SWARA  – Investasi reksa dana memang cukup menantang saat dilakukan. Apalagi, kalau kamu sudah lihai dan tahu celahnya. Keuntungan berlipat ganda sudah pasti bisa kamu dapatkan. Sayangnya, hal yang sama juga berlaku sebaliknya. Kalau nggak paham, alih-alih untung malah jadi buntung!

 

Agar kamu berhasil menaklukkan investasi reksa dana, pahami dulu tentang sistem dan informasi penting tentang reksa dana di bawah ini. Yuk, pelajari baik-baik agar nggak merugi.

 

Artikel Terkait: Kenali Hal Ini Sebelum Berinvestasi

  1. Sebelum Investasi Mata Uang Asing, Pahami Dulu 10 Hal Ini
  2. Ingin Berinvestasi? Yuk, Kenali Jenis Investasi Berpajak dan yang Tidak
  3. Siapa Bilang Mahasiswa Nggak Bisa Berinvestasi? Pahami 5 Hal Ini!

 

1. Sistem investasi reksa dana

Dengan memilih reksa dana, kamu sebagai invesstor harus menyetorkan sejumlah uang kepada manajer investasi untuk dikelola. Nantinya, kumpulan dana ini bisa digunakan untuk membeli oblogasi, saham, dan instrumen keuangan lain.

 

Jadi, kamu nggak perlu pusing memantau perkembangan pasar dan isu dunia yang memengaruhi naik dan turunnya saham. Serahkan tugas tersebut pada pihak kedua yaitu manajer investasi. Sehingga, penting bagimu untuk mencari manajer investasi yang tepercaya dan telah tersertifikasi.

 

2. Memulai investasi reksa dana

Kalau kamu sudah menentukan jenis reksa dana, segera datangi tempat penjualannya. Misalnya, membeli dari agen penjualan bank atau dari manajer investasi. Nantinya, kamu akan diminta untuk membuka rekening reksa dana.

 

Setelahnya, kamu akan diminta transfer untuk pembelian pertama. Bukti transfer ini akan dipakai untuk mengurus proses pembelian reksa dana pertama. Jangan lupa, lakukan pembelian secara konsisten untuk dapat untung yang melimpah, ya.

 

3. Bukti kepemilikan reksa dana

Cukup mudah memang untuk menunjukkan bukti kepemilikan uang tabungan yang ada di bank. Namun, bagaimana dengan investasi reksa dana? Apa yang bakal kamu jadikan bukti untuk menunjukkan kalau kamu memang seorang investor reksa dana?

 

Kamu bisa memakai surat konfirmasi transaksi dan laporan bulanan reksa dana dari Bank Kustodian. Bank Kustodian akan mengirimkan bukti transaksi yang berisi tentang informasi nomina, biaya, dan harga reksa dana.

 

Kamu pun akan mendapatkan laporan bulanan reksa dana layaknya billing kartu kredit. Nah, inilah yang bisa kamu pakai untuk bukti kepemilikan.

 

Namun, sering kali bukti kepemilikan ini bikin bingung. Misalnya, kamu membeli reksa dana dari Bank A (manajer investasi). Ternyata, Bank A memakai jasa Bank B sebagai Bank Kustodian. Sementara itu, pihak yang bertugas mengurus surat konfirmasi adalah Bank B, bukan Bank A.

 

Jadi, kamu nggak perlu kaget kalau tahu-tahu Bank B mengirimkan surat konfirmasi. Walaupun selama ini, kamu nggak pernah berkomunikasi dengan Bank B.

 

4. Biaya yang ditanggung dalam investasi reksa dana

Dikutip dari Kompas.com, kamu wajib tahu tentang biaya yang harus dibayar jika dilihat dari pihak yang membayar. Salah satunya, biaya yang harus ditanggung oleh investor.

 

Sebagai seorang investor, kamu harus menanggung tiga jenis pembayaran dalam investasi reksa dana. Ini meliputi, biaya penjualan (redemption fee), biaya pengalihan (switching fee), dan biaya pembelian (top up fee).

 

Agar lebih mudah untuk memahaminya, yuk, lihat contoh biaya pengalihan di bawah ini.

 

Contoh kasus:

Kamu berencana mengalihkan 100 unit reksa dana M ke reksa dana N. Kedua reksa dana tersebut punya harga yang berbeda. Reksa dana M seharga Rp1000 dan reksa dana N harganya Rp1500 dengan biaya pengalihan sebesar 1 %.

 

Perhitungannya sebagai berikut:

Penjualan reksa dana M = 100 unit x Rp Rp1000 = Rp100 ribu

Biaya penjualan reksa dana M = Rp100 ribu x 1 % = Rp1.000

Penjualan bersih reksa dana M = Rp100 ribu – Rp1.000 = Rp99 ribu

Pembelian reksa dana N = Rp99 ribu ÷ Rp1.500 = 66 unit.

 

Artiket Terkait: Waspadai Kesalahan Investasi Berikut Ini!

  1. Menguntungkan tapi Berbahaya, Ini 5 Hal yang Harus Kamu Ketahui Soal Investasi Bitcoin
  2. Lakukan 4 Hal Ini Saat Kamu Jadi Korban Investasi Bodong
  3. Waspadai Kesalahan Investasi yang Biasa Dialami Umur 20-an

 

5. Manfaat dan kerugian reksa dana

Sama halnya dengan investasi jenis lain, investasi reksa dana juga berisiko. Nggak ada jaminan kamu bakal untung terus. Bisa juga, investasimu akan dipengaruhi oleh laju inflasi.

 

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya rata-rata harga konsumsi. Terakhir, adalah risiko dari manajer investasi itu sendiri. Pasalnya, untung dan rugimu akan dipengaruhi oleh kualitas manajer investasi. Kalau dapat yang berpengalaman dan ahli dalam reksa dana, kamu bisa dapat untung.

 

Manfaat dari reksa dana pun cukup banyak. Kamu nggak perlu ribet mengurus sendiri karena sudah ada tim profesional yaitu manajer investasi. Lalu, semua proses investasi ini akan berjalan secara transparan dan mudah untuk dipantau. Terakhir, kamu bisa melakukan investasi reksa dana dengan modal yang sedikit.

 

Bagaimana, apakah kamu sudah cukup paham dengan investasi reksa dana? Semoga bisa tercerahkan dengan informasi investasi di atas, ya.

 

Yuk, ajukan pinjaman tanpa agunan, tanpa kartu kreditmu sekarang juga! Hanya dengan modal KTP, kamu sudah bisa pinjam uang tunai sampai Rp 15 juta, lho. Tertarik? Ajukan pinjamanmu di sini!

 

CTA1

 

 

 

 


DEWI AYU NURJANAHDEWI AYU NURJANAH