Starbucks Indonesia ada di bawah naungan PT Mitra Adiperkasa mencatatkan pendapatan pada 2020 sebesar Rp14,84 triliun. Angka tersebut menurun 31 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar Rp21,63 triliun.
Penurunan penjualan MAP pada tahun 2020 memperlihatkan dampak pandemi Covid-19 pada pelemahan ekonomi hingga akhir tahun. Namun penjualan digital mencapai 10,3% dari total penjualan dibanding tahun 2019.
Sementara, dilansir pada siaran pers (16/04/2021), PT Mitra Adiperkasa (MAP) mengumumkan pencapaian kinerja untuk tahun 2020 pada kuartal ke-4, pendapatan bersih tercatat sejumlah Rp4,6 triliun tumbuh 36,5% dari kuartal ke-3.
Sejalan dengan itu, perusahaan berhasil membukukan laba usaha pada kuartal ke-4 sebesar Rp357 miliar, membaik dari rugi usaha sebesar Rp113 miliar pada kuartal ke-3. EBITDA meningkat tajam menjadi Rp844 miliar dari Rp484 miliar, dengan laba bersih mencapai Rp87,2 miliar dibanding rugi bersih sebesar Rp217 miliar di kuartal sebelumnya.
Total penjualan kuartal ke-4 MAP meningkat secara signifikan dibanding kuartal sebelumnya dikarenakan pembukaan kembali pusat perbelanjaan secara bertahap. Selain itu, di era new normal saat ini Starbucks menghadirkan gerai-gerai terbarunya di beberapa wilayah di Indonesia dimana pada tahun ini Starbucks memiliki target untuk menghadirkan 60 gerai terbaru.
Tantangan di Era New Normal
Apabila ditinjau dari perspektif MOS (Mangement Operational System) yang sangat erat kaitannya dengan kegiatan operasional bisnis, kita dapat melihat tantangan serta kondisi dari berbagai pihak dan juga aspek bisnis seperti suppliers, distributors, customers, dan competitors.
Faktor-faktor ini yang dapat mempengaruhi bagaimana suatu perusahaan mengontrol kondisi input dan outputnya, adapun di era new normal ini faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran bisnis Starbucks dapat diuraikan sebagai berikut :
- Tantangan yang dipengaruhi oleh supplier dan distributor
Tantangan yang dipengaruhi oleh supplier dan distributor adalah supply bahan baku yaitu biji kopi. Adanya kebijakan new normal, tentu berpengaruh terhadap jumlah pasokasn kopi yang menjadi bahan utama pembuatan minuman di Starbucks.
Situasi saat ini mengharuskan Starbucks memastikan lebih detail bahan baku yang digunakan selalu memenuhi standart perusahaan, higienis, dan mampu dipastikan aman untuk dikonsumsi.
Selain itu, terdapat gangguan pada rantai pasokan berupa pembatasan jalan dan juga transportasi yang dapat memperlambat distribusi hasil pertanian.
- Pembatasan jam operasional berdasarkan kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah yang membatasi jam operasional serta kapasitas pelanggan di gerai yang hanya diperbolehkan sebesar 50% dari kapasitas maksimal, serta pengaruh psikologis dari masyarakat yang memunculkan ketakutan terhadap transmisi virus akibat dari adanya kontak dengan lingkungan luar rumah dan dari kerumunan mengakibatkan penurunan jumlah customer Starbucks yang datang langsung ke gerai.
Selain itu, pelanggan saat ini sangat strictterhadap kualitas kebersihan makanan yang sesuai dengan peraturan sanitasi yang diberlakukan dari pemerintah. Pelanggan mulai menanyakan apakah makanan tersebut diolah dengan tingkat sanitasi yang baik seperti menggunakan sarung tangan khusus, plastic wrap dan lingkungan kerja restoran yang bersih dan steril.
Sehingga Starbucks haruslah memperhatikan. Hal ini menjadi tantangan untuk manajemen Starbucks dalam berinovasi agar dapat menjaga loyalitas customer.
- Persainan ketat di era new normal
New normal membuat persaingan pasar menjadi semakin ketat dimana banyak bermunculan kedai-kedai kopi lokal dengan variasi signature menu yang memiliki rasa keunikannya masing-masing, sehingga mengharuskan Starbucks untuk berinovasi dalam membuat produk yang mampu mendukung kebijakan di Era New Normal.
Bagaimana Strategi Starbucks Indonesia Menjawab Tantangan di Era New Normal?
Demi bertahan di Era New Normal saat ini, penting untuk Starbucks melakukan strategi inovasi dengan mengkombinasikan kebijakan pemerintah yang menggalakan gerakan protokol kesehatan 3M yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan menggunakan sabun.
