatkan pinjaman sampai 20 juta dengan tenor 20 bulan. Cobain di sini.
Informasi tentang bisnismu akan terlihat oleh siapapun, baik oleh penggalang dana, investor, sampai konsumen.
Namun, di balik keuntungan tersebut, tentu saja sistem ini memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:
1. Ide bisnis rentan dicuri
Sesuai sistemnya, kamu diharuskan untuk mengemukakan ide bisnismu di platform crowdfunding.
Perlu diketahui bahwa dalam crowdfunding, bukan hanya investor yang akan melihat bisnismu. Ingat, para pencari dana alias pelaku usaha juga memantau platform tersebut.
Hal ini memungkinkan ide brilian mu akan dicuri oleh kompetitor. Skenario buruknya, jika ternyata kompetitor itu memiliki dana yang lebih, maka kamu akan kalah cepat dalam merealisasikannya menjadi sebuah produk.
2. Potensi tidak mencapai target dana
Dalam sistem crowdfunding, kamu akan menetapkan berapa target dana yang ingin kamu incar.
Nah, para investor pun tentu akan memilih di antara banyak ide yang berkumpulan, mana saja yang perlu diberikan dana.
Jika ide bisnismu belum begitu menarik hati investor, maka kemungkinan proposalmu tidak mencapai target dana yang kamu ajukan.
Apalagi, dalam riset yang telah dilakukan di salah satu platform pada Juli 2021, pendanaan yang sukses memenuhi target yang berkisar 38% saja.
3. Keamanan belum terjamin
Saat ini telah banyak platform crowdfunding yang bermunculan. Namun, di antara banyaknya platform tersebut tidak ada yang bisa menjamin keamanannya.
Kamu pun harus jeli memilih platform yang sudah terverifikasi. Nah, beberapa platform yang sudah terverifikasi di antaranya GandengTangan, Akseleran, KickStarter, Indiegogo, dan Fundable,
Sistem kerja crowdfunding
Pilar utama dari sebuah platform crowdfunding adalah website. Nantinya, para pelaku usaha dan pemilik modal akan berinteraksi dalam website tersebut.
Dalam sistemnya, usaha atau bisnis yang kamu daftarkan nantinya akan dilihat oleh para pemilik modal atau investor dan kamu tinggal menunggu mereka untuk memberikan dana.
Nah, bagi kamu yang ingin mengajukan dana di sistem ini, agar lebih optimal bisa melakukan langkah berikut:
1. Membuat proposal usaha
Hal utama yang harus kamu buat jika ingin bisnismu dilirik adalah membuat proposal bisnis. Ya, di sinilah kamu bisa menjelaskan dan memperkenalkan bisnismu dengan sebaik-baiknya.
Berikan informasi yang perlu diketahui oleh investor seperti tujuan bisnis, prospek bisnis, target pasar, proses manajemen, dan lainnya. Agar lebih menarik, usahakan proposalmu berisikan teks, tulisa, gambar, dan video.
2. Daftar ke Platform
Jika kamu sudah membuat proposal bisnis, langkah selanjutnya adalah dengan mendaftar di platform crowdfunding terpercaya yang memiliki regulasi yang resmi. Silahkan ajukan proposalmu dan tentukan target dana yang ingin kamu capai.
3. Pantau perkembangan proposal
Setelah berhasil mendaftar, kamu tinggal memantau perkembangan proposalmu. Lihatlah secara berkala pada platform tersebut. Jika ada pertanyaan dari investor silakan untuk menjawabnya dengan baik.
Kamu tinggal menunggu para investor menanamkan modal untuk bisnismu. Jangan lupa banyak berdoa, ya!
Contoh crowdfunding di Indonesia
Seperti yang dijelaskan di awal, crowdfunding memiliki beberapa jenis. Ada yang sifatnya profit oriented dan ada juga yang non profit. Berikut kami jelaskan jenis crowdfunding beserta contohnya.
1, Equity based
Situs ini berbasis kepemilikan saham yang tujuannya meminta pemilik dana (crowd) untuk mendonasikan dana kepada pemilik bisnis dengan cara pembagian kepemilikan saham atau sejenisnya.
Jenis ini sangat cocok untuk kamu seorang wirausaha, pemilik bisnis atau perintis bsiis. Adapun orang yang masuk kategori crowd biasanya seorang investor dan pemilik saham.
Contoh situs equity based yang ada saat ini adalah Symbid dan Crowdcube.
2. Donation based
Berbeda dengan equity based, situs ini tujuannya meminta para crowd untuk memberikan dana dalam bentuk donasi.
Sistem ini biasanya digunakan untuk bantuan sosial, seperti pemberian bantuan bencana, pembangunan panti, fakir miskin, atau kegiatan sosial lainnya.
Salah satu situs yang terkenal di Indonesia untuk sistem donation based adalah platform Kitabisa.com
Baca juga: 13 Ide Bisnis Online untuk Pelajar yang Mudah Dijalankan
3. Debt based
Jenis crowdfunding ini sejatinya persis dengan jasa peminjaman uang. Ya, sistemnya yakni pencari pinjaman akan mencari peminjam untuk meminjam uang terkait keperluan tertentu.
Adapun keuntungan yang didapatkan oleh peminjam uang tidak lebih dari intensif seperti bunga.
Sistemnya sangat mirip dengan P2P namun bedanya pada crowdfunding ada tiga pihak yang dilibatkan, yakni pemilik bisnis, pemberi dana, serta penyedia platform.
Adapun contoh situs dari debt based ini adalah Prosper, Crunchbase, dan LendingClub.
Aplikas-aplikasi crowdfunding terpercaya
Lalu, apa saja rekomendasi aplikasi crowdfunding terpercaya dan sudah cukup terkenal? Dilansir dari berbagai sumber, berikut pilihannya
- Kickstarter
- Indiegogo
- Crowdfunder
- Rockethub
- Crowdrise
- Somolend
- Appbackr
- AngelList
- Invested.in
- Quirky
Jangan ragu untuk meminjam di Tunaiku, kamu bisa mendapatkan uang pinjaman sampai 20 juta dengan proses pencairan yang cepat. Yuk ajukan sekarang di sini.