SWARA – Saat dua orang memutuskan untuk menikah, mereka pasti sudah memiliki rencana-rencana manis yang ingin diwujudkan bersama-sama. Membangun keluarga dengan dua putra-putri, misalnya. Menargetkan untuk liburan keluarga setahun sekali ke luar negeri, bisa juga. Kalau saya? Hmm, belum kepikiran, deh! Haha.
Satu hal yang pasti, apapun impianmu, finansialnya sudah harus secure terlebih dahulu. Lantas, apa ya kira-kira yang harus dilakukan supaya  impian keluarga kalian tercapai?
Ternyata ada tiga hal yang harus ‘diamankan’ terlebih dahulu. Dikutip dari Tempo.co, Perencana Keuangan Prita Ghozie  mengingatkan para pengantin baru mengenai tiga hal yang harus dijadikan perhatian utama: rumah tinggal, pendidikan anak, dan gaya hidup.
Artikel terkait: Aktivitas supaya keluarga bahagia
- Serunya Liburan Keluarga Ala Barack Obama, Mainstream Sampai Ekstrim
- 7 Rekomendasi Glamping Seru Bareng Keluarga di Akhir Pekan
- Rekomendasi 10 Restoran di Jakarta yang Nyaman Dikunjungi Bareng Keluarga
1. Rumah
First and foremost, rumah tinggal. Bahkan saya yang masing single, ingin bisa memiliki tempat pulang yang nyaman setelah seharian di kantor. Apalagi jika sudah berkeluarga, rumah sudah seharusnya menjadi tempat berkumpul suami, istri, dan anak-anak yang nyaman. Itu dari sisi emosional ya.
Dari sisi aset, bisa dibilang rumah adalah aset investasi utama dan terbesar kita, lho. Rasa-rasanya, memiliki rumah sudah jadi cita-cita pertama setiap orang, deh. Hehe.
Terus, bagaimana caranya punya rumah?
Dari semua rekan yang sudah menikah, semuanya memanfaatkan jasa KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Sederhananya, dengan KPR, kamu cukup membayar DP terlebih dahulu dan sisanya bisa dicicil selama kamu menempati rumah.
DP rumah umumnya sebesar 20 – 30% dari harga beli. Beberapa developer bahkan membolehkan lho mencicil DP maksimal 10x.
Kalau rumah incaranmu seharga Rp250 juta, berarti kamu harus menyiapkan senggaknya 20% X Rp250 juta = Rp50 juta. Jika rajin menyisihkan pendapatan masing-masing sebesar Rp2 juta per bulan, kalian sudah bisa bayar DP di tahun pertama! Itu masih hitungan kasar, sih. Tapi mungkin kok!
Oh iya, idealnya cicilan KPR itu 25% dari penghasilan rutin bulanan ya. Â Jadi, misalnya pendapatan kamu dan pasangan jika digabung adalah Rp12 juta, anggarkan minimal Rp3 juta untuk bayar cicilan KPR.
Baca lebih lanjut mengenai KPR di tautan ‘Artikel terkait’ di bawah ya.
Artikel terkait: Serba-serbi KPR yang wajib kamu tahu
- Wujudkan Mimpimu Miliki Rumah dengan Memanfaatkan BPJS Ketenagakerjaan
- Sebelum Mengajukan KPR, Pastikan Kamu Memiliki 5 Hal Ini!
- Buat Kamu yang Berencana Mengajukan KPR, Simak 5 Mitos KPR Berikut Ini!
2. Pendidikan anak
Menurut studi, inflasi dana pendidikan memang mencapai 18 – 20% per tahun. Benar, sih. Saat saya SD, SPP perbulannya di bawah Rp40 ribu. Sekarang, adik saya nggak kurang dari Rp250 ribu. Cukup bikin bergidik ya.
Makanya, dengan kondisi ini, merencanakan dana pendidikan anak nggak harus dimulai pas udah tekdung lho ya. Justru, semakin cepat semakin baik. Semakin lama waktunya, semakin ringan besaran dana yang harus disisihkan.
Misal, dimulai sejak bulan keenam menikah. Kita sudah punya sasaran nih, mau di Global Prestasi School, dengan biaya masuk sekitar Rp25 juta (per tahun 2017). Nah, dengan inflasi, di tahun 2023 bisa membengkak di angka Rp30 juta.
Jadi, mulailah dengan menanam dana melalui instrumen investasi pilihanmu. Bisa berupa asuransi dana pendidikan, ke peer-to-peer lending, atau yang tradisional, beli emas.
Ingat, buat perhitungan yang lumayan mendetail mengenai proyeksi dana pendidikan yang dibutuhkan dan milestoneÂ-nya pun dibagi-bagi, ya. Jangan dari SD – kuliah langsung dihitung. Bisa-bisa stres duluan! Hehehe.
Jika memang nggak yakin bagaimana caranya, konsultasi juga dengan financial planner yang kamu percaya.
3. Gaya hidup
Last but not least. Poin 1 dan 2 adalah alasanmu bisa bertahan hidup. Nah, poin 3 inilah yang menjadi alasan hidupmu indah untuk dijalani. Betul, nggak?
Jika perencanaanmu untuk poin 1 dan poin 2 sudah oke, baru deh boleh ambil ancang-ancang untuk rencana liburan ke Jepang. Hehe. Menurut para ahli keuangan, kamu boleh menyisihkan setidaknya 12% penghasilan untuk pos gaya hidup.
Oh iya, dana untuk bersenang-senang ini bukan berarti baru bisa kita pakai saat anak-anak sudah lepas kuliah ya. Sekarang-sekarang juga boleh, asal dalam rentang waktu yang masuk akal. Pertahun misalnya.
Nah, kira-kira begitulah 3 hal penting yang harus pengantin baru perhatikan saat perencanaan keuangan ya. Sebagai dasar saja, sih. Supaya kamu dan pasangan nggak bingung harus mulai dari mana.
Selanjutnya, jangan lupa untuk berdiskusi dan ngomong heart to heart dengan pasanganmu ya. Bagaimanapun, kalian berdualah yang akan menjalaninya. Good luck!
Oh ya, untuk kamu yang sedang ada kebutuhan finansial mendesak, coba deh ajukan pinjaman tanpa agunan di Tunaiku.