SWARA – Dulunya, kamu leluasa saja dalam memakai uangmu. Maklum, saat itu kamu masih single dan memiliki kebebasan dalam menggunakan uang. Kondisi ini akan sedikit berubah ketika kamu sudah berumah tangga.
Kini, kamu harus berkolaborasi dengan pasangan untuk mengatur keuangan keluarga. Kalau sampai salah strategi, nggak hanya keuanganmu saja yang terancam. Namun, juga keuangan rumah tanggamu.
Mengatur keuangan rumah tangga memang cukup sulit dilakukan oleh para para pengantin baru. Maklum saja, keduanya masih sama-sama belajar dan beradaptasi satu sama lain. Nah, biar kamu nggak salah langkah, ada baiknya memerhatikan hal berikut ini dalam mengatur keuangan, ya.
Artikel Terkait: Cara Mengatur Keuangan untuk Pasangan
- Pentingkah Punya Tabungan Bersama Sebelum Menikah? Perhatikan 7 Hal Ini!
- Malas Mengurus Perjanjian Pra-Nikah? Siap-siap Menghadapi 5 Drama Pernikahan Ini
- 7 Kiat Tepat Mengumpulkan Uang Bareng Pacar Agar Bisa Nikah Tahun Depan!
1. Terburu-buru membeli rumah besar
Mengapa sih harus terburu-buru membeli rumah? Kamu masih punya banyak waktu untuk membeli rumah di masa depan ketika anggota keluargamu bertambah.
Setelah menikah, kadang banyak pengantin baru yang terburu-buru untuk beli rumah dengan ukuran besar. Padahal, selain lebih mahal, rumah besar juga butuh perawatan ekstra. Dengan kata lain, kamu juga harus mengeluarkan banyak uang untuk itu.
Lagi pula, anggota keluarga juga masih sedikit. Akan banyak ruangan rumah yang kosong. Alhasil, besar kemungkinan kamu merasa “gatal” untuk memberi barang dan mengisi ruang kosong. Ini nih yang bikin kantong lebih jebol!
Jadi, puaskan diri dengan rumah berukuran kecil lebih dulu, ya. Tenang, kalau rezeki datang, kamu bisa kok membeli rumah dengan ukuran yang lebih besar.
2. Kurang terbuka dalam menggunakan uang
Selain untuk kebutuhan bersama, masing-masing pasangan pasti juga punya uang saku untuk kebutuhan pribadi. Hal seperti ini masih lumrah, kok, dilakukan dan nggak akan jadi masalah.
Namun, masalah muncul ketika kamu memakai uang dalam porsi besar tanpa sepengetahuan pasangan. Misalnya, kamu memakai uang tabungan masa depan untuk kebutuhan pribadimu. Parahnya, kalau kamu sampai memakai kartu kredit secara diam-diam. Kalau kebablasan, keuangan keluargalah yang bakal terancam.
Ingat, dalam hal ini, kamu nggak hanya berbohong masalah uang. Namun, juga mengkhianati kepercayaan pasanganmu. Biar nggak terjadi padamu, selalu bicarakan masalah kebutuhan pribadi dengan pasanganmu.
Jadi, nggak perlu pakai uang secara sembunyi-sembunyi. Gawat juga, kan, kalau keuangan keluarga tumbang karena sifat egoismu?
3. Tidak pandai mengelola utang
Utang yang banyak adalah salah satu penyebab rasa stres saat menikah. Meski sudah menggabung dua pemasukan, kenapa utang masih saja terasa berat, ya? Nah, kamu perlu kroscek lagi kekuatan keuangan sebelum membelanjakannya.
Pengantin baru memang cenderung membeli sesuatu yang nggak sesuai dengan kemampuan keuangan. Setelah barang terbeli maka yang tersisa adalah utang. Dari sinilah beban utang berawal.
Satu cara yang bisa kamu lakukan adalah mendiskusikan bersama masalah ini. Ada baiknya, kamu dan pasangan bikin batas maksimal berapa banyak uang yang bisa dihabiskan.
Jika dipatuhi dan dilakukan dengan penuh komitmen, keuangan keluarga bakal aman dan nggak sampai terbebani oleh utang.
4. Punya perbedaan target masa depan
Kehidupan rumah tangga akan jadi sulit ketika satu pasangan punya tujuan keuangan yang beda. Kamu ada target beli mobil pada lima tahun ke depan. Nggak disangka, pasanganmu ada target buat buka usaha restoran. Nah, kalau begini, tujuan keuangan kalian saling berseberangan, dong.
Bicarakan baik-baik tentang rencana keuangan selama 5 tahun, 10 tahun, dan kalau perlu, sampai 20 tahun ke depan. Artinya, sama-sama terbuka apa yang kalian mau dan bagaimana cara mencapainya. Pasti bakal ada titik tengah yang bisa dipilih.
5. Lupa menyiapkan dana pensiun secara terpisah
Menyiapkan uang pensiun sangatlah penting. Karena kamu nggak akan bisa menjamin masa depan pernikahan. Sejak awal, siapkan rekening pribadi untuk dana pensiun dan buat secara terpisah. Jadi, baik kamu atau pasangan punya dana pensiun sendiri-sendiri.
Cari tahu apakah di antara kalian ada yang punya rencana dana pensiun yang lebih baik? Kalau ada, bisa tuh rencananya diterapkan untuk kebutuhan dana pensiunmu dan pasangan. Dengan begitu, nggak bakal muncul masalah jika terjadi polemik dalam rumah tangga di masa depan.
Artikel Terkait: Tipe Pasangan
- Keuntungan Tak Terduga Kalau Pacaran dengan Orang yang Nggak Masuk Tipe Ideal
- Karakter Cowok di Film Hollywood yang Boyfriend Material Banget, Mana yang Kamu Suka?
- 4 Ciri Pasangan yang Bisa Bikin Kamu Semakin Sukses
6. Lalai menyiapkan dana darurat
Kebutuhan darurat banyak macamnya, lho. Seperti kebutuhan uang kalau sakit mendadak, kecelakaan, kena PHK, dan pencurian. Uang darurat ini ada baiknya berupa uang tunai. Soalnya, kalau memakai kartu kredit bakal banyak rintangannya.
Misalnya, risiko tinggi kehilangan kartu kredit. Masalah lain, soal limit kartu kredit yang nggak sesuai kebutuhan. Padahal, kamu mungkin butuh uang cukup banyak dan dalam waktu yang cepat. Kalau menunggu kenaikan limit, keburu jamuran, deh.
Pilihan lain, menabung dalam satu rekening tabungan. Jadi, kalian berdua harus sama-sama mengisi tabungan dana darurat ini. Sehingga, kalian sama-sama berkontribusi untuk mengisi bujet dana darurat.
Kalau kamu nggak lalai dalam memerhatikan 6 hal di atas, niscaya keuangan rumah tanggamu bakal lancar dan sejahtera terus sampai tua. Kuncinya, apa pun yang terjadi, jangan lupa diskusikan dengan pasanganmu, ya.
Ajukan pinjaman uang tanpa agunan, tanpa kartu kredit hanya di Tunaiku sekarang juga! Pinjaman dari 2-15 juta yang dapat diangsur mulai 6-15 bulan.