SWARA – “Kalau si Bapak A itu mah, kaya banget tajir melintir! Hartanya nggak habis kali ya tujuh turunan?”

 

Tajir melintir. Kaya tujuh turunan. Istilah ini seringkali terlontar apalagi saat sedang menceritakan sosok taipan alias konglomerat. Seperti misalnya Bill Gates, empunya Microsoft yang betah bertengger sebagai konglomerat nomor 1 dunia versi Forbes 2017 dengan harta senilai US$86 miliar atau sekitar Rp1,2 kuadtriliun.

 

Di Indonesia pun ada nama R. Budi Hartono sebagai orang kaya nomor 1 dengan kekayaan mencapai US$9,4 miliar atau sekitar Rp126 triliun.

 

Kadang, kalau lagi iseng saya sering sih bertanya-tanya apakah orang kaya beserta keturunannya akan selalu kaya? Ya, melihat angka-angka yang fantastis seperti itu kayaknya sih mungkin ya. Tapi asumsi saya ini benar atau nggak ya?

 

Apa sih yang bikin orang kaya makin kaya?

Ada pepatah: “The rich get richer and the poor get poorer.” Alias “Si kaya makin kaya, si miskin makin miskin.”

 

Benar nggak sih? Yang pasti kalau menurut Stevie Siebold, penulis buku berjudul “How Rich People Think”, ada tiga poin yang bikin orang kaya tambah kaya.

 

1. Terobsesi dengan kesuksesan

Ya. Ada penekanan di kata ‘obsesi’. Bagi sang jelata, kata ini cenderung negatif. Tapi, bagi orang kaya ‘obsesi’ dan kesuksesan adalah prinsip hidup. Prioritas mereka adalah mengejar nilai kekayaan setinggi-tingginya. Sehingga kelak, mereka bisa ‘berganti’ fokus mengejar hal-hal di atas materi, seperti kepuasan batin, kebebasan dan filantropi.

 

Artikel terkait: Mengintip kehidupan orang-orang kaya

  1. 5 Pengusaha Indonesia Ini Kaya Raya Meski Terlahir di Tengah Kemiskinan! Yuk, Simak Rahasia Suksesnya
  2. Ini Dia 11 Kebiasaan Hidup Hemat Para Orang Super Kaya di Dunia yang Bisa Kamu Contoh
  3. Mereka yang Sok Kaya Belum Tentu Kaya Beneran, Ini 3 Perbedaannya

 

2. Fokus pada kegiatan yang menghasilkan uang

Baik saat sedang bekerja atau sekadar melakukan hobi, objektif para orang kaya adalah menghasilkan uang. Misalnya, passion mereka adalah lukisan, maka mereka mengganggap lukisan-lukisan indah sebagai investasi seni. Jika mereka suka bermain angka, maka mereka mengejawantahkannya dengan ikut terjun main saham. Sambil menyelam minum air. Kurang lebih begitu.

 

3. Nggak takut ambil risiko

Mimpinya besar dan mereka memang berani untuk mengambil risiko. Mereka melihat hari esok sebagai kesempatan untuk menjadi semakin kaya. Setiap kesuksesan yang didapatkan, menjadi motivasi untuk melakukan hal baru yang bahkan lebih berisiko. Sekali pun jatuh, ada backing berupa pengetahuan dan skill untuk bangkit lagi.

 

Lantas apa benar kalau orang kaya itu akan selalu makin kaya?

Menurut Ekonom Prancis, Thomas Piketty dalam bukunya yang berjudul “Capital in Twenty-First Century” jawabannya adalah: ya.

 

Ini dilihat dari kesenjangan ekonomi di dunia saat ini. Contohnya saja negara adidaya Amerika Serikat, di mana 40% dari total kekayaannya dimiliki oleh 1% orang dari total populasi, sedangkan 10% total populasi memegang 90% total kekayaan mereka. Alias, yang punya kekayaan di Amerika Serikat itu hanya segelintir saja, sisanya sih “ngontrak”. Hehe.

