SWARA – Daripada menganggur di rekening tabungan yang bunganya nggak seberapa, akan lebih menguntungkan jika dana yang tersedia ditanamkan ke instrumen investasi favorit. Salah satunya yang menarik menurut saya adalah reksa dana.
Seperti instrumen investasi pada umumnya, reksa dana memberikan potensi keuntungan seiring dengan munculnya risiko. Selain risiko, ada pula sejumlah biaya yang mesti dibayar investor saat membuka akun reksa dana. Biaya ini juga perlu diperhitungkan, lho. Nggak lucu, ‘kan, kalau return yang kamu dapatkan ternyata nggak mampu menutup biaya-biaya tersebut?
Nah, berikut jenis-jenis biaya yang timbul saat kamu berinvestasi reksa dana.
Artikel terkait: Investasi yang cocok untukmu.
- Biar Nggak Rugi, Yuk, Kenali Kenali Investasi Reksa Dana dan Cara Perhitungannya
- Jenis Investasi Reksa Dana yang Paling Disukai Para Millenials
- Reksa Dana, Saham, Properti: 3 Jenis Investasi yang Cocok bagi Anak Muda. Simak …
1. Biaya pembelian unit penyertaan (subscription fee)
Ini adalah biaya yang dibebankan setiap kali kamu melakukan transaksi pembelian reksa dana. Ada tiga macam transaksi yang dikenai subscription fee. Yang pertama adalah transaksi pembelian saat pertama kali membuka akun reksa dana atau open account. Perlu diketahui, setiap manajer investasi menerapkan jumlah pembelian minimal yang berbeda-beda, begitu juga dengan biayanya.
Berikutnya adalah transaksi penambahan atau top-up. Dalam transaksi ini, kamu melakukan penambahan jumlah investasi pada reksa dana yang sama. Tiap reksa dana memiliki ketentuan top-up yang berbeda-beda.
Yang terakhir adalah autodebet, yaitu transaksi top-up reksa dana yang dilakukan dengan memotong sejumlah uang ditabunganmu secara otomatis tiap bulan. Apabila dana yang kamu miliki nggak mencukupi, autodebet pada bulan tersebut akan dibatalkan.
2. Â Biaya penjualan kembali unit penyertaan (redemption fee)
Biaya ini muncul ketika kamu memutuskan untuk menjual atau mencairkan investasi reksa dana yang kamu miliki. Kamu bisa melakukan transaksi ini kapan saja. Tiap perusahaan manajer investasi menerapkan redemption fee yang berbeda-beda. Tapi, jika kamu menanamkan dana hingga melebihi periode tertentu, kamu bisa saja dibebaskan dari biaya yang satu ini.
3. Biaya pengalihan unit penyertaan (switching fee)
Switching fee timbul apabila kamu mengalihkan dana investasimu dari reksa dana yang satu ke reksa dana yang lain. Lewat transaksi pengalihan, kamu nggak perlu menanggung redemption fee dan subscription fee akibat menjual dan membeli dua jenis reksa dana yang berbeda. Pemindahan dana pun lebih efisien.
Tapi, transaksi switching hanya disediakan oleh perusahaan manajer investasi tertentu karena nggak semua reksa dana bisa dialihkan investasinya. Makanya, sebelum memutuskan investasi, ada baiknya kamu menanyakan ketersediaan transaksi ini.
Nah, ketiga jenis biaya di atas diambil oleh pihak manajer investasi berdasarkan kebijakan yang berlaku sebagai bentuk pembayaran jasa atas pengelolaan reksa dana. BIasanya, biayanya berkisar antara 0-2 persen dari nominal transaksi.
Artikel terkait: tips memilih investasi.
- Rencanakan Pendidikan Anak dengan Investasi Unit Link, Simak 4 Keunggulannya!
- Tertarik Berbisnis Properti? Cermati 6 Hal Ini Sebelum Berinvestasi
- Lakukan 4 Hal Ini Saat Kamu Jadi Korban Investasi Bodong
4. Biaya transfer antarbank
Di luar ketiga biaya di atas, ada juga biaya transfer antarbank atau kliring. Biaya ini timbul apabila bank yang kamu gunakan berbeda dengan bank yang digunakan oleh produk reksa dana yang kamu beli.
Sebaliknya, jika kamu melakukan pencairan, maka dana investasi yang kamu peroleh juga dapat terpotong untuk biaya kliring. Besaran biaya ini tergantung dari kebijakan bank terkait.
Jadi, jangan lupa memperhitungkan biaya-biaya di atas saat kamu memutuskan untuk berinvestasi dengan reksa dana agar keuntungan yang kamu dapatkan bisa optimal!
Dapatkan kredit tanpa agunanmu sekarang juga hanya di Tunaiku.
Klik di sini untuk ajukan pinjaman sebesar 2-15 juta rupiah dengan waktu angsuran 6-15 bulan!
PAULUS RISANG