SWARA – Jika dibandingkan dengan menabung secara konvensional, investasi terbilang lebih menguntungkan. Namun, ada beberapa risiko yang kerap kali tidak disadari oleh kebanyakan investor. Menurut data dari GetSmarterAboutMoney, kamu wajib menyadari risiko ini agar bisa untung maksimal dari hasil investasi.
1. Risiko dari segi pasar
Risiko adanya investasi itu tidak hanya memengaruhi salah satu lini bisnis saja. Akan tetapi turut memengaruhi pula nilai deposito, saham, reksadana, serta obligasi. Jadi, mesti dipahami biar tidak mudah rugi. Ada beberapa risiko yang dikategorikan sebagai risiko pasar. Pertama, ada risiko ekuitas. Maknanya terjadi karena adanya penurunan terhadap harga pasar saham.
Kedua, ada risiko tingkat bunga. Risiko ini terjadi karena adanya perubahan suku bunga. Misal, ketika suku bunga rujukan naik, maka nilai dari pasar obligasi pun turun. Ketiga, ada risiko mata uang. Untuk risiko ini hanya bisa terjadi akibat investasi dengan mata uang asing maupun milik Tanah Air. Kekuatan mata uang di dalam negeri turut memengaruhi investasimu.
2. Risiko likuiditas
Akibat dari risiko ini, kamu tidak bisa lagi menjual saham dengan harga normal dalam waktu cepat. Kalaupun terpaksa menjual, maka bakal mendapatkan harga terendah. Pasti tidak mau kan jika hal ini sampai terjadi? Alhasil, mau tidak mau kebanyakan investor langsung fokus pada pengembangan bisnisnya sendiri untuk menutupi kemungkinan buruk tersebut.
Akibatnya, jika sampai menjual saham dengan harga terendah, kerugian bakal terjadi padamu. Dengan kata lain, kamu tidak akan mendapat return yang diharapkan semula. Memang seperti 2 mata pisau yang tajam ketika berada dalam situasi ekonomi yang sulit. Mau jual, tapi rugi. Sedangkan tidak jual, nanti kekurangan uang. Pertimbangkan, ya.
3. Risiko karena kurangnya konsentrasi
Saat berinvestasi, konsentrasilah pada apa yang kamu pegang. Jadi, sebaiknya investasikan dana milikmu untuk satu instrumen saja. Sebab, untuk konsentrasi ke satu hal saja perlu energi besar, apalagi ketika berinvestasi ke berbagai instrumen. Nanti jadi keteteran ketika mengikuti perkembangan berita terkait dunia finansial domestik ataupun mancanegara.
Akan tetapi, jika kamu berinvestasi di dunia saham, amat disarankan untuk menaruh ke berbagai tempat. Dengan kata lain, jangan hanya terfokus pada satu saham saja. Tempatkan danamu di saham perusahaan lain. Jadi, jika salah satu perusahaan kolaps, masih ada cadangan di perusahaan lain. Kalau mau investasi yang ringan-ringan ke deposito, emas, atau obligasi juga boleh.
4. Risiko kredit
Adanya risiko ini sangat rentan terjadi pada jenis investasi obligasi. Kenapa bisa terjadi? Pada saat yang sama, pihak perusahaan pilihan tengah mengambil pinjaman untuk mengembangkan bisnisnya. Dengan kata lain, momen tersebut bisa menyebabkan minus pada sisi keuntungan yang kamu harapkan. Sebab pihak perusahaan belum profit.
Untungnya, jika kamu mau bersabar, nilai obligasi tetap menguntungkan. Terlebih, jika kamu memilih jenis obligasi yang dikeluarkan oleh pihak negara. Sebaliknya, jika pihak perusahaan tak kunjung survive, kemungkinan besar kamu tidak mendapatkan kupon obligasi. Alhasil, keuntungan yang sudah digadang-gadang jadi tidak keluar sama sekali.
5. Risiko adanya inflasi
Efek dari risiko ini hanya terjadi ketika kamu berinvestasi di ranah obligasi. Alih-alih rugi, justru momen ini bisa melonjakkan harga saham milik perusahaan. Sebab, kebanyakan perusahaan bakal menaikkan harga produk seiring besaran inflasi.
Itulah beberapa risiko yang perlu kamu sadari sejak awal. Bahkan jauh-jauh hari sebelum berinvestasi. Untuk berinvestasi di zaman sekarang tidak harus memiliki modal besar. Soalnya masing-masing perusahaan mulai membuka diri untuk investor dari kalangan masyarakat secara luas. Tidak hanya untuk konglomerat seperti dulu-dulu.
Swara Tunaiku