Setiap karyawan di Starbucks wajib melakukan pengecekan suhu setiap akan memulai shift, cuci tangan secara rutin setiap jam dan melakukan sanitasi menyeluruh sesering mungkin. Selain itu, adapun strategi yang diterapkan Starbucks agar dapat bertahan adalah sebagai berikut:
- Program C.A.F.E
Starbucks berkomitmen pada program yang di inisiasi untuk menerapkan sumber etik dan berkelanjutan. Program tersebut yaitu Coffee and Farmer Equity (C.A.F.E) Practic, dimana pendekatannya yaitu selalu menghasilkan rasa kopi yang berkualitas dengan memberikan harga yang pantas atau adil untuk kopi berkualitas tinggi yang dihasilkan oleh petani, dan juga melakukan tanggung jawab sosial kepada petani serta memperhatikan lingkungan.
- Citra merek yang dibangun
Segmentasi yang dibuat oleh Starbucks adalah kedai kopi dengan kualitas terbaik dan berkelas internasional karena citra merek yang telah berhasil dibangun oleh Starbucks. Gerai Starbucks telah dikenal sebagai ‘tempat ketiga’ setelah rumah dan tempat kerja, sehingga memunculkan experience bagi pelanggan dengan penerapan service commitment yang dimilikinya.
- Peduli lingkungan
Starbucks sangat memperhatikan keadaan lingkungan yang menjadi concern dunia saat ini, dimana Starbucks selalu mengadakan promo-promo untuk pelanggan dengan pembelian minuman menggunakan tumbler. Hal tersebut dilakukan sebagai campaign dalam pengurangan sampah plastik.
- Pemanfaatan teknologi
Penggunaan teknologi dengan memperluas kerjasama dengan pihak-pihak yang mampu mendukung layanan delivery seperti Go-Food dan Grab Food. Dan juga memperluas konsep takeaway seperti akses drive-thru counter di kawasan perkotaan padat dan juga di Rest Area jalan Tol.
- Inovasi Starbucks at Home
Sebagai bentuk respon kebijakan new normal, Starbucks Indonesia memiliki inovasi yaitu “Starbucks at Home” dimana Starbucks meluncurkan produk-produknya dalam kemasan baru menggunakan botol berukuran 1 liter dan juga 250ml dengan berbagai varian rasa mulai dari kopi dan non kopi.
Tentunya, inovasi baru tersebut juga di ikuti dengan adanya promo-promo dan diskon menarik agar pelanggan dapat tetap menikmati produk Starbucks pada saat di rumah saja.
Hal terpenting yang diterapkan Starbucks di Era New Normal ini yaitu penerapan SOP (Standar Operasional Prosesur) yang terkontrol sangat ketat serta pelayanan dan hubungan baik terhadap pelanggan sangatlah di jaga oleh para partner (sebutan karyawan starbucks) sehingga memunculkan loyalty pelanggan terhadap produk.
Citra Dana Roesdiani selaku manager Starbucks Solo Square dalam wawancara mengakatan, “Kami tetap memiliki regular customer dari awal munculnya kasus pandemi Covid-19 hingga sekarang, karena kepedulian kami terhadap pelanggan dengan selalu menerapkan standar yang ketat mulai dari penggunaan masker, face shield, dan juga sarung tangan dalam pembuatan minuman selain itu kami selalu melakukan pengecekan suhu dan juga sanitasi rutin.”
Oleh karena itu, Starbucks mampu bertahan bahkan mampu membuka gerai-gerai barunya dimana ini menjadi sebuah langkah kecil untuk kembali menumbuhkan harapan dan semangat di tengah masyarakat dalam penyesuaian di Era New Normal.
Di kutip dari Kompas.com, Andrea Siahaan, senior general manager, corporate PR and communications, PT Sari Coffee Indonesia menambahkan, “Selama situasi ini terus berkembang, kami memastikan bahwa setiap pelanggan dapat tetap merasakan Starbucks Experience terbaik, meski dengan menerapkan protokol kesehatan di setiap gerai kami.”
Swara Kamu merupakan wadah untuk menyalurkan inspirasi, edukasi, dan kreasi lewat tulisanmu. Kamu bisa menyampaikan pendapat, pemikiran, atau informasi menarik seputar finansial dan karier. Setiap artikel Swara Kamu menjadi tanggung jawab penulis karena merupakan opini pribadi penulis. Tim Swara tidak dapat menjamin validitas dan akurasi informasi yang ditulis oleh masing-masing penulis.
Ingin ikut berbagi inspirasi? Langsung daftarkan dirimu sebagai penulis Swara Kamu di sini!