Pandemi Covid-19 telah berdampak sangat besar terhadap perekonomian negara khususnya Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa Pandemi Covid-19 berdampak luas dalam proses produksi, distribusi, dan kegiatan operasional lainnya yang pada akhirnya mengganggu kinerja perekonomian.
Kementerian Perindustrian terus memacu keberlangsungan usaha sektor industri pengolahan kopi di dalam negeri yang cukup mengalami tekanan terhadap dampak pandemi Covid-19. Salah satu upayanya adalah memfasilitasi perluasan pasar ekspor karena kopi olahan Indonesia telah diakui keunggulannya oleh banyak konsumen mancanegara.
Menperin mengungkapkan, pada periode Januari – Juni 2020 neraca perdagangan produk kopi olahan masih mengalami surplus sebesar USD211,05 juta meskipun di tengah imbas pandemic Covid-19.
“Ini merupakan pencapaian yang cukup menggembirakan pada masa pandemi saat ini,” sebutnya.
Dikutip dari Kementerian Perindustrian, Perkembangan konsumsi kopi di Indonesia tidak lepas dari gelombang transformasi kopi dunia. Perusahaan-perusahaan besar produsen kopi mendorong peningkatan konsumsi kopi hasil industri secara eksponensial dengan produk kopi siap minum.
Selanjutnya, ditandai dengan munculnya kafe-kafe jaringan global dengan penggunaan mesin espresso. Kemudian, bisnis kopi dikenalkan dengan konsep specialty coffee dan kedai kopi global mulai bersaing dengan kedai kopi lokal yang menyajikan kopi khas dari beragam daerah atau disebut single origin coffee dengan berbagai variasi teknik penyeduhan.
Produksi biji kopi Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Ini diungkapkan oleh manajer di salah satu kedai kopi non lokal di Kota Solo, Citra Dana Roesdiani.
“Salah satu kopi yang paling banyak diminati dan menjadi paling banyak terjual disini yaitu kopi yang berasal dari Indonesia tepatnya biji kopi dari Sumatra” katanya pada Kamis, (29/4/2021).
Budaya Konsumsi Kopi Masyarakat Saat Ini
Banyak bermunculan kedai kopi lokal salah satunya di Kota Solo yang sangat berpengaruh pada peningkatan bisnis kopi di tengah Pandemi Covid-19. Hal tersebut tidak terlepas karena kebutuhan akan konsumsi kopi bagi masyarakat saat ini.
Kopi telah menjadi minuman favorit dikalangan tua maupun muda dari berbagai umur dan berdasarkan berbagai penelitian kedai kopi saat ini telah menjadi tempat yang paling nyaman untuk hanya sekedar bertemu dengan teman tetapi juga nyaman untuk bekerja maupun mengerjakan tugas.
Berdasarkan wawancara beberapa masyarakat di Kota Solo, dalam keadaan pandemi ternyata masyarakat masih sering mengunjungi kedai kopi minimal tiga hingga empat kali dalam seminggu bahkan hampir setiap hari.
“Menurut saya mengerjakan tugas dan skripsi sambil meminum kopi di coffee shop membuat saya lebih nyaman dan juga berkonsentrasi dibandingkan mengerjakan di rumah atau di tempat lain” kata Sakti Perkasa salah satu mahasiswa di Kota Solo, Kamis (29/04/2021).
Pola konsumsi kopi saat ini menjadi semakin tren di kalangan masyarakat karena rasa dari kopi itu sendiri yang dapat di explore dengan berbagai macam campuran bahan mulai dari susu, dan juga sirup dengan berbagai rasa sehingga kedai kopi tidak hanya menyediakan kopi hitam yang cenderung pahit saja.
Kedai kopi pun saat ini berlomba-lomba untuk menciptakan signature menu atau menu olahan kopi khas kedai kopi dengan keunikannya masing-masing. Munculnya berbagai macam olahan kopi, secara langsung menjadikan masyarakat saat ini menjadi lebih konsumtif.
Betapa tidak, hanya sekedar mengerjakan tugas kuliah mahasiswa lebih tertarik untuk mengerjakannya di kedai kopi sambil di temani minuman kopi kesukaan. Budaya konsumsi kopi masyarakat saat ini menjadikannya peluang bisnis yang sangat menarik, sehingga akhirnya banyak bermunculan kedai kopi lokal yang bersaing meskipun di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Strategi Bisnis Kopi
Dengan adanya potensi pasar di dalam negeri dan luar negeri yang masih dan terus berkembang, Kementerian Perindustrian mengakatakan bahwa kebijakan pengembangan industri pengolahan kopi dilakukan melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Ini meliputi barista, roaster, penguji cita rasa (cupper), peningkatan nilai tambah biji kopi di dalam negeri, dan peningkatan mutu kopi olahan utamanya kopi sangrai (roasted bean) melalui penguasaan teknologi roasting.
Hal yang bisa kita jadikan contoh dari bisnis kopi untuk bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19 yaitu dengan meningkatkan SOP (Standar Operasional Prosedur) dan pelayanan serta hubungan yang baik terhadap pelanggan sehingga memunculkan loyalty pelanggan terhadap produk.
Kami tetap memiliki customer regular dari awal munculnya kasus pandemi Covid-19 hingga sekarang, karena kepedulian kami terhadap pelanggan dengan selalu menerapkan standar yang ketat mulai dari penggunaan masker, face shield, dan juga sarung tangan dalam pembuatan minuman selain itu kami selalu melakukan pengecekan suhu dan juga sanitasi rutin” jelas Citra.
Sehingga, penerapan yang dilakukan oleh kedai kopi non lokal tersebut dapat terus mempertahankan bisnis kopi meskipun di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Selain itu, adapun strategi pengembangan industri pengolahan kopi nasional, di antaranya melalui peningkatan nilai tambah industri pengolahan kopi dalam negeri, peningkatan mutu produk kopi olahan, perluasan pasar produk kopi olahan di dalam dan luar negeri, peningkatan iklim usaha yang kondusif, serta peningkatan kapasitas SDM-nya.
Oleh: Okindy Dheawara Zemafi, Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Sebelas Maret Sukarta
Swara Kamu merupakan wadah untuk menyalurkan inspirasi, edukasi, dan kreasi lewat tulisanmu. Kamu bisa menyampaikan pendapat, pemikiran, atau informasi menarik seputar finansial dan karier. Setiap artikel Swara Kamu menjadi tanggung jawab penulis karena merupakan opini pribadi penulis. Tim Swara tidak dapat menjamin validitas dan akurasi informasi yang ditulis oleh masing-masing penulis.
Ingin ikut berbagi inspirasi? Langsung daftarkan dirimu sebagai penulis Swara Kamu di sini!