 

Di bukunya ini, Piketty berpendapat bahwa kesenjangan ekonomi yang semakin menjadi-jadi itu disebabkan oleh prinsip kapitalisme. Alasannya? Karena dalam kapitalisme, pertambahan kekayaan disebabkan oleh tingkat pengembalian modal (rate of return) yang lebih besar daripada pertambahan upah (wage). Makanya, para kapitalis semakin kaya dan dominan atas mereka yang hanya mengandalkan upah.

 

Lantas apakah hal itu menjamin yang kaya akan semakin kaya?

Ternyata, nggak juga lho. Jika ditelaah lebih dalam, ‘teori’ yang dibawa Piketty ini bisa dibilang lemah. Kenapa? Karena ada banyak data yang nggak sesuai dengan fakta di dunia nyata alias nggak ideal.

 

Misalnya adalah, orang kaya pun pasti akan ‘menggunakan’ uang mereka, jadi pasti akan berkurang. Nggak mungkin kan, orang kaya menyimpan dan membekukan semua harta mereka untuk sang anak-cucu?

 

Penjelasan lebih lanjutnya sebagai berikut.

 

1. Keturunannya meggunakan uang lebih banyak dari pada kekayaan yang ada

Cara ‘menggunakan’ ini pun bermacam-macam. Bisa dengan menyalurkannya ke organisasi sosial untuk menolong si jelata –seperti yang dilakukan oleh Gates dan Buffet. Atau, hal-hal klise lainnya.

 

Misalnya jika keturunan mereka nggak bisa mengatur finansial sehingga bangkrut, cerai yang mengakibatkan kerugian, menderita sakit hingga habis-habisan, dan lain-lain. Sering kan ngelihat orang-orang kaya beli pesawat jet pribadi, pesiar keliling dunia dan aktivitas lainnya sangat boros uang lainnya?

 

Ini berarti, para keturunan orang-orang kaya menghabiskan nilai uang yang lebih besar dari keuntungan investasi atau penghasilan mereka. Alias, besar pasak daripada tiang.

 

Artikel terkait: Tips biar kamu bisa cepat jadi kaya

  1. Rutin Lakukan 12 Kebiasaan Ini Begitu Gajian, Kamu Akan Lebih Kaya!
  2. Mau Tambah Kaya? Terapkan 5 Prinsip Ini!
  3. Ingin Dapatkan Kekayaan Tanpa Perlu Modal Besar? Cukup Lakukan 5 Hal Mudah Ini!

 

2. Dari waktu ke waktu, nilai warisan justru menurun

Fakta lainnya dari Edward Wolff dari New York’s University dan Biro Statistik Tenaga Kerja New York Maury Gittleman menyebutkan bahwa rasio total nilai warisan atas total kekayaan bersih menurun sebesar sepertiga dalam dua dekade terakhir. Dengan kata lain, dalam dua dekade terakhir, nilai warisan orang-orang kaya pada keturunannya justru semakin menurun.

 

3. Harapan hidup orang tua lebih panjang, warisan jadi lebih sedikit

Karena masih hidup, jadi ya belum ada warisan dong? Karena harapan hidup orang-orang kaya lebih panjang, jadinya ya mereka cenderung menggunakan uangnya untuk keperluan dirinya sendiri. Makanya, bisa jadi nilai warisan untuk para keturunannya pun menjadi lebih sedikit.

 

Nah, kira-kira begitulah penjelasan mudahnya. Jadi bisa disimpulkan kalau istilah  tajir melintir tujuh turunan itu nggak sepenuhnya benar. He-he. Menurutmu sendiri, bagaimana?

 

Ngomong-ngomong soal kekayaan dan uang, kalau kamu sedah butuh dana mendesak, nggak ada salahnya ajukan pinjaman uang ke Tunaiku yang serba cepat dan mudah.