Dalam kesehariannya, anak cenderung mengikuti apa yang ada di lingkungan sekitarnya, tak terkecuali dalam aktivitas di sekolah saat membelanjakan uang jajan mereka. Walaupun beberapa sekolah sudah memberikan fasilitas makan siang bersama dalam bentuk katering, namun banyak pula anak-anak yang tetap jajan di kantin sekolah bersama dengan teman-temannya.

 

Orang tua seharusnya peduli terkait kebiasaan anak-anak ini. Mengingat kebiasaan sejak kecil nantinya akan terbawa menjadi karakter anak jika sudah besar. Disinilah peran orang tua dalam menanamkan dasar-dasar pengelolaan keuangan sejak dini mutlak diperlukan. Apa sajakah poin pentingnya? Berikut ini ulasannya:

 

Berdasarkan Sebua Survey, ternyata ada empat hal pengeluaran anak yang perlu diketahui oleh orang tuanya, seperti berikut ini:

 

  • Uang saku untuk jajan (membeli makanan) di sekolah

 

Jajan disekolah seringnya terjadi akibat ikut-ikutan teman-temannya. Namun ada juga yang memang mereka pagi tidak sarapan atau saat istirahat mulai lapar sehingga butuh jajan di kantin sekolah.

 

  • Uang saku untuk ditabung

 

Kebiasaan inilah yang perlu dikenalkan pada anak dan terus dipupuk oleh orang tuanya. Gemar menabung akan membuat anak menjadi lebih hati-hati dalam membelanjakan uang jajannya. Anak biasanya diberikan mimpi tujuan menabung kedepannya untuk membeli barang yang dia inginkan supaya semakin semangat.

 

  • Uang saku untuk jajan di sekitar rumah

 

Pengeluaran ini kemungkinan besar disebabkan anak bosan dengan makanan di rumah atau orang tua tidak masak atau sekedar beli jajan anak yang banyak dipromosikan melalui televisi jadi jadi tontonan anak kecil.

 

  • Uang jajan  untuk beli buku dan alat tulis di sekolah

 

Buku dan alat tulis yang habis pakai, biasanya tersedia di koperasi atau kantin sekolah. Perlengkapan ini diluar paket sekolah. Saat mereka habis pakai, terkadang uang jajan anak dibelikan untuk keperluan itu.

 

Sebagai orang tua, setelah mengetahui empat pos pengeluaran anak tersebut, harus lebih bijak dalam memberikan uang saku untuk anak. Setidaknya ada empat pertimbangan pemberian uang saku pada anak agar bisa jadi perhatian orang tua:

 

  • Uang saku sesuai dengan tahapan usia anak

 

Adil dalam memberikan uang saku haruslah sesuai dengan tahapan usia anak, mengingat kebutuhan anak tiap tahapan usia juga berbeda.

 

  • Uang saku sesuaikan dengan jarak  sekolah

 

Berangkat ke sekolah dengan angkutan umum tentu butuh uang saku yang lebih banyak untuk transportasi dibandingkan dengan diantar orang tuanya. Berikan uang saku dengan mempertimbangkan biaya transportasi tersebut.

 

  • Uang saku sebanding dengan aktivitas di sekolah

 

Beberapa sekolah mulai dari kelas tertentu seringkali menawarkan aktivitas ekstra diluar jam sekolah seperti pramuka, PMR, PKS, drum band, dan lain-lain. Berikan uang saku lebih untuk anak dengan aktivitas ekstra tersebut, khususnya untuk tambahan biaya makan siang atau sore.

 

  • Uang saku sesuai dengan rata-rata  teman-teman seusianya

 

Supaya anak percaya diri dan leluasa dalam beraktivitas, sesuaikan uang saku dengan rata-rata teman sekolahnya.

 

Tahap selanjutnya dalam mengajari anak mengelola keuangan bagi orang tua adalah mengajarkan anak menghemat uang jajan dan menabung. Berdasarkan pengalaman dan berbagai literatur, empat panduan buat orang tua dalam mengajari anak mengelola keuangan berikut ini bisa Anda jadikan pertimbangan:

 

  • Ajari anak  membedakan kebutuhan  dan keinginan

 

Anak cenderung besar di keinginan, apalagi jika ikut-ikutan teman. Disini peran orang tua untuk mengajari anak tentang kebutuhan sekolah dan keinginan di luar sekolah. Misalnya saja perlengkapan sekolah seperti buku, alat tulis adalah kebutuhan sedangkan beli sepeda, mainan game dan mainan anak lainnya adalah keinginan yang bisa ditunda saat tabungan sudah cukup.

 

  • Kenalkan anak dengan dasar-dasar tujuan finansial

 

Cara paling mudah mengajari anak tentang dasar keuangan adalah mengajak praktik dan memberi contoh. Ajari anak tiap awal bulan menulis apa yang dibutuhkan dalam bulan ini dan apa yang ingin dibeli kedepannya. Bandingkan dengan uang saku yang akan dia dapatkan nantinya. Inilah dasar tujuan finansial yang perlu diajarkan kepada anak sejak dini.

 

  • Praktek dan Beri Contoh Menabung

 

Saat ini OJK makin gencar dalam literasi keuangan kepada masyaraka termasuk pelajar. Salah satu produk yang diluncurkan melalui bank umum dan syariah adalah Simpel (Simpanan Pelajar). Anda bisa mencoba produk ini sevagia cara mudah mengajari anak untuk menabung.

 

  • Praktek mengelola uang saku bulanan

 

Biasanya uang saku diberikan harian. Makin besar usia anak, ada baiknya orang tua mulai mengajari anak mengelola uang saku dengan sistem pemberian uang jajn bulanan. Disini anak akan mulai belajar menghitung kebutuhan dan keinginan mereka dalam satu bulan dan menyesuaikan dengan uang saku yang dia punya.

 

Kecerdasan keuangan suatu bangsa sangat ditentukan oleh pemahaman keuangan yang baik dari warganya. Mengenal pengelolaan keuangan sejak dini bagi anak mutlak diperlukan. Uraian diatas semoga membantu orang tua dalam mengenalkan anak tentang pengelolaan keuangan sejak dini.