SWARA – Di era banjir informasi ini, semua hal bisa bersifat kontradiktif. Orang bisa setuju atau nggak setuju terhadap milyaran isu di dunia ini. Tapi, saya rasa semuanya bakal setuju kalau waktu itu maju terus. Alias nggak bisa diputar balik. Waktu akan terus berjalan. Menyaksikan peradaban baru dan melahirkan generasi baru.
Waktu pulalah yang melahirkan Generasi Z. Orang-orang yang lahir pada rentang waktu 1996 hingga 2010. Kerap juga disebut sebagai generasi internet, yaitu mereka yang menikmati kecanggihan teknologi pasca lahirnya internet.
Jadi mereka ini adalah anak-anak yang sejak lahir sudah bermain dengan gadget. Maka, saat beranjak remaja dan dewasa, mereka sangat melek teknologi dan piawai menggunakan internet, blogging, vlogging, dan teman-temannya. Atau disebut digital native.
Namun, Generasi Z ternyata nggak hanya cinta sama internet. Mereka juga cenderung memiliki sifat yang konsumtif dan boros. Kalau sedang ke mall, saya sering melihat remaja pada belanja bareng teman-temannya di toko-toko branded. Atau pun sekedar nongkrong di kafe-kafe kekinian a la ibukota.
Dunia marketing dari berbagai brand pun nggak menyia-nyiakan kesempatan ini. Ya, namanya juga bisnis. Mereka pasti melihat kesempatan. Apalagi Generasi Z mengakses internet 3-5 jam per hari.
Jadi, kemungkinan besar mereka lebih sering terekspos dengan iklan online ataupun tawaran-tawaran menggiurkan dari online shop atau e-commerce. Belum lagi dengan banyaknya influencer atau yang mengaku sebagai public figure di berbagai media sosial. Semuanya bersatu untuk membujuk mereka berbelanja.
Sebagai generasi milenial, jujur saya heran. Kenapa ya generasi Z cenderung jadi generasi yang konsumtif?
Artikel Terkait: Tips mengelola uang untuk generasi millenial
- Ketahui Cara Mengajarkan Anak Mengelola Uang Berdasarkan Usia
- 5 Ide Liburan Anak Hemat di Akhir Pekan, Kamu Pilih yang Mana?
- Pengeluaran yang Biasanya Dikeluarkan Generasi Millenial Selama Liburan
Mudah terpengaruh
Ternyata, hal ini disebabkan oleh perilaku Generasi Z yang mudah terpengaruh. Di era informasi dan teknologi yang perubahannya super cepat, hal itu bisa dipahami. Apalagi jika sebuah produk dipasarkan oleh artis atau olahragawan favorit remaja. Kemungkinan besar mereka pasti berhasil dirayu. Sebab, kebanyakan Generasi Z mengikuti artis atau olahragawan kesukaannya di media sosial.
Kebutuhan untuk up-to-date
Alasan lainnya adalah, Generasi Z sangat melek dengan teknologi. Sudah hampir pasti mereka mengikuti perkembangan gadget atau barang elektronik lainnya. Ini juga bikin mereka boros karena sifat yang mengejar kemajuan dan model baru gadget. Jadi, walau barang elektronik yang lama masih bisa dipakai, Generasi Z cenderung memilih untuk membeli produk baru supaya tetap up-to-date.
Untuk generasi Z yang paling tua sebenarnya nggak masalah. Sekarang umurnya sudah 21 tahun. Kalau nggak ikutan kelas akselerasi, ya berarti sekarang yang paling tua dari generasi ini sedang kuliah atau bahkan sudah mulai bekerja. Bisa dikatakan mereka adalah young adults. Mereka sudah bisa berpikir kritis dan memilah yang baik dan buruk.
Lalu, bagaimana dengan anak yang masih dalam hitungan SD ataupun remaja? Apa yang sebaiknya dilakukan untuk menghindarkan anak, adik, atau sepupu dari perilaku konsumtif atau boros ini?
Awasi saat sedang mengakses internet
Saat anak atau adik kamu lagi main smartphone, jangan lupa untuk mendampingi ya. Namun, jangan jadi polisi galak juga sampai membatasi pemakaian gadget. Hal ini justru bisa memperlambat kemajuan mereka dibanding dengan anak-anak Generasi Z lainnya dalam memahami teknologi dan internet.
Tentukan saja waktu untuk bermain handphone. Jadi, anak atau adik kamu nggak melulu main gadget lalu lupa belajar atau berinteraksi sosial dengan sekitarnya.
Ajarkan perilaku hemat
Jujur, saya itu suka heran. Uang jajan Generasi Z itu ada berapa sih? Kok mereka bisa beli barang ini dan itu. Branded pula. Nah, sebagai sumber keuangan dari si anak, orangtua harus mengatur lebih seksama lagi.
Ajarkan anak perilaku hemat. Daripada boros, lebih baik menabung. Orangtua juga sebaiknya nggak memberi uang jajan terlalu besar terhadap si anak. Berikan saja secukupnya.
Menurut saya, sebenarnya Generasi Z nggak salah dengan perilaku konsumtif atau boros tersebut. Perilaku mereka ini didorong oleh berbagai faktor luar. Di dunia informasi dan teknologi yang serba cepat, memang sangat sulit untuk nggak tergoda dengan berbagai tawaran yang ada.
Jadi, sebagai orangtua pun, harus pintar-pintar juga dalam membimbing anak. Terutama mereka yang lahir pada era internet sekarang ini.
KENNY CAROLINE